backup og meta

Kenali Bahaya Infeksi Silang, Bagaimana Bisa Ditularkan?

Kenali Bahaya Infeksi Silang, Bagaimana Bisa Ditularkan?

Sebagian penyakit infeksi menyebar dalam suatu tempat dan tanpa disadari. Infeksi silang (cross infection) adalah peristiwa yang mempercepat penularan kuman penyakit dalam lingkungan atau komunitas tertentu. Menurut WHO, 7 dari 100 pasien di rumah sakit negara berkembang terjangkit cross infection dan berisiko tinggi mengalami komplikasi.

Maka dari itu, penting untuk mencegah terjadinya proses penularan penyakit ini. Namun, bagaimana infeksi silang dapat terjadi?

Apa itu infeksi silang (cross infection)?

covid-19 di rumah sakit, virus corona menyebar tertular penyakit di rumah sakit infeksi nosokomial

Infeksi silang adalah perpindahan kuman penyakit (virus atau bakteri) yang terjadi dari satu orang ke orang lainnya melalui perantara seperti benda, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.

Salah satu jenis infeksi silang yang paling umum adalah infeksi nosokomial yang terjadi di lingkungan rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya di antara petugas kesehatan dan pasien.

Hal ini dikarenakan cross infection lebih berisiko terjadi di tempat berlangsungnya prosedur medis.

Sebagian besar orang yang membawa kuman penyakit tidak menyadari bahwa dirinya menjadi perantara cross infection.

Padahal, infeksi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada pasien yang sedang menjalani rawat inap.

Infeksi silang bahkan menyebabkan 1% kematian pada pasien yang dirawat secara intensif di ICU.

Kasus yang serius umumnya juga dialami oleh pasien yang memilki kondisi sistem imun yang lemah sehingga mudah terinfeksi kuman penyakit lain.

Meski begitu, infeksi silang juga bisa berlangsung di lingkungan di luar rumah sakit. Beberapa tempat yang memungkinkan terjadinya cross infection adalah sebagai berikut.

  • rumah,
  • sekolah,
  • asrama,
  • toko, dan
  • gedung tertutup.

Bagaimana cross infection terjadi?

periksa ke dokter

Infeksi silang bisa disebakan oleh mikroorganisme penyebab infeksi seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Kuman penyakit ini dapat berasal dari tubuh pasien atau petugas kesehatan yang terinfeksi, lingkungan, peralatan medis yang terkontaminasi, ataupun pengunjung.

Oleh karena itu, cross infection bisa berlangsung melalui beberapa cara.

Salah satu penyebab utama terjadinya infeksi silang adalah petugas medis yang kurang higienis, seperti tidak mencuci tangan setelah melepas sarung tangan dan menggantinya dengan yang baru.

Pada cross infection yang terjadi di rumah sakit, kuman penyebab penyakit bisa berpindah melalui berbagai mekanisme lainnya.

  • Prosedur pembedahan yang menyebabkan pisau atau peralatan operasi lain terkontaminasi kuman.
  • Penggunaan peralatan medis yang tidak steril.
  • Pemasangan alat kateter di saluran kemih.
  • Pemasangan selang cairan infus.
  • Menyentuh benda yang terkontaminasi.
  • Menggunakan atau membersihkan seprai pasien yang kotor.

Apa saja jenis-jenis infeksi silang?

Infeksi silang dari infus

Infeksi silang terjadi pada bagian tubuh tertentu dan menyebabkan gangguan atau gejala di bagian yang terdampak.

Saat tubuh terinfeksi, gejala seperti demam, tubuh lemas, dan nyeri otot dan sendi akan muncul.

Terjadinya cross infection juga ditandai dengan tekanan darah yang rendah, berkurangnya frekuensi buang air kecil, dan tingginya jumlah sel darah putih.

Namun, gejala lain juga bisa muncul tergantung dengan jenis infeksinya.

Berdasarkan buku Cross Infection, diketahui terdapat beberapa jenis infeksi silang yang umum terjadi di rumah sakit.

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Jenis infeksi silang paling umum terjadi akibat prosedur kateter urine atau pemasangan selang kateter di saluran kemih.

Saat prosedur dilakukan, bakteri atau jamur di sekitar saluran kemih (uretra) bisa ikut terbawa ke dalam kandung kemih dan menimbulkan infeksi.

Infeksi saluran kemih juga bisa terjadi ketika proses sterilisasi alat tidak lakukan dengan baik oleh petugas kesehatan.

2. Pneumonia

Setelah ISK, nosokomial pneumonia merupakan jenis cross infection kedua yang paling umum ditemukan.

Gejala pneumonia biasanya mulai muncul setelah 2 hari infeksi terjadi.

Infeksi ini terjadi karena bakteri atau mikroorganisme lain yang berada di dalam saluran napas berpindah melalui prosedur medis untuk membantu pernapasan, seperti intubasi maupun ventilator.

3. Infeksi luka operasi

Infeksi silang juga berisiko terjadi selama prosedur operasi. Bagian kulit terbuka yang menjadi area pembedahan (luka operasi) dapat menjadi tempat bakteri masuk ke dalam tubuh.

Bakteri penyebab infeksi luka operasi biasanya menempel pada pisau bedah dan peralatan lainnya.

Selain itu, bekas operasi yang menimbulkan luka terbuka juga dapat menjadi jalan bakteri masuk untuk menginfeksi.

4. Infesksi darah

Cross infection pada pembuluh darah biasanya disebabkan oleh pemasangan selang infus di dalam vena.

Selang infus yang terkontaminasi kuman penyakit bisa membawa kuman masuk secara langsung ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan infeksi darah (sepsis).

Pengendalian infeksi silang

Mengendalikan cross infection

Agar mengurangi risiko penyebaran kuman dari cross infection, ada beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan.

Umumnya, di lingkungan rumah sakit diterapkan prosedur pengendalian infeksi silang seperti “teknik aseptik” untuk melakukan sterilisasi peralatan medis.

Jika Anda merupakan pasien yang berisiko terkena infeksi atau mengalami komplikasi, Anda bisa melakukan tindakan preventif untuk infeksi berikut ini baik saat berada di rumah maupun di rumah sakit.

  • Menghidari kontak dekat dengan orang lain seperti berjabat tangan atau berpelukan.
  • Menjaga jarak sejauh 2 meter dengan orang yang sehat dan pasien lain.
  • Tidak menggunakan peralatan makan, sikat gigi, alat bantu pernapasan, dan alat lain yang memungkinkan terjadinya kontak dengan lendir terkontaminasi secara bergantian dengan orang lain.
  • Menghindari aktivitas di ruangan tertutup dengan sistem ventilasi buruk bersama dengan orang lain dalam waktu lama.

Infeksi silang bisa mengakibatkan penularan penyakit infeksi di antara pasien atau orang yang sakit. Seperti yang telah disebutkan juga, rumah sakit menjadi tempat paling umum terjadinya cross-infection ini.

Itulah mengapa penting untuk mengetahui bagaimana infeksi silang ini berlangsung dan cara pengendalian yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hertzberg, V. S., Wang, Y. A., Elon, L. K., & Lowery-North, D. W. (2018). The Risk of Cross Infection in the Emergency Department: A Simulation Study. Infection control and hospital epidemiology39(6), 688–693. https://doi.org/10.1017/ice.2018.61

CDC. (2021). HAI Data |Retrieved 4 January 2021, from https://www.cdc.gov/hai/data/index.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fhai%2Fsurveillance%2Findex.html

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Ini Bahayanya Jika Makan Makanan Pasien Rumah Sakit Saat Menjenguk

6 Penyakit Menular Berbahaya Paling Umum di Indonesia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan