Varian COVID-19 dalam kategori alerts for further monitoring
Selain VOI dan VOC, WHO juga membuat kategori ketiga, yaitu alerts for further monitoring. Jenis varian yang masuk ke dalam kategori ini adalah varian dengan indikasi memicu risiko sewaktu-waktu, tetapi belum ada bukti yang jelas mengenai dampak epidemiologis maupun fenotopik varian tersebut.
Oleh karena itu, varian yang masuk dalam kategori ini memerlukan pemantauan serta penilaian secara berulang hingga ditemukan adanya bukti baru.
Varian terbaru yang masuk ke dalam kategori alerts for further monitoring adalah C.1.2, yang pertama kali dideteksi di Afrika Selatan pada Mei 2021. Untuk saat ini, WHO menyatakan bahwa angka kejadian varian C.1.2 masih tergolong rendah sehingga masyarakat tidak perlu panik.
Meski demikian, belum diketahui secara pasti apakah varian C.1.2 ini lebih mematikan dibanding varian lainnya atau dapat dilawan dengan vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia.
Sejauh ini, sejumlah varian virus corona penyebab COVID-19 telah terdeteksi di Indonesia salah satunya adalah varian Alpha, Beta, dan Delta. Berdasarkan hasil pemeriksaan genome sequencing di DKI Jakarta per 6 Juni 2021, setidaknya terdeteksi 15 kasus akibat infeksi 3 varian dalam kategori VOI tersebut.
Oleh karena itu, kita tetap perlu menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dengan penuh disiplin. Selain itu, sebisa mungkin hindari kerumunan serta area tertutup dengan sirkulasi udara kurang baik. Jangan lupa untuk segera mendapatkan vaksin untuk mencegah timbulnya gejala Covid-19 berat jika terinfeksi di kemudian hari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar