backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

5 Penyebab Mulut Mati Rasa dan Cara Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 23/06/2023

    5 Penyebab Mulut Mati Rasa dan Cara Mengobatinya

    Sensasi mati rasa umumnya lebih sering terjadi pada kaki atau tangan. Namun, pernahkah Anda mengalami mati rasa atau tusukan yang bertubi-tubi pada bibir serta bagian dalam mulut?

    Meskipun terbilang jarang, rupanya area sekitar mulut yang meliputi bibir, lidah, hingga gusi pun bisa mati rasa atau baal. Memang, apa sebenarnya yang menyebabkan mulut mati rasa?

    Mengenal kondisi mulut mati rasa

    Kondisi mulut mati rasa merujuk pada hilangnya sensasi atau rasa pada mulut Anda. Kondisi ini bisa terjadi pada lidah, gusi, bibir, atau bahkan pada lebih dari satu area.

    Beberapa orang menggambarkan gejalanya seperti gusi sedang dibius. Ada pula yang merasakan kesemutan atau perasaan seperti tertusuk jarum pada bibir atau mulut. Terkadang, ada pula yang merasakan panas atau terbakar.

    Biasanya, kondisi ini tidaklah berbahaya. Beberapa orang yang mengalaminya bahkan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.

    Namun, ada kalanya mulut mati rasa muncul sebagai gejala dari suatu kondisi medis, misalnya multiple sclerosis.

    Penyebab mulut mati rasa

    bercak putih di mulut

    Munculnya rasa tidak nyaman pada mulut memang bisa mengganggu aktivitas Anda. Pasalnya, makan, minum, bicara, dan hal lainnya yang mengandalkan kerja mulut jadi kurang optimal.

    Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebabnya.

    1. Lidah atau bibir tergigit

    Entah karena terlalu bersemangat atau salah sasaran saat mengunyah makanan, tanpa sadar Anda justru menggigit lidah atau bibir Anda sendiri.

    Hal ini bisa mengakibatkan saraf di sekitar mulut dan bibir rusak, lalu mengalami peradangan.

    2. Alergi

    Selain menyebabkan hidung berair dan bersin terus-terusan, reaksi alergi akibat menghirup kotoran, debu, serbuk sari, atau dari makanan juga bisa menyebabkan mulut mati rasa.

    Anda mungkin akan merasakan sensasi kesemutan pada bagian tertentu bibir dan di dalam mulut.

    Rasa kebas juga muncul terutama ketika pemicu alergi berasal dari makanan yang Anda konsumsi, seperti sayuran dan buah-buahan yang langsung dimakan mentah.

    Meski demikian, sebenarnya alergi yang menyerang mulut tidak terlalu berbahaya. Pasalnya, ini berarti sistem kekebalan tubuh telah menyadari hadirnya zat asing dan sedang bekerja untuk mengatasinya.

    3. Gula darah rendah

    Gula darah rendah, atau hipoglikemia, adalah kondisi ketika kadar gula darah begitu rendah hingga di bawah normal.

    Setiap orang yang sangat membatasi asupan gula berisiko tinggi untuk mengalami hipoglikemia, termasuk pengidap diabetes yang sering menggunakan insulin buatan maupun obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah.

    Mulut mati rasa merupakan salah satu efek yang sering muncul. Alasannya karena penurunan kadar gula darah lambat laun akan memengaruhi fungsi otak.

    Akibatnya, saraf yang seharusnya berfungsi untuk mengatur kerja mulut, lidah, bibir, serta area di sekitarnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

    4. Kurang vitamin B12

    Percaya atau tidak, kekurangan asupan vitamin B12 bisa menimbulkan berbagai gejala, salah satunya mulut yang terasa sakit, baal, hingga terbakar.

    Vitamin B12 dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang bertugas dalam membawa oksigen, menyuplai energi, serta menjaga kesehatan saraf.

    Tanpa asupan vitamin B12 yang cukup, fungsi saraf-saraf pada mulut dan lidah akan terganggu sehingga menyebabkan mati rasa.

    5. Kejang

    Tubuh kejang biasanya menjadi gejala awal dari epilepsi dan tumor otak. Kejang bisa memengaruhi seluruh fungsi normal tubuh, termasuk mulut, bibir, lidah, serta gusi yang terasa seperti kesemutan hebat.

    Gejala epilepsi yang perlu diwaspadai

    • Kebingungan.
    • Otot kaku.
    • Pasien tampak menatap kosong.
    • Hilang kesadaran atau menjadi tidak awas.
    • Adanya gerakan tak terkendali pada lengan dan kaki.
    • Adanya gejala psikis seperti kecemasan dan ketakutan.

    Cara mengatasi mulut yang mati rasa

    lidah tergigit

    Pengobatan untuk mulut mati rasa bergantung pada penyebabnya. Maka dari itu, Anda perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu guna mengetahui penyebabnya, terutama bila kondisi ini mulai mengganggu.

    Bila mati rasa disebabkan karena lidah tergigit, Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan. Gejala biasanya akan sembuh sendiri dalam beberapa hari.

    Bagi Anda yang memiliki alergi, sebaiknya kenali makanan apa saja yang memicu alergi dan pastikan untuk tidak mengonsumsinya. Bila perlu, dokter akan meresepkan obat anti-alergi guna mempercepat penyembuhan.

    Jika mulut mati rasa disebabkan oleh kadar gula darah yang rendah, Anda bisa mencoba meningkatkan konsumsi makanan dan minuman manis.

    Namun, bila Anda mengalami diabetes, dokter mungkin mengganti obat-obatan yang Anda minum sesuai kondisi kesehatan yang sedang Anda alami.

    Meski Anda dianjurkan untuk makan makanan manis, sebaiknya seimbangkan dengan makanan kaya serat yang akan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

    Perbanyak makan makanan sumber vitamin B12 maupun vitamin B lainnya, seperti telur, tahu, tempe, serta susu kedelai yang telah diperkaya dengan vitamin B12.

    Anda bisa menambahkan asupan vitamin ini dengan mengonsumsi suplemen vitamin B12, tapi dengan tetap mempertimbangkan saran dokter.

    Selain dengan mengobatinya sesuai penyebab, ada pula perawatan lain yang bisa Anda lakukan guna mengatasi gangguan mulut yang satu ini.

    Anda bisa berkumur dengan air garam, menggunakan kompres dingin, mengoleskan krim atau salep, hingga minum obat oral antihistamin.

    Meski pengobatan untuk lidah mati rasa bisa dilakukan di rumah, Anda tetap dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter umum atau dokter gigi.

    Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan perawatan terbaik sesuai dengan kondisi dan penyebab yang Anda alami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 23/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan