Akan tetapi, kemungkinan besar gejala COVID-19 varian ini tidak berbeda jauh dengan varian Omicron yang menimbulkan gejala, seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Tidak ada perbedaan tingkat keparahan antara subvarian ini dengan varian lainnya.
Perbedaan yang mencolok dari subvarian ini adalah tingkat kesulitan dalam pelacakannya. Subvarian ini lebih sulit dilacak ketimbang varian Omicron karena tidak selalu sama dengan kriteria S-Gene Target Failure.
Kriteria ini digunakan oleh ilmuwan untuk membedakan varian Omicron asli dengan varian lain.
Apakah vaksinasi efektif melawan Son of Omicron?

Pada varian Omicron, virus masih bisa lolos walaupun Anda sudah melakukan vaksinasi COVID-19 secara penuh (dua kali dosis). Hal tersebut menyebabkan efikasi vaksin mengalami penurunan.
Walaupun begitu, hal tersebut tidak menandakan bahwa melakukan vaksinasi adalah tindakan yang sia-sia.
Penelitian di Inggris menunjukkan vaksin booster COVID-19 (vaksin lanjutan) dapat melindungi tubuh lebih baik dari subvarian ini, seperti halnya varian Omicron.
Nah, di Indonesia sendiri pelaksanaan vaksin booster sudah dibuka bagi lansia, kelompok orang yang rentan, dan orang yang sudah menerima vaksin dosis kedua lebih dari 6 bulan sebelumnya.
Di samping mengikuti vaksin, penularan varian terbaru ini juga bisa ditekan dengan menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjauhi keramaian, mengurangi mobilitas, menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai handsanitizer.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar