Infeksi bakteri yang ringan biasanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Akan tetapi, infeksi bakteri terkadang dapat menimbulkan komplikasi langka yang disebut toxic shock syndrome (TTS).
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Simak gejala, penyebab, hingga penanganannya berikut ini.
Apa itu toxic shock syndrome?
Toxic shock syndrome (TTS) adalah suatu komplikasi serius akibat infeksi bakteri tertentu yang menyebabkan gejala seperti demam tinggi, tekanan darah rendah, dan kerusakan organ.
Jenis bakteri yang dapat menyebabkan TSS antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, atau Clostridium sordelli.
Berbagai jenis bakteri tersebut sebenarnya sudah ada di dalam tubuh manusia secara alami dan tidak menimbulkan bahaya.
Namun, apabila bakteri-bakteri tersebut memasuki aliran darah dan memproduksi racun, racun tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan yang fatal.
Tanda dan gejala toxic shock syndrome
Gejala toxic shock syndrome sering kali muncul secara tiba-tiba dan berkembang menjadi semakin parah.
Secara umum, berikut adalah gejala TSS. Akan tetapi, setiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda sesuai jenis bakteri penyebab infeksi.
- Demam, nyeri tubuh, menggigil, dan gejala lain yang menyerupai flu.
- Diare encer.
- Pusing, sakit kepala, atau pingsan.
- Mual atau muntah.
- Tekanan darah rendah.
- Kemerahan pada mata atau konjungtivitis.
- Ruam atau muncul bintik kemerahan pada kulit.
- Pengelupasan pada kulit telapak kaki atau tangan.
Pada kondisi yang cukup parah, TSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi ginjal, hati, atau jantung lantaran tekanan darah yang terlalu rendah.
Penyebab toxic shock syndrome
Setiap orang sebenarnya berisiko terkena TSS. Namun, laman Mayo Clinic menyebutkan bahwa sebagian besar jenis infeksi langka ini disebabkan oleh penggunaan tampon oleh wanita yang sedang menstruasi.
Belum diketahui secara pasti bagaimana kaitan tampon dengan TSS. Namun, tampon yang penuh darah merupakan tempat ideal bagi perkembangan bakteri S. aureus.
Penggunaan sebuah tampon dalam jangka waktu yang panjang membuat bakteri memiliki waktu untuk masuk ke rahim melalui serviks.
Selain itu, penggunaan tampon juga sering kali melukai dinding vagina. Luka ini bisa menjadi jalan masuk bakteri ke pembuluh darah.
Di samping itu, berikut adalah berbagai kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya toxic shock syndrome.
- Luka terbuka, seperti bekas sayatan operasi atau luka bakar.
- Penggunaan alat kontrasepsi diafragma.
- Baru saja menjalani operasi.
- Terpapar infeksi virus, seperti flu atau cacar air.
- Baru saja melahirkan, keguguran, atau operasi.
- Terpapar infeksi bakteri dengan jenis serupa.
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan urine dan darah untuk menegakkan diagnosis TSS.
Penanganan toxic shock syndrome
Segeralah pergi ke rumah sakit apabila Anda atau orang di sekitar mengalami gejala TSS. Pengobatan terbaik adalah pengobatan yang dilakukan sedini mungkin.
Dokter akan memberikan antibiotik untuk menghentikan perkembangan bakteri dalam tubuh pasien TSS.
Selain itu, dokter juga harus mengobati penyebab infeksi. Ini artinya, jika TSS disebabkan oleh tampon, dokter perlu segera mengeluarkannya dari dalam vagina pasien.
Di samping itu, berikut adalah perawatan lain yang mungkin diterima oleh pasien TSS. Setiap pasien bisa menerima perawatan yang berbeda sesuai tingkat keparahan infeksi.
- Cairan infus untuk mengobati syok dan mencegah kerusakan ogan.
- Pemberian obat untuk mengontrol tekanan darah yang turun.
- Cuci darah atau hemodialisis apabila infeksi sudah menyebabkan gagal ginjal.
- Suntik antibodi untuk melawan infeksi.
Pada kasus tertentu, dokter mungkin perlu melakukan prosedur bedah debridement untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati.
Pencegahan toxic shock syndrome
Cara terbaik untuk mencegah TSS adalah dengan menjaga kebersihan diri dan menghindari berbagai pemicunya.
Bagi wanita, pertimbangkanlah untuk menggunakan pembalut atau menstrual cup alih-alih tampon. Selain itu, lakukan pula berbagai hal berikut.
- Ganti pembalut 4–6 jam sekali atau ketika pembalut sudah terasa tidak nyaman untuk digunakan.
- Pilih merk pembalut atau menstrual cup yang tidak menyebabkan iritasi.
- Selalu cuci tangan sebelum memakai pembalut, menstrual cup, atau alat kontrasepsi diafragma.
Selain itu, pastikan untuk menjaga kebersihan luka di area mana pun pada tubuh Anda. Temui dokter jika Anda memiliki luka yang membengkak atau menimbulkan sensasi panas yang tidak biasa.
Kesimpulan
- Toxic shock syndrome adalah infeksi langka yang disebabkan oleh bakteri S. aureus, S. pyogenes, atau C. sordelli yang masuk ke dalam aliran darah.
- Gejala TSS sama seperti ciri infeksi bakteri lainnya. Namun, pada kondisi tertentu TSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ vital karena tekanan darah terlalu rendah.
- Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada wanita yang menggunakan tampon untuk menampung darah menstruasi.
- Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi. Sebagai langkah awal, dokter akan memberikan antibiotik.