backup og meta

Kriptosporidiosis

Kriptosporidiosis

Diare bisa menjadi pertanda dari berbagai jenis penyakit. Salah satu jenis penyakit yang identik dengan diare adalah kriptosporidiosis.

Meski jarang terdengar, penyebab penyakit infeksi ini ternyata cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari. Apa itu kriptosporidiosis dan bagaimana cara mencegahnya? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.

Apa yang dimaksud dengan kriptosporidiosis?

Kriptosporidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Cryptosporidium di dalam usus. Penyakit infeksi ini umumnya menimbulkan gangguan pencernaan, terutama diare.

Parasit Cryptosporidium biasanya berkembangbiak di dalam tinja manusia atau hewan. Anda bisa tertular infeksi ini melalui makanan atau minuman yang mungkin sudah terinfeksi tinja tersebut.

Tak hanya itu, parasit Cryptosporidium bisa menyebar melalui benda atau permukaan yang terkontaminasi.

Gejala kriptosporidiosis

Tanda-tanda kriptosporidiosis biasanya mulai muncul selang 2–10 hari setelah terinfeksi. Mengutip dari Cleveland Clinic, berikut adalah berbagai gejala kriptosporidiosis.

  • Diare berair.
  • Nyeri atau kram perut.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Demam.

Berbagai gejala di atas biasanya berangsur membaik setelah  1–2 minggu. Gejala infeksi parasit mungkin bertahan lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Sejumlah kasus kriptosporidiosis juga sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi parasit penyebabnya tetap masih ada di dalam tinja Anda selama kurang-lebih dua bulan.

Artinya, Anda tetap bisa menularkan parasit Cryptosporidium ke orang lain dalam kurun waktu tersebut.

Penyebab kriptosporidiosis

cara mencegah dehidrasi saat diare

Kriptosporidiosis disebabkan oleh parasit Cryptosporidium yang masuk ke dalam sistem pencernaan dan menginfeksi usus halus.

Di dalam usus, Cryptosporidium akan melubangi dinding usus, berkembang biak, dan keluar bersama tinja.

Parasit ini memiliki dinding luar yang membuatnya kebal terhadap sebagian disinfektan, termasuk klorin yang kerap menjadi bahan pembersih kolam renang. Inilah salah satu alasan mengapa kriptosporidiosis mudah menular.

Berikut adalah berbagai cara yang bisa membuat Anda terinfeksi parasit Cryptosporidium. 

  • Menelan air yang terkontaminasi, termasuk air dari kolam renang, danau, atau saluran air yang tidak bersih.
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, khususnya makanan mentah.
  • Melakukan hubungan seksual atau tinggal dengan seseorang yang terinfeksi. Meski bukan infeksi menular seksual, Anda bisa tertular saat menyentuh anus atau area lain di sekitarnya. 
  • Menyentuh mulut atau makan dengan tangan yang terinfeksi, misalnya tidak cuci tangan setelah dari toilet.
  • Menyentuh barang atau permukaan yang terkontaminasi, misalnya permukaan toilet atau popok.

Dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk menunggu selama dua minggu setelah parasit hilang sebelum berhubungan intim.

Faktor risiko cryptosporidiosis

Kriptosporidiosis memang bisa menginfeksi siapa saja, tetapi risikonya bisa meningkat jika Anda memiliki kondisi berikut.

  • Sistem kekebalan tubuh rendah, seperti pada pasien HIV/AIDS atau kanker.
  • Minum obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya obat setelah transplantasi organ.
  • Merawat seseorang dengan kriptosporidiosis.
  • Tinggal di tempat dengan kualitas air atau sanitasi yang buruk.
  • Sering berinteraksi dengan hewan, baik di peternakan maupun peliharaan.
  • Sering berenang di kolam renang umum.

Diagnosis cryptosporidiosis

Diagnosis untuk penyakit infeksi ini dilakukan melalui pemeriksaan sampel feses atau tinja.

Karena jumlah parasit bisa berubah-ubah setiap harinya, Anda mungkin diminta untuk memberikan sampel tinja selama beberapa hari (umumnya tiga hari).

Selain itu, dokter akan bertanya tentang gejala dan aktivitas yang Anda lakukan selama satu minggu terakhir serta melakukan pemeriksaan fisik.

Pengobatan kriptosporidiosis

antibiotik untuk diare

Bagi seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, kriptosporidiosis biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Satu hal yang penting dilakukan saat Anda mengalami gejala infeksi adalah mencukupi kebutuhan cairan tubuh supaya diare tidak menyebabkan dehidrasi.

Bila dibutuhkan, dokter mungkin memberikan beberapa obat berikut.

  • Antiprotozoa, seperti nitazoxanide untuk meringankan gejala. Obat ini biasanya hanya diberikan jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
  • Antidiare, seperti diphenoxylate-atropine untuk membantu menghentikan diare.
  • Antibiotik, seperti makrolida untuk membunuh parasit di usus.
  • Terapi antiretroviral khusus untuk pasien HIV/AIDS agar tubuhnya mampu melawan infeksi.

Demi mendukung pengobatan, dokter biasanya juga menyarankan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut.

  • Minum air putih lebih banyak dari biasanya atau oralit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.
  • Mengonsumsi makanan bertekstur lembut dan mengandung banyak air.
  • Mengonsumsi suplemen zinc untuk mempercepat penyembuhan diare.
  • Menghindari susu dan produk olahannya yang tinggi laktosa karena dikhawatirkan bisa memperburuk diare.

Meski sudah diobati, parasit Cryptosporidium sering kali tidak bisa hilang sepenuhnya dari dalam tubuh Anda. Artinya, gejalanya mungkin muncul kembali saat kekebalan tubuh memburuk.

Pencegahan kriptosporidiosis

Cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi Cryptosporidium adalah menjaga kebersihan diri dan melakukan berbagai cara berikut.

  • Selalu cuci tangan dengan air dan sabun setiap sebelum serta setelah makan, mengganti popok, menggunakan toilet, dan menyentuh hewan.
  • Mencuci bahan makanan dengan benar dan mengolahnya sampai matang.
  • Memasak air minum sampai matang.
  • Menghindari susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Berupaya untuk tidak menelan air saat berendam di kolam, sungai, atau tempat pemandian umum.
  • Membersihkan kotak kotoran dan tempat makan hewan peliharaan secara rutin.

Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention, seseorang yang pernah terinfeksi Cryptosporidium bisa memiliki antibodi untuk melawan parasit ini.

Jadi, apabila Anda kembali terinfeksi parasit yang sama, Anda kemungkinan mengalami gejala yang lebih ringan dibandingkan sebelumnya.

Kesimpulan

  • Kriptosporidiosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium. Infeksi ini terjadi di dalam usus sehingga menyebabkan gangguan pencernaan, khususnya diare.
  • Gejalanya yang berupa diare biasanya muncul selang 2–10 hari setelah terinfeksi. Umumnya juga disertai kram perut, mual, dan penurunan nafsu makan.
  • Bisa menular melalui makanan, air, benda, atau permukaan yang terinfeksi. Sering kali tidak membutuhkan pengobatan khusus. Akan tetapi, dokter mungkin meresepkan nitazoxanide, diphenoxylate-atropine, atau makrolida.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Symptoms of crypto. (2024, June 5). Cryptosporidium (“Crypto”). Retrieved 23 October 2024, from https://www.cdc.gov/cryptosporidium/signs-symptoms/index.html

Cryptosporidiosis. (2019, November 19). Johns Hopkins Medicine, based in Baltimore, Maryland. Retrieved 23 October 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cryptosporidiosis

Cryptosporidiosis fact sheet. (2024, February 13). NSW Health. Retrieved 23 October 2024, from https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/factsheets/Pages/cryptosporidiosis.aspx

Cryptosporidiosis (Crypto): Symptoms, treatment & prevention. (2018, October 31). Cleveland Clinic. Retrieved 23 October 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21023-cryptosporidiosis

Versi Terbaru

11/11/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

7 Gejala Diare yang Umum Dialami dan Tanda Komplikasinya

Haruskah ke Dokter jika Diare Selama Berhari-hari?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan