Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi persoalan di Indonesia. Apabila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, infeksi yang menular dari nyamuk Aedes aegypti ini bisa menimbulkan masalah yang fatal. Lantas, apa saja komplikasi demam berdarah yang perlu diwaspadai?
Komplikasi DBD yang perlu diwaspadai
Demam berdarah (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah dua kondisi yang berbeda.
Demam berdarah dan DBD sama-sama disebabkan oleh virus dengue. Nah, perbedaan antara dua penyakit ini adalah tingkat keparahannya.
Demam berdarah biasa umumnya sembuh dalam 5–7 hari. Sementara itu, DBD adalah bentuk lebih parah dan berisiko tinggi menimbulkan komplikasi yang fatal.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi ketika Anda telah terkena demam berdarah dengue atau DBD.
1. Perdarahan akibat bocornya plasma darah
Pasien DBD dapat mengalami kebocoran plasma yang menyebabkan perdarahan serius dalam tubuhnya.
Kondisi ini berkaitan dengan virus dengue yang menyerang pembuluh darah. Dinding pembuluh darah melemah akibat virus dengue sehingga kebocoran plasma darah lebih mudah terjadi.
Kadar trombosit yang rendah pada pasien DBD juga bisa memperparah kondisi ini. Perdarahan lebih mudah terjadi bila kadar trombosit rendah atau turun drastis.
Perdarahan akibat bocornya plasma darah pada pasien DBD bisa ditandai dengan:
- gusi berdarah,
- mimisan, serta
- memar berwarna keunguan yang muncul tiba-tiba.
Perdarahan ini lama-kelamaan ini bisa menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu singkat.
2. Sindrom syok dengue
Apabila DBD sampai pada tahapan syok, komplikasi ini disebut dengue shock syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue.
Gejala-gejala yang ditunjukkan pasien DBD saat mengalami sindrom syok dengue adalah:
- denyut nadi melemah,
- tekanan darah menurun,
- pupil mata melebar,
- napas tidak teratur, serta
- kulit pucat dan muncul keringat dingin.
Kebocoran plasma darah juga bisa membuat pasien DBD kehilangan banyak cairan. Kondisi ini juga dapat meningkatkan terjadinya syok dengue.
Pasien demam berdarah dengue yang sudah mengalami komplikasi ini rentan untuk mengalami kegagalan sistem organ tubuh yang bisa berujung pada kematian.
Kenapa DBD bisa menyebabkan kematian?
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, dilaporkan sebesar 95.018 kasus dengue terjadi di Indonesia hingga Juli 2025. Angka kematian akibat infeksi ini mencapai 398 jiwa.
Perdarahan dan sindrom syok dengue adalah dua bahaya demam berdarah dengue yang harus diwaspadai karena bisa berujung pada kematian.
Kondisi ini terjadi saat virus dengue merusak pembuluh darah dan menurunkan kadar trombosit secara drastis. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak cairan dan darah.
Meski jarang terjadi, kematian akibat DBD bisa terjadi saat pasien tidak lekas ditangani ataupun memiliki sistem kekebalan yang lemah sehingga tidak mampu melawan infeksi.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala DBD, penting untuk cepat-cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum komplikasi demam berdarah terjadi.
Penelitian dalam Journal of Immunology Research (2016) menjelaskan bahwa pertolongan bisa dilakukan dengan memberikan tambahan cairan melalui infus untuk menjaga sirkulasi darah.
Dalam kasus perdarahan parah, dokter akan melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang dan memonitor tekanan darah pasien dalam proses pengobatan DBD.