Selama ini, lalat identik sebagai serangga pembawa bakteri penyebab gangguan pencernaan. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa jenis lalat, seperti botfly, bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih beragam? Simak ciri-ciri lalat botfly dan cara mengatasi gigitannya dalam uraian berikut.
Apa itu lalat botfly?
Lalat botfly atau lalat liang adalah jenis lalat yang berasal dari famili Oestridae. Sebagian besar lalat yang menghasilkan larva parasit pada mamalia berasal dari famili ini.
Famili Oestridae sebenarnya masih terbagi dalam beberapa spesies, tetapi Dermatobia hominis adalah spesies yang paling sering menginfeksi manusia dan mamalia.
Cara botfly menginfeksi manusia pun cukup unik karena lalat ini sebenarnya tidak bisa menggigit makhluk hidup secara langsung seperti lalat Tse Tse.
Sebagai gantinya, botfly betina akan menggunakan serangga penggigit, seperti nyamuk, kutu, atau jenis lalat lainnya, sebagai vektor atau perantara.
Lalat liang akan hinggap pada tubuh vektor dan melekatkan 10–50 telur dalam sekali hinggap. Serangga vektor kemudian menempel pada kulit manusia.
Menurut Army Public Health Center, panas dari kulit manusia akan memicu telur-telur ini untuk menetas menjadi larva dalam waktu kurang dari lima menit.
Larva botfly inilah yang kemudian masuk ke dalam kulit Anda melalui bekas luka gigitan atau bahkan folikel rambut.
Berbeda dengan lalat hijau yang hampir bisa berkembangbiak di mana saja, botfly paling sering terlihat di daerah yang hangat dan lembap, terutama negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Lalat botfly mungkin terdeteksi di daerah beriklim sedang karena ada pelancong dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan.
Ciri-ciri dan siklus hidup lalat botfly
Lalat liang dewasa memiliki ukuran cukup besar, yaitu sekitar 1,3 cm. Bagian tengah atau toraks botfly berwarna biru keabu-abuan dengan perut biru metalik dan kaki kuning oranye.
Beberapa spesies botfly memiliki tubuh yang tertutup oleh bulu halus sehingga membuatnya terlihat seperti lebah.
Meski larvanya berkembang di dalam tubuh manusia, lalat botfly ternyata tetap menyempurnakan tahap pertumbuhan pada permukaan tanah.
Untuk memahaminya, simak siklus hidup lalat botfly berikut ini.
- Betina botfly bertelur, lalu melekatkan telurnya pada tubuh serangga lain, seperti nyamuk, kutu, atau jenis lalat lainnya.
- Telur akan menetas menjadi larva ketika merasakan panas dari calon tubuh inang, seperti manusia atau hewan mamalia. Proses ini terjadi dalam hitungan menit.
- Larva masuk ke dalam kulit inang melalui bekas gigitan serangga, folikel rambut, atau lubang kecil lainnya yang ada di kulit.
- Larva akan tinggal di bawah kulit inang selama 6–10 minggu. Mereka memperoleh makanan dari jaringan tubuh di sekitarnya, tetapi tidak akan merusak jaringan yang lebih dalam.
- Selama berada di bawah kulit, larva botfly bisa menyebabkan peradangan sehingga menimbulkan warble atau benjolan yang mungkin terasa gatal atau nyeri.
- Setelah cukup besar, larva akan keluar dari kulit lalu menjatuhkan diri ke tanah. Di sinilah larva akan berkembang menjadi kepompong.
- Setelah 4–10 minggu, kepompong akan bertransformasi menjadi lalat liang dewasa.
Lalat botfly dewasa hanya hidup selama beberapa hari sehingga tidak membutuhkan makanan.
Siklus hidup botfly jantan akan berakhir setelah kawin. Sementara itu, lalat liang betina akan mati setelah meninggalkan telurnya di tubuh vektor.
Ciri-ciri terkena lalat botfly dan bahayanya
Perkembangbiakan larva botfly di bawah kulit akan menyebabkan peradangan sehingga kulit Anda mungkin membengkak dan terasa nyeri.
Beberapa orang juga merasakan gerakan dari bawah permukaan kulit yang diduga berasal dari larva tersebut.
Ciri-ciri terkena lalat botfly yang paling umum adalah timbulnya warble. Warble tampak seperti benjolan kemerahan dengan warna hitam pada bagian tengahnya.
Luka tersebut biasanya akan terus mengeluarkan cairan hasil peradangan karena larva botfly perlu menjaganya tetap terbuka.
Lubang kecil ini merupakan jalan masuk larva ke dalam kulit sekaligus jalur untuk mendapatkan udara untuk mendukung perkembangbiakannya.
Peradangan itulah yang kemudian menyebabkan infeksi miasis, yaitu pertumbuhan belatung (larva lalat) di dalam jaringan tubuh makhluk hidup.
Sebagian besar kasus miasis memang tidak berbahaya karena larva bisa keluar dengan sendirinya setelah dewasa.
Namun, luka terbuka pada warble yang tidak segera diobati dapat meningkatkan risiko infeksi lain di sekitar area yang terdampak miasis.
Cara mengatasi infeksi lalat botfly
Meski larva di bawah kulit mungkin tidak berbahaya, keberadaannya sering kali cukup mengganggu karena menimbulkan nyeri intens dan sensasi yang kurang menyenangkan.
Walau begitu, hindari untuk mengeluarkan larva dengan memencet atau menariknya dengan pinset.
Cara ini justru bisa menghancurkan tubuh larva sehingga membuatnya semakin sulit dibersihkan dari dalam tubuh. Kondisi ini juga akan meningkatkan risiko infeksi.
Oleh karena itu, coba ikuti langkah-langkah berikut untuk mengatasi miasis dan mencegah infeksi berlanjut.
- Jaga kebersihan area yang terluka. Bersihkan luka miasis dengan air mengalir dan sabun. Segeralah pergi ke dokter jika nyeri cukup intens.
- Sebagai upaya mengeluarkan larva, dokter mungkin mengoleskan petroleum jelly pada kulit yang terluka. Cara ini akan menutup lubang udara sehingga larva terpancing keluar dari kulit.
- Setelah larva terlihat di permukaan kulit, dokter bisa menggunakan forcep untuk mengeluarkannya. Cara ini tidak boleh dilakukan sendiri karena tubuh larva yang tertinggal justru bisa menimbulkan infeksi lebih parah.
- Dokter mungkin juga meresepkan obat pereda nyeri serta antiparasit, seperti ivermectin, albendazole, atau clindamycin, untuk melemahkan larva.
Jika berbagai cara di atas tidak kunjung membuat miasis Anda membaik, dokter mungkin menyarankan pembedahan kecil. Pembedahan ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis.
Setelah pembedahan, dokter mungkin menutup bekas luka dengan perban yang sudah diolesi antiseptik serta antibiotik. Pembedahan juga dibutuhkan jika ada larva yang sudah mati tertinggal di dalam kulit.
Kesimpulan
- Lalat botfly adalah lalat yang larvanya bisa menyebabkan infeksi di bawah permukaan kulit atau miasis. Lalat ini akan menginfeksi dengan bantuan vektor.
- Jenis lalat ini berukuran cukup besar, sekitar 1,3 cm. Beberapa spesies lalat liang memiliki bulu halus yang menyelimuti tubuhnya sehingga membuatnya terlihat seperti lebah.
- Gigitan vektor yang menyebarkan larva botfly mungkin menimbulkan luka kecil. Jika dibiarkan terus terbuka, luka ini mungkin memicu infeksi berkelanjutan.
- Sebagian besar miasis bisa sembuh dengan sendirinya karena larva akan keluar dari tubuh. Sementara pada kasus yang cukup serius, dokter mungkin perlu melakukan pembedahan untuk mengeluarkannya.