backup og meta

Efek Samping Ibuprofen yang Perlu Anda Tahu

Efek Samping Ibuprofen yang Perlu Anda Tahu

Ibuprofen dikenal sebagai obat analgesik atau penghilang rasa sakit yang masuk dalam golongan NSAID (obat anti-inflamasi non-steroid). Obat ini berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit ringan hingga sedang, seperti sakit gigi atau nyeri saat haid. Mungkin sebagian dari Anda sering meminumnya untuk meredakan rasa sakit Anda. Tetapi Anda perlu tahu apa saja efek samping ibuprofen pada tubuh dan kesehatan Anda.

Apa saja efek samping dari ibuprofen?

Hampir semua jenis obat-obatan akan menimbulkan efek samping pada orang-orang tertentu. Kemungkinan yang sama juga berlaku ketika Anda minum ibuprofen. Setelah mengonsumsi obat ini, mungkin akan ada gejala atau tanda efek samping yang muncul.

Hal ini memang tidak selalu terjadi dan masing-masing individu mungkin akan mengalami gejala yang berbeda. Efek samping ibuprofen terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu yang sering terjadi, kurang umum terjadi, dan jarang terjadi.

Efek samping ibuprofen yang sering terjadi

Ibuprofen adalah salah satu jenis obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi nyeri. Efek samping yang bersifat ringan dan sering terjadi meliputi:

  • Sakit dan nyeri pada perut
  • Heartburn, atau sensasi panas di bagian dada akibat ada gangguan pada bagian pencernaan
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Urine menjadi keruh
  • Jarang kencing
  • Diare
  • Perut terasa sesak
  • Kulit gatal
  • Napas susah
  • Asam lambung naik
  • Kulit pucat
  • Ruam-ruam ada kulit
  • Pernapasan saat istirahat terganggu
  • Berat badan meningkat
  • Kelelahan

Tidak semua orang mengalami efek samping yang telah disebutkan di atas. Sekalipun terjadi, umumnya tanda-tanda dan gejalanya bersifat ringan dan dapat hilang dengan sendirinya.

Efek samping yang kurang umum

Selain yang umum, ada kemungkinan pula terjadi efek samping yang kurang umum. Berikut adalah efek samping ibuprofen yang masih mungkin Anda alami walaupun jarang, yaitu:

Jika efek-efek di atas terjadi, hindari melakukan aktivitas yang berat seperti menyetir atau berolahraga secara intens.

Efek samping yang jarang terjadi

Meskipun kasus kejadiannya sangat jarang terjadi, ada kemungkinan timbul efek-efek samping di bawah ini setelah Anda mengonsumsi ibuprofen:

  • Agitasi, yaitu perasaan gelisah yang berlebihan
  • Gusi berdarah
  • Kulit mengelupas
  • Tinja berdarah atau berwarna hitam
  • Nyeri dada
  • Timbul rasa panas dingin
  • Koma
  • Mulut kering
  • Urat pada leher melebar
  • Kelelahan yang ekstrem
  • Detak jantung tidak teratur
  • Demam menggigil
  • Sering buang air kecil
  • Mengalami penipisan rambut
  • Kejang
  • Sakit tenggorokan
  • Pingsan
  • Nyeri dada kanan atas

Pemakaian ibuprofen dalam jangka panjang akan menyebabkan beberapa kondisi serius, seperti anemia, stroke, serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, bahkan tubuh tidak memiliki kemampuan lagi untuk menghasilkan sel darah.

Efek samping yang terjadi jika overdosis ibuprofen

Dosis ibuprofen yang dianjurkan dalam satu hari untuk orang dewasa adalah 800 mg per hari. Ibuprofen yang dikonsumsi lebih dari ketentuan tersebut maka dapat mengakibatkan gejala overdosis, seperti:

  • Hilang kemampuan pendengaran
  • Detak jantung menjadi tidak teratur
  • Timbul rasa cemas
  • Telingan berdenging

Beberapa gejala lain juga dapat muncul apabila seseorang mengalami overdosis ibuprofen, yaitu

  • Mata kering
  • Merasa sangat sedih dan putus asa
  • Nafsu makan berkurang
  • Tidak bersemangat
  • Mengalami depresi
  • Paranoid
  • Hidung tersumbat
  • Menjadi sangat sensitif
  • Susah tidur atau bahkan merasa mengantuk sepanjang hari

Ketika gejala-gejala overdosis ibuprofen terjadi, segera cari pertolongan medis dengan menghubungi dokter atau ambulans.

Bagaimana cara mengatasi efek samping ibuprofen?

Jika efek-efek samping ibuprofen di atas terjadi dan mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, Anda tidak perlu khawatir. Berikut adalah berbagai tips yang bisa Anda coba untuk membantu mengurangi efek samping, dilansir dari situs NHS:

1. Minum banyak air

Pastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan tubuh untuk mengatasi efek samping, terutama yang berupa pusing atau sakit kepala. Untuk sementara waktu, Anda juga tidak disarankan minum minuman beralkohol.

2. Ubah kebiasaan makan

Cara lain untuk mengatasi efek samping ibuprofen berupa heartburn, kembung, mual, dan muntah adalah mengubah kebiasaan makan Anda. Gantilah menu Anda dengan makanan yang lebih ringan, tidak berbumbu terlalu berat, dan tidak pedas.

Selain itu, kurangi porsi makanan dan kunyah makanan secara perlahan agar lebih mudah dicerna.

3. Istirahat

Efek samping ibuprofen berupa pusing dan sakit kepala dapat Anda atasi dengan beristirahat. Kunci utama dari menghilangkan rasa tidak nyaman akibat konsumsi obat adalah istirahat yang cukup. Hindari aktivitas yang terlau berat dan membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, seperti menyetir.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ibuprofen Dosage Guide with Precautions – Drugs.com. (2019). Retrieved 10 February 2020, from https://www.drugs.com/dosage/ibuprofen.html

Ibuprofen – Side Effects, Dosage, Interactions – Everyday Health. (2017). Retrieved 10 February 2020, from http://www.everydayhealth.com/drugs/ibuprofen

Ibuprofen (Oral Route) Side Effects – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 10 February 2020, from http://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ibuprofen-oral-route/side-effects/drg-20070602

Ibuprofen – NHS Choices. (2018) Retrieved 10 February 2020, from http://www.nhs.uk/Conditions/Painkillers-ibuprofen/Pages/Introduction.aspx

Versi Terbaru

04/09/2020

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Rena Widyawinata


Artikel Terkait

Obat Nyeri Otot: Mulai dari Obat Resep Dokter Hingga Herbal

Pilihan Obat yang Digunakan untuk Meredakan Nyeri Tulang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 04/09/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan