Tanpa tindakan yang sesuai, demam berdarah yang parah dapat berbahaya.
Selanjutnya, gejala perdarahan dari demam berdarah yang telah disebutkan di atas juga dapat memicu dengue shock syndrome.
3. Menjaga lingkungan sekitar
Selama masa pemulihan pasca demam berdarah, Anda dapat mulai melakukan pencegahan DBD dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.
Seperti yang Anda tahu, virus demam berdarah dapat menyebar melalui nyamuk Aedes aegypti.
Sayangnya, belum ada vaksin untuk mencegah demam berdarah. Cara terbaik saat ini adalah menghindari gigitan dan mengurangi populasi nyamuk Aedes.
Asia Tenggara, termasuk Indonesia merupakan wilayah yang memiliki risiko cukup tinggi dalam penyebaran virus demam berdarah dengue.
Oleh karena itu, pencegahan perlu dilakukan dan dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Menggunakan dan memanfaatkan obat nyamuk.
- Perbanyak menggunakan baju lengan panjang.
- Mengurangi membuka jendela rumah.
- Menggunakan jaring penangkal nyamuk jika tidur di luar ruangan.
4. Menambah daya tahan tubuh selama pemulihan pasca demam berdarah
Sebuah penelitian dari American Society of Microbiology menemukan bahwa sistem imun yang kuat bisa lebih efektif melawan virus demam berdarah.
Oleh karena itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengonsumsi jenis makanan yang direkomendasikan untuk pasien DBD.
Berikut beberapa jenis nutrisi dan sumber makanan yang bermanfaat bagi sistem imun dan baik dikonsumsi selama masa penyembuhan demam berdarah.
- Vitamin C: Nutrisi penting yang bekerja sebagai antioksidan sekaligus meningkatkan sistem imun. Contohnya jambu biji, jeruk, dan kiwi.
- Vitamin E: Menjaga asupan vitamin E penting untuk menjaga kesehatan sistem imun. Misalnya wheat germ oil, biji bunga matahari, dan selai kacang.
- Asam lemak omega-3: Termasuk asam lemak esensial yang berfungsi untuk mencegah inflamasi dan menjaga kerja sistem imun. Contoh makanannya adalah ikan salmon, sarden, teri, minyak ikan, dan kacang kedelai.
Setelah melewati masa kritis selama demam berdarah, Anda tetap perlu melakukan tindakan pencegahan kondisi kesehatan lain untuk menghindari komplikasi DBD.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui faktor risiko yang dimiliki agar dapat melakukan tindakan tepat dan efektif.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar