backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Jenis Obat Penambah Darah yang Umum Diresepkan Dokter

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    Berbagai Jenis Obat Penambah Darah yang Umum Diresepkan Dokter

    Anemia adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya jumlah sel darah merah sehat untuk mengalirkan oksigen ke berbagai jaringan tubuh. Anemia sendiri punya banyak jenis, sehingga jenis pengobatan yang diperlukan mungkin juga berbeda. Selain untuk meredakan gejalanya, obat kurang darah ini juga bertujuan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat anemia

    Apa saja obat untuk mengatasi anemia?

    pencegahan anemia

    Sesuai dengan penyebab anemia, berikut adalah daftar obat-obatan yang mungkin diresepkan dokter:

    1. Obat minum untuk anemia

    Obat yang tersering digunakan untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi adalah suplemen zat besi. Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan beberapa vitamin penambah darah, seperti suplemen zat besi atau vitamin C. 

    Anda bisa mengonsumsi suplemen zat besi sebagai upaya menambah darah saat Anda didiagnosis anemia. Namun Anda harus berkonsultasi dulu untuk mengetahui dosis yang sesuai untuk Anda. Untuk mengobati jenis anemia ini, orang dewasa umumnya dianjurkan minum 100-200 mg suplemen zat besi setiap hari.

    Sementara untuk jenis anemia lain, yaitu anemia defisiensi B12 dan asam folat, dokter dapat meresepkan multivitamin yang mengandung keduanya.

    Obat ini dapat digunakan untuk mengobati kurang darah yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi dari makanan, kehilangan darah, penyakit tertentu, kehamilan, gangguan pencernaan, dan kondisi lainnya.

    2. Suntikan zat besi

    Jika Anda masih mengalami gejala anemia, meski sudah mengonsumsi suplemen zat besi, dokter akan menjadwalkan terapi suntikan atau infus zat besi.

    Selama pengobatan anemia ini, dokter akan memantau jumlah sel darah merah, termasuk tingkat hematokrit, hemoglobin, dan ferritin. Dalam kasus anemia defisiensi besi yang sangat mengancam jiwa, pengobatan mungkin melibatkan transfusi darah.

    Sementara itu, obat suntik untuk anemia akibat kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dokter akan memberikan hydroxocobalamin dan cyanocobalamin. Hydroxocobalamin umumnya lebih disarankan karena efeknya lebih bertahan lama di dalam tubuh. Suntikan dapat diberikan setiap hari selama 2 minggu sekali atau sampai gejala Anda mulai membaik.

    Anemia Defisiensi Besi

    3. Obat antibiotik atau antivirus

    Anak-anak yang memiliki anemia sel sabit dapat diresepkan antibiotik penisilin oleh dokter. Pengobatan ini berfungsi untuk membantu mencegah infeksi, seperti pneumonia, yang dapat mengancam nyawa bayi atau anak kecil.

    Orang dewasa juga dapat diberikan obat ini jika limpanya telah diangkat atau terkena radang paru-paru. Antibiotik diperlukan karena organ limpa yang diangkat atau bermasalah tidak lagi menyaring darah dengan maksimal. Ini membuat risiko infeksi bakteri di dalam tubuh meningkat sehingga harus diantisipasi dengan antibiotik.

    Antibiotik dan antivirus juga kemungkinan akan diberikan juga dalam pengobatan anemia aplastik. Pasalnya, kondisi ini dapat membuat sistem kekebalan tubuh melemah karena jumlah sel darah putih untuk melawan virus atau bakteri di tubuh Anda sedikit. Kondisi ini rentan menyebabkan Anda terkena infeksi. 

    4. Hydroxyurea

    Obat hidroksiurea biasa diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi kebutuhan transfusi darah pada pasien salah satu jenis anemia, yaitu anemia sel sabit.

    Obat anemia ini diminum dengan menelannya secara utuh (oral) tanpa menghancurkan, mengunyah, atau membuka kapsul.

    5. Epoetin alfa

    Anemia akan berangsur membaik ketika penyakit kronis yang memicunya berhasil diobati. Namun terkadang, pasien penyakit ginjal dan pasien kanker yang mengidap anemia akibat kemoterapi diberikan obat epoetin alfa untuk merangsang sel darah merah.

    Obat epoetin alfa digunakan untuk mengatasi kurang darah akibat beberapa kondisi, yaitu:

    • Anemia pascakemoterapi
    • Anemia akibat penyakit ginjal kronis
    • Anemia yang disebabkan oleh penggunaan zidovudine untuk mengobati HIV (human immunodeficiency virus).

    Obat ini juga digunakan untuk mengurangi kebutuhan transfusi sel darah merah pada orang yang menjalani prosedur operasi tertentu. Epoetin alfa adalah bentuk protein buatan manusia yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah.

    Obat anemia ini diberikan memalui suntikan melalui infus. Namun, dokter tidak menyarankan untuk menggunakan obat ini lewat suntik bila Anda memiliki:

    • Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
    • Memiliki aplasia sel merah murni (sejenis anemia) setelah menggunakan epoetin alfa
    • Menggunakan botol epoetin alfa multidosis saat sedang hamil dan menyusui.

    6. Immunosupresan

    Untuk orang anemia aplastik yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang, dokter akan memberikan obat imunosupresan, seperti cyclosporin dan anti-thymocyte globulin. 

    Obat-obatan ini berfungsi menekan aktivitas sel-sel kekebalan yang merusak sumsum tulang Anda. Obat ini juga membantu sumsum tulang Anda pulih dan menghasilkan sel darah baru agar gejala anemia aplastik dapat dikendalikan. 

    7. Obat stimulan sumsum tulang belakang

    Jenis pengobatan anemia lain yang mungkin direkomendasikan dokter adalah obat stimulan. Obat tersebut dapat diresepkan untuk membantu mengatasi gejala anemia aplastik. Obat seperti sargramostim, filgrastim, dan pegfilgrastim berguna untuk membantu merangsang sumsum tulang  menghasilkan sel darah baru.

    Apa saja efek samping minum obat untuk mengatasi anemia?

    penderita anemia minum suplemen saat puasa

    Umumnya, dalam pengobatan anemia, Anda akan diberikan suplemen zat besi sebagai salah satu obat untuk mengatasi kurang darah. Mengonsumsi nutrisi kaya zat besi memang dapat mengatasi dan mencegah anemia. Namun, bukannya tidak mungkin bahwa asupan zat besi Anda bisa berlebihan.

    Rata-rata kandungan zat besi dalam obat penambah darah adalah sekitar 14 mg. Ini setara dengan setengah kebutuhan harian Anda. Bahkan, dosis suplemen yang lebih tinggi bisa mengandung zat besi hingga 65 mg.

    Jumlah itu pun belum ditambah asupan zat besi dari makanan sehari-hari, seperti sayuran hijau, daging sapi, hati ayam, ikan, seafood, telur, dan kacang-kacangan. Sebagai gambaran, 100 gram steik memiliki kandungan zat besi sekitar 3 mg dan 100 gram bayam memiliki kandungan sekitar 2,7 mg.

    Mengonsumsinya tanpa tahu takaran yang tepat tentu bisa berpotensi menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini efek samping umum dari kelebihan zat besi yang dapat terjadi:

    • Sakit otot punggung, selangkangan, dan dada
    • Sakit perut
    • Menggigil
    • Pusing dan sakit kepala
    • Pingsan
    • Jantung berdebar
    • Demam dengan berkeringat deras
    • Penurunan fungsi indera pengecap; lidah terasa asam karat (metallic taste)
    • Mual dan muntah
    • Pembengkakan pada mulut dan tenggorokan
    • Gangguan pernapasan
    • Gangguan pencernaan, baik itu sembelit maupun diare
    • Ruam pada kulit

    Itu sebabnya, sangat penting bagi Anda berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui dosis yang tepat bagi Anda sebelum memutuskan mengonsumsinya sendiri.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan