backup og meta

Hiperhidrosis

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPerawatan rumahan

Keringat berfungsi menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu luar yang ditandai dengan pengeluaran cairan dari dalam kulit. Namun, bagaimana bila ada orang yang terlalu sering berkeringat atau selalu berkeringat setiap saat? Ini mungkin pertanda hiperhidrosis.

Hiperhidrosis

Apa itu hiperhidrosis?

Hiperhidrosis adalah suatu kondisi dimana tubuh menghasilkan keringat berlebih pada saat tubuh tidak seharusnya berkeringat, seperti saat cuaca dingin atau tidak ada pemicunya.

Kondisi ini bisa membuat seseorang sering berkeringat atau mengeluarkan keringat sangat banyak bahkan sampai menembus pakaian atau menetes dari tangan.

Penderitanya juga bisa merasa lebih cepat berkeringat, padahal tidak melakukan aktivitas yang memicu keringat berlebih, seperti olahraga atau berada di cuaca yang panas

Kondisi ini lebih sering memicu keringat berlebihan pada ketiak, telapak tangan dan kaki, wajah, dada, serta di sekitar selangkangan.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Tidak diketahui secara pasti berapa banyak individu yang mengalami hiperhidrosis di Indonesia.

Namun, diperkirakan ada sekitar 1 persen penduduk di dunia yang memiliki kondisi ini. Jumlah ini masih bisa bertambah mengingat banyak kasus yang tidak didata.

Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi hiperhidrosis lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Selain itu, hampir 30 – 50% penderita memiliki riwayat keluarga hiperhidrosis.

Tanda dan gejala hiperhidrosis

tubuh manusia juga dapat mengeluarkan keringat di cuaca dingin; pemicunya adalah adaptasi tubuh atau masalah keringat berlebihan (hiperhidrosis)

Pada dasarnya, gejala umum hiperhidrosis adalah keluarnya keringat berlebihan yang membuat kulit dan pakaian basah.

Keringat berlebihan ini bisa muncul pada berbagai area tubuh, seperti pada ketiak, telapak tangan dan kaki, wajah, dada, serta di sekitar selangkangan.

Mengutip Cleveland Clinic, dalam jangka panjang, orang dengan kondisi ini bisa mengalami gejala lainnya, seperti:

  • Rasa gatal dan peradangan pada kulit karena keringat dapat mengiritasi kulit.
  • Bau badan yang muncul karena bakteri bercampur dengan partikel keringat di kulit.
  • Kulit kaki retak atau mengelupas.

Tingkat keparahan kondisi ini bisa bervariasi pada setiap orang. Ada yang gejalanya ringan dan datang atau pergi sendirinya atau terus menerus hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Kapan harus periksa ke dokter?

Dalam beberapa kasus, keringat berlebihan bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda berkeringat berlebihan disertai dengan gejala seperti:

Pertimbangkan juga memeriksakan diri ke dokter jika Anda keringat berlebihan yang Anda alami mulai mengganggu aktivitas dan memicu stres atau gangguan mental.

Penyebab hiperhidrosis

Pada dasarnya, hiperhidrosis terjadi ketika kelenjar keringat di tubuh menjadi terlalu aktif.

Normalnya, kelenjar keringat akan aktif menghasilkan keringat untuk mendinginkan tubuh ketika tubuh terasa panas. Kelenjar ini juga umumnya aktif saat olahraga atau merasa gugup dan cemas.

Namun, penderita hiperhidrosis memiliki kelenjar keringat yang terlalu aktif sehingga mereka sering kali berkeringat di waktu-waktu yang acak tanpa adanya aktivitas yang memicu produksi keringat.

Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti gangguan pada saraf atau kondisi medis tertentu.

Berdasarkan penyebab hiperhidrosis, penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder.

1. Hiperhidrosis primer

Penyebab hiperhidrosis primer tidak diketahui dengan jelas, tapi kemungkinan kondisi ini muncul karena peningkatan saraf simpatik atau penyebaran kelenjar ekrin dalam tubuh yang abnormal.

Kondisi ini biasanya terjadi pada area tubuh yang sangat spesifik dan umumnya lebih merata, seperti pada tangan, kaki, ketiak, wajah, atau kepala.

Hiperhidrosis primer kerap dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, kebanyakan diawali dengan keluarnya keringat berlebih pada telapak tangan dan kaki.

Kondisi ini biasanya terjadi sedikitnya satu kali seminggu. Namun, gejalanya jarang terjadi ketika tidur di malam hari.

2. Hiperhidrosis sekunder

Hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh kondisi lain yang dimiliki pada penderitanya atau efek samping obat-obatan tertentu. Jenis ini terbagi lagi atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  • Hipohidrosis emosional, dipicu oleh perasaan takut dan cemas. Umumnya menyerang ketiak, telapak tangan, dan telapak kaki.
  • Hipohidrosis lokal, disebabkan oleh kerusakan saraf simpatis yang terjadi karena cedera dari kecelakaan atau bawaan lahir.
  • Hiperhidrosis general, muncul karena gangguan saraf otonom (saraf tepi) atau adanya penyakit lain seperti diabetes insipidus, penyakit jantung, Parkinson, efek menopause, dan efek obat-obatan.

Seseorang dengan kondisi ini biasanya merasa lebih sering berkeringat pada malam hari saat tidur. Kejadiannya juga baru dimulai pada saat seseorang telah dewasa.

Faktor risiko hiperhidrosis

Kondisi ini memang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, orang-orang dengan kondisi tertentu diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalami hiperhidrosis, di antaranya sebagai berikut.

  • Memiliki anggota keluarga, seperti orang tua, saudara, atau nenek dan kakek yang lebih mudah berkeringat.
  • Mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang memicu keringat berlebihan, seperti albuterol, bupropion, hydrocodone, insulin, levothyroxine, naproxen, atau omeprazole.
  • Memiliki kondisi medis tertentu yang memicu munculnya keringat, seperti kecemasan, diabetes, penyakit jantung, acromegaly, tuberculosis, menopause, obesitas, atau penyakit Parkinson.

Diagnosis hiperhidrosis

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya mengenai gejala dan riwayat medis pasien.

Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis. Berikut ini tes yang dilakukan untuk mendiagnosis hiperhidrosis.

  • Starch-iodine test. Dokter akan mengaplikasikan larutan iodin pada area yang berkeringat, kemudian menaburkan tepung di atas larutan iodin. Larutan nantinya akan berubah menjadi biru gelap pada area yang berkeringat berlebihan.
  • Tes kertas. Tenaga medis atau dokter akan menempatkan kertas khusus di area kulit untuk menyerap keringat. Dokter kemudian akan menimbang kertas tersebut untuk mengetahui seberapa banyak keringat yang keluar.
  • Tes darah atau pecitraan. Pemeriksaan darah atau tes pencitraan dengan mengabil gambar di bawah kulit mungkin diperlukan untuk memahami lebih lanjut penyebab kondisi yang Anda alami.

Pengobatan hiperhidrosis

apa itu hiperhidrosis adalah sering berkeringat

Hiperhidrosis tidak mengancam jiwa. Akan tetapi, individu yang mengalaminya sering kali merasa cemas dan tidak nyaman sehingga mereka memilih menghindari kontak dengan orang lain.

Untuk itu, melakukan pengobatan penting agar penderitanya bisa beraktivitas dengan nyaman. Pengobatan hiperhidrosis biasanya dimulai dengan menangani penyebabnya.

Jika penyebabnya tidak diketahui, dokter akan fokus mengendalikan keringat berlebihan, seperti menyarankan pasien menggunakan deodoran antiperspirant untuk mengurangi keringat berlebih.

Jika tidak berhasil, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan lainnya, seperti berikut ini.

1. Pemberian obat-obatan

Dokter akan merekomendasikan beberapa obat-obatan yang bisa membantu meredakan gejala hiperhidrosis, yaitu sebagai berikut.

  • Anticholinergenic agent, seperti glycopyrrolate dan oxybutynin.
  • Antidepresan.
  • Beta-blocker.
  • Tisu obat, seperti glycopyrronium tosylate atau qbrexza.
  • Gel aluminium klorida.

2. Terapi medis

Jika gejala tidak kunjung sembuh, dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan terapi, seperti berikut ini.

  • Iontophoresis. Metode ini dilakukan dengan cara merendam tangan atau kaki dalam bak berisi air. Lalu, alat khusus akan mengalirkan arus listrik intensitas rendah melalui air. Hal ini bertujuan untuk menghambat kerja kelenjar keringat.
  • Suntik botulinum atau botox. Terapi dilakukan dengan menyuntikkan zat botulinum ke area saraf yang terlalu aktif dan memicu keringat berlebihan, Suntikan botox ini dapat menghentikan produksi keringat di area yang bermasalah  selama beberapa bulan.
  • Terapi microwave. Metode ini dilakukan dengan menempelkan alat khusus yang mampu mengeluarkan panas ke kulit yang bermasalah. Energi panas dari alat tersebut akan menghancurkan kelenjar keringat secara permanen.

3. Prosedur operasi

Jika pengobatan di atas tidak berhasil, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tindakan operasi. Ada dua jenis operasi yang bisa dilakukan, yakni sebagai berikut.

  • Endoscopic thoracic sympathectomy (ETS). Proses bedah minimal invasif ini dilakukan dengan memotong atau menjepit saraf tertentu di tubuh. Tujuannya untuk menghentikan sinyal yang memerintahkan kelenjar keringat aktif sehingga produksi keringat berkurang.
  • Pengangkatan kelenjar keringat. Dokter akan menghilangkan kelenjar keringat secara langsung pada area tubuh yang terlalu banyak berkeringat. Caranya bisa dengan menggunakan laser, eksisi, kuretase, atau liposuction.

Perawatan rumahan hiperhidrosis

mengatasi keringat dingin

Berikut ini beberapa perawatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala hiperhidrosis.

  • Mengenakan baju tipis dan longgar.
  • Menghindari pemicu berkeringat berlebih seperti konsumsi alkohol dan makanan pedas.
  • Mengenakan pakaian berwarna gelap untuk menyamarkan bercak saat berkeringat.
  • Menghindari pakaian ketat dengan serat buatan seperti nilon.
  • Menggunakan kaus kaki yang dapat menyerap keringat dan menggantinya setiap hari.
  • Menggunakan sepatu yang berbeda setiap hari.

Pada umumnya hiperhidrosis mempengaruhi kondisi seseorang seumur hidup, namun bagi sebagian orang gejala dapat membaik setelah dikendalikan.

Jika Anda merasa gejala tidak kunjung membaik dan mulai mengganggu aktivitas, konsultasikan dengan dokter untuk menemukan pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.

Kesimpulan

  • Hiperhidrosis merupakan kondisi ketika tubuh memproduksi keringat berlebih ketika tubuh tidak seharusnya berkeringat, misalnya saat cuaca dingin atau tanpa alasan yang jelas.
  • Gejala kondisi ini yaitu keluarnya keringat berlebihan pada waktu acak yang membuat kulit dan pakaian terasa basah.
  • Pengobatan kondisi ini dapat berupa pemberian obat-batan, terapi medis, atau melakukan prosedur operasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hyperhidrosis. (2023). MedLine Plus. Retrieved 24 June 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/007259.htm

Why Do I Sweat So Much? (2023). Cleveland Clinic. Retrieved 24 June 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17113-hyperhidrosis#symptoms-and-causes 

Hyperhidrosis. (2024). Mayo Clinic. Retrieved 24 June 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/diagnosis-treatment/drc-20367173 

Hyperhidrosis. (n.d). Retrieved 24 June 2025,  from https://www.sweathelp.org/ 

Hyperhidrosis. (n.d). John Hopkins. Retrieved 24 June 2025,  from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/excessive-sweating 

Brackenrich, J. (2022). Hyperhidrosis. Retrieved 24 June 2025,  from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459227/

Versi Terbaru

24/06/2025

Ditulis oleh Kemal Al Fajar

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Kenapa Ibu Hamil Lebih Cepat Berkeringat?

Hematohidrosis Keringat Berdarah, Apa Penyebabnya?


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Diperbarui 24/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan