backup og meta

Infeksi Bakteri Pseudomonas

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPencegahan

Terdapat banyak jenis bakteri yang hidup di sekitar lingkungan tempat tinggal Anda. Salah satu yang umum ditemui adalah bakteri Pseudomonas. Dalam beberapa kasus, bakteri ini mampu menginfeksi tubuh manusia. Supaya Anda lebih waspada, simak penjelasan berikut ini.

Infeksi Bakteri Pseudomonas

Apa itu infeksi bakteri Pseudomonas?

Infeksi bakteri Pseudomonas adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dari genus Pseudomonas.

Dari sekian banyak jenis bakteri Pseudomonas, yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia adalah Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa). 

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang dapat menimbulkan infeksi ringan hingga berat, terutama pada orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.

Meski sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya, infeksi yang parah memerlukan pengobatan antibiotik.

Penanganan infeksi bakteri yang tepat sangat penting. Ini karena bakteri P. aeruginosa dikenal resisten terhadap banyak jenis obat antibiotik.

Tanda dan gejala infeksi P. aeruginosa

infeksi bakteri

Infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa bisa menyerang berbagai bagian tubuh. Maka dari itu, kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda sesuai lokasi infeksi.

Beberapa bagian tubuh serta penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah sebagai berikut.

1. Darah

P. aeruginosa bisa masuk dan hidup di dalam aliran darah. Infeksi bakteri di dalam darah atau bakteremia merupakan kasus paling parah dari infeksi bakteri Pseudomonas.

Beberapa tanda dan gejala umum dari bakteremia adalah:

  • demam,
  • tubuh menggigil,
  • kelelahan, 
  • nyeri tulang dan persendian, serta
  • tekanan darah rendah (hipotensi).

2. Paru-paru

Bakteri Pseudomonas yang masuk ke dalam saluran pernapasan dapat menimbulkan infeksi paru-paru atau pneumonia. Kondisi ini umumnya ditandai dengan:

  • tubuh menggigil,
  • demam,
  • batuk kering atau berdahak, serta
  • kesulitan bernapas.

3. Kulit

Luka terbuka, misalnya luka bakar atau luka operasi, bisa menjadi tempat masuknya bakteri P. aeruginosa. Hal ini sering memicu infeksi pada kulit dan jaringan lunak di sekitarnya.

Beberapa gejala infeksi kulit dan jaringan lunak akibat bakteri Pseudomonas antara lain:

  • kemerahan pada area luka,
  • keluarnya cairan nanah dari dalam luka,
  • nyeri di sekitar luka,
  • bengkak, serta
  • luka yang susah sembuh.

4. Telinga

Infeksi bakteri Pseudomonas juga mampu menyerang saluran telinga luar. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai otitis eksterna atau swimmer’s ear.

Ketika mengalami kondisi ini, Anda bisa merasakan tanda dan gejala berupa:

  • rasa gatal di dalam telinga,
  • telinga bengkak dan terasa nyeri,
  • keluar cairan berbau tidak sedap dari telinga, serta
  • gangguan pendengaran sementara.

5. Mata

Infeksi mata akibat bakteri P. aeruginosa lebih mungkin terjadi pada orang yang mengenakan lensa kontak. Beberapa gejala yang bisa terjadi adalah:

  • mata merah,
  • nyeri pada mata,
  • sensasi seperti ada benda asing di mata,
  • penglihatan kabur, serta
  • keluarnya cairan tidak normal dari mata.

Penyebab infeksi bakteri Pseudomonas

bakteri adalah

Banyak jenis bakteri dari genus Pseudomonas yang bisa menimbulkan infeksi. Meski demikian, bakteri yang paling umum memicu infeksi pada manusia adalah Pseudomonas aeruginosa.

P. aeruginosa umumnya ditemukan di tanah, air, dan tanaman. Namun, bakteri ini juga hidup di area yang lembap dan basah, contohnya bak mandi atau wastafel.

Infeksi Pseudomonas umumnya terjadi saat bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, rongga mulut, mata, dan saluran pernapasan.

Selain itu, infeksi juga mungkin menyebar melalui penggunaan alat invasif yang tidak steril atau terkontaminasi bakteri, seperti infus, kateter, dan ventilator.

Faktor risiko infeksi Pseudomonas aeruginosa

Infeksi bakteri Pseudomonas bisa dianggap sebagai infeksi oportunistik. Itu artinya, infeksi lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Orang yang lebih berisiko terkena infeksi P. aeruginosa adalah yang memiliki kondisi sebagai berikut.

  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, seperti pasien kanker atau pengidap HIV/AIDS.
  • Menjalani operasi besar atau prosedur invasif lainnya.
  • Melakukan opname atau rawat inap di rumah sakit.
  • Menggunakan alat medis dalam jangka panjang, seperti infus, kateter, atau ventilator.
  • Mempunyai luka terbuka, seperti luka bakar atau luka bekas operasi.
  • Mengidap penyakit kronis, seperti diabetes dan fibrosis kistik.
  • Menjalani pengobatan dengan antibiotik dalam jangka panjang.

Diagnosis infeksi bakteri Pseudomonas

Untuk mendiagnosis infeksi P. aeruginosa, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar riwayat aktivitas yang berisiko menyebabkan penularan, seperti berenang atau berendam di bathtub.

Dokter mungkin juga akan bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan Anda sembari melakukan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang terinfeksi.

Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan sejumlah tes medis tambahan seperti berikut ini.

  • Kultur darah dan cairan tubuh: mengambil sampel darah, urine, dahak, atau cairan luka untuk mengidentifikasi bakteri.
  • Tes pencitraan: prosedur rontgen, USG, atau CT scan dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi pada organ dalam, seperti paru-paru.
  • Uji sensitivitas antibiotik: mengetahui antibiotik mana yang efektif untuk membunuh bakteri karena P. aeruginosa diketahui resisten terhadap beberapa antibiotik.

Pengobatan infeksi P. aeruginosa

resistensi antibiotik

Infeksi Pseudomonas yang tingan atau tidak bergejala umumnya bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.

Namun, infeksi bakteri serius perlu ditangani untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

Pengobatan infeksi P. aeruginosa melibatkan penggunaan antibiotik. Dokter dapat meresepkan satu atau beberapa kombinasi obat antibiotik seperti:

  • aztreonam,
  • carbapenem,
  • ceftazidime, 
  • ciprofloxacin, 
  • gentamicin,
  • ticarcillin, serta
  • ureidopenicillin.

Tergantung lokasi infeksinya, Anda akan memperoleh antibiotik oral (obat minum), topikal (krim atau salep untuk kulit), tetes mata, atau intravena (dimasukkan melalui pembuluh darah).

Anda mungkin harus menggunakan antibiotik selama beberapa minggu atau bulan, bergantung pada tingkat keparahan infeksi bakteri yang dialami.

Beberapa bakteri P. aeruginosa telah menjadi lebih tahan terhadap sebagian antibiotik. Dilansir dari situs Centers for Disease Control and Prevention, jenis bakteri ini disebut multidrug-resistant (MDR) P. aeruginosa.

Pada 2017, MDR P. aeruginosa menimbulkan lebih dari 32.600 infeksi pada pasien rawat inap dan 2.700 kematian di Amerika Serikat.

Resistensi antibiotik membuat infeksi bakteri Pseudomonas lebih sulit ditangani. Mungkin Anda pun harus menyesuaikan antibiotik dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.

Pencegahan infeksi bakteri Pseudomonas

Untuk mencegah infeksi P. aeruginosa, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan.

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih atau hand sanitizer secara teratur.
  • Membersihkan sayuran dan buah-buahan secara menyeluruh sebelum mengolahnya.
  • Mengonsumsi air minum yang bersih, seperti air matang atau air mineral.
  • Menjaga kebersihan luka dan mengganti perban secara berkala.
  • Menjaga kebersihan benda atau permukaan yang sering disentuh dengan disinfektan.
  • Menghindari berenang di kolam renang atau berendam di bathtub yang tidak bersih.
  • Membersihkan dan merawat lensa kontak dengan benar.
  • Memastikan peralatan medis disterilkan dengan baik.
  • Menghindari penggunaan antibiotik secara sembarangan.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Infeksi bakteri Pseudomonas adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari genus Pseudomonas, umumnya Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa).
  • Jenis bakteri ini bisa menyerang beberapa bagian tubuh, seperti darah, paru-paru, kulit, telinga, dan mata.
  • Karena P. aeruginosa kerap resisten terhadap beberapa jenis antibiotik, pasien ini harus menyesuaikan antibiotik dan memerlukan pemulihan yang lebih lama.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is a pseudomonas aeruginosa infection? (2023). Cleveland Clinic. Retrieved June 16, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25164-pseudomonas-infection

About pseudomonas aeruginosa. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved June 16, 2025, from https://www.cdc.gov/pseudomonas-aeruginosa/about/index.html

Pseudomonas infection. (2022). nidirect. Retrieved June 16, 2025, from https://www.nidirect.gov.uk/conditions/pseudomonas-infection

Pseudomonas infection. (2022). Asthma + Lung UK. Retrieved June 16, 2025, from https://www.asthmaandlung.org.uk/conditions/pseudomonas-infection

Wilson, M.G., & Pandey, S. (2023). Pseudomonas aeruginosa. StatPearls Publishing. Retrieved June 16, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557831/

Qin, S., Xiao, W., Zhou, C., Pu, Q., Deng, X., Lan, L., Liang, H., Song, X., & Wu, M. (2022). Pseudomonas aeruginosa: pathogenesis, virulence factors, antibiotic resistance, interaction with host, technology advances and emerging therapeutics. Signal transduction and targeted therapy, 7(1), 199. https://doi.org/10.1038/s41392-022-01056-1

Versi Terbaru

21/06/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Terlihat Serupa, Apa Perbedaan Pneumonia yang Disebabkan Bakteri dan Virus?

Ciri Air Terkontaminasi Bakteri Coliform dan Bahayanya


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 21/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan