Sebagian dari Anda mungkin pernah mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Meskipun efektif, perlu diingat bahwa antibiotik memang sebaiknya tidak diminum sembarangan demi menghindari efek yang tidak diinginkan, seperti bakteri kebal. Lantas, apakah infeksi bisa sembuh sendiri tanpa antibiotik? Kapan seseorang benar-benar perlu mengonsumsi obat ini? Cari tahu jawabannya melalui informasi berikut.
Apakah infeksi bisa sembuh sendiri?
Dr. Erni Nelwan Sp.PD-KPTI selaku dokter penyakit dalam dan konsultan penyakit infeksi tropis di RSCM, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa infeksi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya.
“Infeksi bakteri atau bahkan virus bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat antibiotik, apalagi kalau memang kekebalan tubuh Anda juga kuat,” ujar dr. Erni ketika ditemui di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok pada Kamis (15/11).
Pada dasarnya, sistem imun memang bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab infeksi. Setiap kali melawan mikroba penyebab penyakit, sistem imun akan menyimpan catatan mikroba yang pernah dikalahkannya.
Catatan tersebut kemudian akan tersimpan dalam sel darah putih (leukosit) yang dikenal sebagai sel memori (limfosit B).
Sel memori bertugas untuk mengingat penyebab infeksi yang pernah menyerang tubuh. Dengan begitu, sistem imun bisa segera melawan penyebab infeksi tersebut ketika datang kembali sehingga Anda tidak akan sakit.
Karena itulah, adakalanya tubuh tetap terasa sehat walau terkena infeksi. Beberapa gejala infeksi bakteri sering kali juga membaik dengan sendirinya berkat kinerja sistem imun.
Alih-alih antibiotik, Dr. Erni menyebutkan bahwa Anda bisa minum obat simptomatik ketika mengalami gejala infeksi. Obat simptomatik memang diracik untuk meringankan gejala suatu penyakit, seperti mual, pusing, atau batuk.
Satu hal yang paling penting agar infeksi sembuh sendiri tanpa antibiotik adalah dengan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi. Ini adalah cara untuk memperkuat sistem imun sehingga kinerjanya ikut membaik.
Kapan pasien infeksi butuh antibiotik?
Sistem imun sebenarnya langsung bekerja secara otomatis ketika mendeteksi bakteri yang berisiko menyebabkan infeksi.
Namun, adakalanya sistem imun terlalu lemah untuk melawan bakteri yang berkembang cepat sehingga infeksi perlu dilawan dengan antibiotik.
Antibiotik bekerja dengan cara membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi.
Ingat, antibiotik hanya bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti sepsis dan pneumonia. Antibiotik tidak bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus atau mikroba lainnya, misalnya influenza.
Antibiotik mungkin juga diberikan pada orang yang berisiko tinggi terkena infeksi bakteri, misalnya pasien yang menjalani operasi, pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, atau pasien yang menerima terapi kanker (kemoterapi).
Obat antibiotik pertama kali dikembangkan pada 1928 oleh peneliti terkenal, Alexander Fleming yang akhirnya menghasilkan penicillin. Dari sinilah, antibiotik kemudian dikembangkan dan terbukti bisa mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri.
Minum antibiotik sembarangan bisa sebabkan resistensi
Perlu diingat bahwa antibiotik hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter. Minum antibiotik tanpa resep atau sesuai keinginan sendiri justru bisa menimbulkan kondisi yang disebut resistensi.
Karena itulah, Anda tidak boleh menghentikan konsumsi antibiotik tanpa izin dokter meski merasa bahwa gejala infeksi sudah membaik.
Resistensi antibiotik akan membuat obat-obatan tersebut tidak lagi bisa melawan bakteri yang seharusnya mereka lawan. Kondisi ini akan membuat bakteri kebal, lebih kuat, dan makin susah dilawan.
Dalam kondisi tersebut, Anda akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan penyakit. Pengobatan alternatif untuk menggantikan antibiotik yang sudah resisten umumnya juga lebih mahal.
Pada kasus tertentu, infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi antibiotik hanya ketika direkomendasikan oleh dokter.
Infeksi virus, bakteri, jamur, atau mikroorganisme lainnya memang sering kali menunjukkan gejala serupa. Dalam kondisi seperti ini, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu alih-alih langsung minum antibiotik.
Kesimpulan
- Beberapa jenis infeksi memang bisa sembuh sendiri berkat perlawanan dari sistem imun. Mikroorganisme penyebab infeksi akan diingat oleh limfosit B sehingga nantinya sistem imun bisa langsung menyerangnya ketika kembali terdeteksi di dalam tubuh.
- Antibiotik dibutuhkan ketika gejala infeksi bakteri semakin memburuk. Perlu dicatat bahwa antibiotik hanya bisa mengobati infeksi bakteri.
- Minum antibiotik tanpa resep dokter berisiko menimbulkan resistensi antibiotik. Dalam kondisi ini, infeksi bakteri akan semakin sulit disembuhkan karena lini pengobatan pertamanya sudah tidak bisa mengobatinya.