“font-weight: 400;”>Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Salah satu cara untuk menjaga daya tahan tubuh dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah dengan berolahraga. Namun, bagi para pecinta olahraga di luar ruangan mungkin bertanya-tanya, apakah aman olahraga dengan memakai masker?
Olahraga dengan masker aman, asalkan…
Menurut laporan dari sejumlah media terdapat tiga pelajar di Tiongkok yang meninggal dunia usai olahraga saat menggunakan masker. Berita tersebut membuat masyarakat khawatir mengingat penggunaan masker diwajibkan saat bepergian ke luar, termasuk berolahraga.
Menurut Andi Fadhilah, fisioterapis yang pernah menangani timnas sepakbola putri, olahraga dengan menggunakan masker cukup aman meskipun tidak 100 persen. Bagi orang yang sudah terbiasa berolahraga rutin mungkin tidak menjadi masalah.
Permasalahan berolahraga dengan masker justru terletak pada mereka yang masih pemula. Dilansir dari artikel yang dimuat dalam jurnal Breathe, ada dua organ tubuh yang berperan penting ketika seseorang berolahraga, yaitu jantung dan paru.
Paru-paru membawa oksigen ke dalam tubuh untuk menyediakan energi dan menghilangkan karbondioksida. Lalu, jantung akan memompa oksigen ke otot yang sedang dipakai saat berolahraga.
Otot akan bekerja lebih keras saat berolahraga, menggunakan lebih banyak oksigen dan menghasilkan karbondioksida yang lebih banyak pula. Sementara itu, penggunaan masker saat olahraga justru akan menghalangi dan mengurangi jumlah udara yang masuk.
Hal ini dapat menyebabkan kapasitas oksigen di dalam tubuh berkurang dan tubuh menjadi lebih cepat lelah karena oksigen tidak menghasilkan energi yang cukup. Selain itu, fungsi paru yang berkurang mungkin membuat Anda merasa kehabisan napas dan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Anda tidak perlu khawatir karena perasaan tidak nyaman tersebut cukup normal. Namun, ketika Anda mengalami beberapa tanda di bawah ini ketika berolahraga menggunakan masker, sebaiknya segera berhenti dan beristirahat.
- Sakit kepala ringan atau pusing
- Sesak napas
- Beberapa bagian tubuh merasa kebas
Ketiga tanda di atas menunjukkan bahwa tubuh mungkin kekurangan oksigen, sehingga jangan memaksakan diri untuk melanjutkan.
Maka dari itu, bagi para atlet atau mereka yang sudah terbiasa berolahraga, penggunaan masker tidak akan berdampak begitu banyak. Lain halnya dengan orang-orang yang baru memulai olahraga karena tubuhnya belum terlalu siap.
Tips olahraga dengan menggunakan masker
Sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19, masker diperlukan agar risiko terkena droplet (cipratan air liur) yang terkontaminasi virus berkurang. Namun, olahraga pakai masker bisa menimbulkan masalah pada pernapasan, terutama pada mereka yang belum terbiasa berolahraga.
Lantas, apa yang perlu dilakukan untuk tetap berolahraga dan melindungi diri dari penularan virus dengan memakai masker?
1. Memakai masker yang tidak terlalu tebal
Olahraga dengan menggunakan masker sebenarnya cukup aman bila memakai jenis masker yang tidak terlalu tebal. Jenis masker yang tersedia di pasaran cukup banyak, mulai dari masker N95, masker bedah, hingga masker kain.
Masker N95 dan masker bedah mungkin efektif untuk mengurangi masuknya partikel halus dan cukup disarankan dipakai demi mencegah penularan virus. Namun, varian masker seperti ini mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
“Jika dibandingkan dengan kedua masker tersebut, masker kain mungkin kurang dapat menyaring partikel halus. Namun, masker kain terbilang lumayan aman digunakan saat olahraga,” tutur Andi Fadhilla.
2. Selalu memperhatikan tanda-tanda bahaya
Selain memilih masker yang tidak terlalu tebal, olahraga dengan menggunakan masker juga dapat dilakukan bila Anda memperhatikan kondisi tubuh dengan baik. Di era teknologi yang sudah maju ini, sudah ada banyak cara yang memudahkan Anda untuk melihat tanda-tanda tubuh.
Sebagai contoh, Anda bisa melihat detak jantung ketika berolahraga lewat aplikasi yang terpasang di ponsel. Bahkan, kini sudah tersedia alat yang membantu memonitor seberapa cepat pernapasan.
Jika Anda merasa deru pernapasan terjadi lebih dari 12 kali dalam satu menit saat berolahraga, artinya tubuh sudah mulai kekurangan oksigen.
Dengan memperhatikan tanda-tanda, Anda mengetahui kapasitas diri sendiri sampai mana dan tidak memaksakan diri untuk tetap lanjut berolahraga.
3. Social distancing saat berolahraga
Penggunaan masker saat berolahraga, seperti lari, jogging, atau bersepeda, pun memerlukan social distancing ketika berada di luar.
“Sebenarnya yang paling penting ketika berolahraga di tengah pandemi COVID-19 ini adalah social distancing dengan tidak berolahraga yang melibatkan banyak orang,” tambah Dhila yang kini tengah menyelesaikan gelar masternya di Thailand.
Beberapa negara seperti Singapura memperbolehkan masyarakatnya melepas masker saat melakukan olahraga berat luar ruangan. Namun, mereka tetap harus memakainya kembali selepas berolahraga atau ketika suasana sudah mulai ramai.
4. Mulai dari olahraga yang ringan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, orang yang sudah terbiasa berolahraga mungkin tidak berdampak cukup besar ketika melakukannya dengan menggunakan masker. Namun, kondisi ini ini tentu tidak sama dengan mereka yang baru memulai olahraga.
Jika Anda butuh menggunakan masker saat olahraga di luar ruangan, sebaiknya mulai dengan latihan ringan terlebih dahulu. Gerakan olahraga ringan ini pun dilakukan secara bertahap. Misalnya, bagi penggemar lari mungkin dapat mulai berlari dengan jarak tempuh dekat.
Jenis olahraga yang sesuai dengan iklim di Indonesia, terutama saat menggunakan masker pun dinilai cukup aman semua. Begini, prinsip olahraga agar tubuh menjadi sehat dan bugar.
Maka dari itu, jenis olahraga yang dilakukan pun tidak perlu yang terlalu berat, melainkan mulai dari yang ringan hingga ringan. Hal ini bertujuan agar tubuh tidak terlalu lelah karena penggunaan masker membatasi jumlah masuknya oksigen ke tubuh.
Tips Cegah Iritasi Akibat Pemakaian Masker Sehari-hari