Kini sudah sepenuhnya dimusnahkan, smallpox atau cacar pernah menjadi penyakit infeksi virus yang mewabah dan menyebabkan banyak kematian di dunia. Kenali gejala, penyebab, dan pengobatan untuk penyakit ini dalam pembahasan berikut.
Apa itu smallpox?
Smallpox atau lebih umum disebut cacar adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus variola. Infeksi ini menimbulkan lenting atau lepuhan berisi nanah di seluruh tubuh.
Cacar sempat menjadi penyakit berbahaya yang menelan banyak nyawa selama ratusan tahun.
Tingkat kematian akibat penyakit ini terhitung tinggi, yaitu mencapai 30 persen. Itu artinya, tiga dari 10 orang yang terinfeksi virus variola meninggal dunia.
Perlu diketahui bahwa tidak ada pengobatan khusus untuk cacar. Akan tetapi, berkat kemajuan teknologi medis, penyakit ini tidak lagi mematikan karena telah ditemukan vaksinnya.
Pada tahun 1980, World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit cacar telah berhasil sepenuhnya dimusnahkan karena pengerahan vaksinasi global sejak tahun 1700.
Berdasarkan data terakhir National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), sampai saat ini belum ditemukan lagi kasus penularan penyakit cacar.
Tanda dan gejala penyakit cacar
Gejala penyakit cacar akan muncul 12–14 hari setelah paparan pertama terhadap virus variola. Ini bisa menyerupai gejala flu, seperti kelelahan, demam, dan nyeri pada tubuh.
Kemudian, kondisi pasien akan membaik dan gejala akan hilang dalam 2–3 hari. Namun, pada 1–2 hari berikutnya, gejala umum dari penyakit ini mulai muncul.
Beberapa tanda dan gejala umum dari smallpox adalah sebagai berikut.
- Munculnya ruam kemerahan pada permukaan kulit.
- Ruam berubah menjadi lenting atau lepuhan bernanah dalam waktu 1–2 hari.
- Lenting bermula pada lidah, wajah, dan lengan, kemudian menyebar ke badan bagian depan hingga sekujur tubuh.
- Lenting cacar berubah menjadi kerak dalam 8–9 hari.
- Keropeng atau bagian kering pada luka terbentuk pada lenting dan akan mengelupas, biasanya dalam minggu ketiga sejak pertama kali ruam muncul.
Penyakit cacar bisa meninggalkan bekas luka permanen atau bopeng. Apabila lenting terbentuk di dekat mata, pasien bahkan berpotensi mengalami kebutaan.
Jika Anda memiliki tanda dan gejala yang dicurigai sebagai smallpox, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan medis dapat mengendalikan gejala penyakit ini.
Perbedaan penyakit cacar dan cacar air
Penyebab cacar
Penyebab penyakit cacar atau smallpox adalah infeksi virus variola yang memperbanyak diri di pembuluh darah yang ada di bawah lapisan kulit.
Penularan penyakit ini bisa terjadi saat Anda menghirup udara yang terkontaminasi virus atau melakukan kontak langsung dengan bagian kulit yang terdampak cacar.
Virus variola akan dilepaskan ke udara ketika lenting pecah. Cairan lenting ini berisi virus yang sangat mudah terbawa angin.
Berikut ini adalah beberapa cara penularan penyakit cacar dalam situasi sehari-hari.
- Penularan langsung antarmanusia: perpindahan langsung virus memerlukan kontak tatap muka yang cukup lama.
- Tidak langsung dari orang yang terinfeksi: pada kasus langka, penyakit ini mungkin menular melalui sistem ventilasi gedung sehingga menginfeksi orang di ruangan atau lantai lain.
- Melalui benda yang terkontaminasi: virus variola juga dapat menyebar melalui kontak dengan pakaian dan seprai yang terkontaminasi.
Faktor risiko cacar
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terinfeksi virus variola penyebab cacar adalah sebagai berikut.
- Wanita yang sedang mengandung atau menyusui.
- Orang dengan gangguan kulit, seperti eksim.
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah akibat kondisi medis, seperti leukemia, HIV/AIDS, atau gangguan autoimun.
- Orang yang melakukan perawatan medis, seperti kemoterapi untuk kanker yang dapat melemahkan sistem imun.
Diagnosis smallpox
Jika pasien mengalami cacar, dokter mungkin akan mudah menyadarinya karena penyakit ini memiliki gejala dengan ruam yang khusus.
Ruam dapat muncul dalam bentuk lepuhan atau lenting pada kulit yang berisikan cairan dan berkerak.
Penyakit cacar atau smallpox sering dianggap mirip cacar air, tetapi lepuhannya akan terlihat berbeda dari lepuhan cacar air.
Guna menegakkan diagnosis, dokter bisa melakukan pemeriksaan sampel kulit di bawah mikroskop untuk memastikan jenis virus yang menginfeksi pasien.
Pengobatan penyakit cacar
Beberapa obat antiviral telah disetujui untuk mengobati penyakit smallpox, di antaranya tecovirimat (TPOXX), brincidofovir (TEMBEXA), dan cidofovir (Vistide).
Walaupun belum diuji coba langsung pada orang yang terinfeksi cacar, pengujian pada hewan di laboratorium menunjukkan bahwa obat ini efektif dan aman bagi manusia.
Setelah kemusnahannya, pengobatan smallpox lebih difokuskan pada terapi suportif agar tubuh pasien mampu melawan infeksi virus.
Hal ini dilakukan dengan cara memastikan pasien beristirahat dengan cukup, mendapatkan asupan gizi, serta tidak kekurangan cairan sehingga kekebalannya dapat meningkat.
Apabila pasien mengalami infeksi sekunder akibat bakteri yang menyerang kulit atau paru-paru, dokter dapat memberikan antibiotik.