Berikut ini beberapa hal yang baiknya Anda lakukan sebelum mengikuti vaksinasi COVID-19.
- Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat alergi parah (anafilaksis), baik terhadap kandungan vaksin maupun alergen lainnya.
- Beri tahu dokter bila Anda memiliki komorbiditas, seperti penyakit paru kronis, penyakit jantung, penyakit liver, obesitas berat, diabetes, dan infeksi HIV.
- Beri tahu dokter bila Anda mengalami gangguan sistem imun yang lemah (imunodefisiensi), penyakit autoimun, atau sedang menggunakan obat imunosupresan.
- Hindari pemberian vaksin bila Anda mengalami demam akut (suhu tubuh di atas 38,5°C) dan tunda vaksinasi sampai Anda tidak lagi mengalami demam.
- Pastikan Anda memberitahu dokter tentang obat resep, nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan.
- Informasikan dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang dalam masa menyusui.

Apakah vaksin Sinopharm aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Data yang tersedia mengenai pemberian vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui tidak memadai untuk menggambarkan risikonya.
Namun, vaksin dengan kandungan inactivated virus dan adjuvant aluminium hidroksida juga ditemukan pada vaksin-vaksin lain. Vaksin jenis ini tercatat aman untuk ibu hamil dan menyusui.
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin ini pada ibu hamil mengingat dampak buruk COVID-19 selama kehamilan, seperti kelahiran prematur hingga lahir mati.
Di samping itu, WHO juga merekomendasikan vaksin pada ibu menyusui karena kemungkinan tidak berisiko dan pemberian ASI boleh dilanjutkan setelah vaksinasi.
Jika Anda ragu terkait risiko vaksin saat hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui informasi vaksinasi COVID-19 lebih lanjut.
Interaksi dengan obat lain
Belum ada bukti bahwa vaksin Sinopharm atau BBIBP-CorV memicu interaksi yang mengubah kinerja atau meningkatkan risiko efek samping serius dari penggunaan obat lain.
Meski begitu, tetap konsultasikan dengan dokter Anda terkait produk yang sedang digunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar