backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

9 Cara Mengobati Radang Usus, Termasuk Perawatan Rumahannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    9 Cara Mengobati Radang Usus, Termasuk Perawatan Rumahannya

    Radang usus ditandai dengan luka atau infeksi pada lapisan usus besar. Tanpa pemberian obat, radang usus bisa menyebabkan komplikasi serius seperti abses (benjolan bernanah) dan perdarahan. Lantas, bagaimana cara mengobati radang usus?

    Cara mengobati radang usus di rumah

    makanan untuk penderita radang usus

    Usus besar merupakan bagian sistem pencernaan yang bertugas untuk menyerap air dan membentuk feses. Jika usus besar mengalami peradangan, tentu akan timbul masalah pencernaan seperti sakit perut parah, diare, demam, bahkan dehidrasi.

    Agar tidak bertambah parah, Anda perlu mengobatinya. Tujuan pengobatan yaitu mengurangi peradangan sehingga gejala kolitis tidak kambuh. Bila peradangan cukup ringan, Anda bisa mengobati radang usus dengan perubahan gaya hidup di rumah.

    Di bawah ini cara menyembuhkan gejala radang usus yang bisa Anda terapkan di rumah, baik dengan atau tanpa disertai konsumsi obat.

    1. Makan makanan yang baik untuk usus

    Tidak ada pola diet khusus yang harus dijalani pengidap radang usus. Akan tetapi, membiasakan makan sehat adalah cara tepat untuk mencegah dan meredakan gejala radang usus yang Anda rasakan.

    Beberapa jenis makanan yang cocok untuk orang dengan peradangan di usus, antara lain:

    • buah segar seperti pisang, melon, jeruk, atau  apel yang ditumbuk halus (apple sauce),
    • havermut (oatmeal),
    • daging ayam atau unggas tanpa lemak,
    • tahu dan telur,
    • ikan dengan kandungan lemak omega 3 tinggi seperti salmon,
    • karbohidrat sederhana seperti nasi putih, pasta, dan sereal bebas gluten, serta
    • sayuran segar, seperti tomat, bayam, wortel.

    Orang yang mengidap radang usus juga disarankan makan dalam porsi kecil tapi lebih sering untuk mengurangi tingkat keparahan gejala.

    Pasalnya, asupan makanan yang lebih kecil bisa dicerna dengan lebih mudah dan cepat bahkan oleh usus yang sedang mengalami peradangan.

    Beberapa penderita radang usus mungkin memiliki kondisi tertentu sehingga harus menyesuaikan konsumsi obat dan pola makannya.

    Bicarakan lebih lanjut dengan dokter atau ahli gizi tentang kebutuhan asupan gizi dari makanan tertentu jika Anda memiliki kondisi ini.

    2. Hindari makanan berlemak dan tinggi serat

    Cara mengobati radang usus selanjutnya adalah menghindari makanan yang membuat usus bekerja keras. Contoh kelompok ini adalah makanan berlemak atau berminyak serta makanan sumber serat kompleks yang sulit dicerna.

    Makanan berlemak dan berminyak adalah salah satu pantangan utama bagi penderita radang usus karena sulit dicerna. Maka dari itu, hindarilah mentega, margarin, saus krim, dan makanan yang serba digoreng.

    Selain itu, hindari juga makanan pedas. Makanan-makanan ini bisa membuat perut terasa mulas sehingga penyakit diare Anda semakin memburuk. Makanan pedas juga berisiko memperparah keluhan yang ada pada saluran pencernaan.

    Orang yang sedang mengonsumsi obat radang usus juga perlu membatasi asupan serat. Serat memang penting untuk kesehatan usus dan kelancaran pencernaan. Namun, makanan tinggi serat justru dapat memperparah gejala dan peradangan pada usus.

    Ini karena serat kompleks pada dasarnya lebih sulit dicerna tubuh, apalagi saat usus sedang lemah akibat peradangan. Sebaiknya hindari dulu makan sayur dari keluarga kubis seperti brokoli dan kembang kol, kacang dan biji-bijian mentah, serta jagung.

    Jika Anda ingin makan buah dan sayur, pilihlah buah dan sayur dengan kandungan serat yang rendah, dan jangan makan dalam kondisi mentah. Coba olah dengan cara mengukus, memanggang, atau merebusnya terlebih dahulu agar lebih mudah dicerna.

    3. Berhenti mengonsumsi minuman tertentu untuk sementara

    Selama menjalani pengobatan radang usus, hindari produk makanan dan minuman dari susu. Peradangan membuat kerja usus jadi terhambat untuk memproduksi enzim laktase. Padahal, enzim laktase dibutuhkan untuk mencerna gula laktosa yang ada pada susu.

    Bila tubuh Anda tidak memiliki enzim laktase yang cukup, Anda akan lebih rentan mengalami sakit perut, mual, muntah, diare, atau sembelit sehabis mengonsumsi susu. Serangkaian gejala ini dapat membuat kondisi usus Anda semakin memburuk.

    Selain susu, minuman beralkohol dan berkafein juga dapat membuat gejala radang usus bertambah buruk. Alkohol dan kafein bisa merangsang kerja sistem pencernaan. Hal ini dapat berdampak negatif pada usus yang sedang meradang.

    4. Mengelola stres dengan cara yang benar

    Stres dan penyakit radang usus saling berkaitan. Beberapa orang melaporkan bahwa radang ususnya bisa kambuh saat sedang mengalami stres berat. Di sisi lain, gejala radang usus yang sedang dialami juga dapat membuat stres, meski tadinya baik-baik saja.

    Ini sebabnya Anda perlu belajar mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan latihan relaksasi seperti meditasi dan yoga, atau berlatih teknik pernapasan dalam. Keduanya bisa membantu menenangkan diri dan pikiran sekaligus mendukung fungsi obat untuk radang usus.

    Anda bisa berlatih meditasi atau melakukan yoga di pusat kebugaran maupun secara mandiri. Awali dari teknik dan gerakan yang mudah dilakukan terlebih dahulu. Setelah itu, lanjutkan dengan teknik lainnya yang ingin Anda coba.

    5. Berolahraga

    Olahraga adalah cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mengusir stres, sekaligus mengobati radang usus yang kambuh akibat stres. Kabar baiknya, Anda bahkan tidak perlu ke gym atau ikut pelatihan olahraga berat untuk menghilangkan stres.

    Bahkan olahraga ringan seperti jogging atau jalan kaki keliling komplek rumah tetap bisa membantu mengurangi stres dan menjaga fungsi usus. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu ke dokter untuk menentukan pilihan olahraga yang tepat dan aman.

    6. Terapi biofeedback

    Biofeedback adalah teknik terapi yang dilakukan untuk mengurangi ketegangan otot dan memperlambat detak jantung Anda dengan bantuan mesin. Tujuan biofeedback yaitu membuat tubuh lebih santai sehingga Anda bisa lebih mudah mengatasi stres.

    Ada sejumlah teknik biofeedback yang dapat dilakukan. Dokter akan memilih teknik yang tepat sesuai respons tubuh, kondisi kesehatan, dan tujuan yang ingin Anda raih. Teknik-teknik yang tersedia mungkin meliputi penggunaan mesin berikut.

    • Electroencephalogram (EEG). EEG memantau aktivitas otak yang berkaitan dengan relaksasi, ketenangan, dan kemampuan tidur mendalam.
    • Electromyogram (EMG). EMG menggunakan elektroda untuk mengukur dan mendeteksi ketegangan otot.
    • Galvanic skin response training. Sensor pada alat akan mengukur aktivitas kelenjar keringat dan banyaknya keringat yang dihasilkan sebagai penanda kecemasan.
    • Biofeedback suhu. Sensor yang terpasang pada jari tangan atau kaki akan mengukur suhu kulit yang cenderung meningkat saat stres. Terapi ini dapat membantu mengatasi masalah kesehatan terkait peredaran darah.

    7. Berhenti merokok

    Merokok adalah salah satu pemicu kambuhnya radang usus. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan gejala penyakit Crohn yang lebih parah serta kemungkinan efek samping pascaoperasi untuk pengobatan radang usus.

    Dengan berhenti merokok secara keseluruhan, Anda juga bisa memelihara kesehatan saluran pencernaan Anda. Ini karena aliran darah menuju sistem pencernaan menjadi lebih lancar dan usus bisa mendapatkan pasokan oksigen yang dibutuhkan.

    Berbagai cara rumahan di atas bisa membantu kerja obat dari dokter agar lebih efektif mengatasi radang usus. Akan tetapi, apabila gejala sudah cukup parah, dokter dapat menindaklanjuti pengobatannya dengan pembedahan atau operasi.

    Cara mengobati radang usus dengan minum obat

    obat radang usus

    Selain perawatan di rumah dan perubahan gaya hidup, konsumsi obat juga bisa Anda andalkan untuk menyembuhkan radang usus. Berikut adalah beberapa obat yang sering diresepkan dokter untuk meredakan gejala peradangan pada usus.

  • Obat untuk meredakan keluhan diare parah seperti loperamide, serta oralit untuk mencegah dehidrasi.
  • Obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan pada usus besar, misalnya prednisone and budesonide.
  • Obat 5-aminosalisilat untuk mengobati peradangan akibat inflammatory bowel disease (IBD), seperti sulfasalazine, mesalamine, balsalazide, dan olsalazine.
  • Obat penurun fungsi sistem kekebalan tubuh agar tidak memicu peradangan (imunomodulator), seperti azathioprine, siklosporin, dan tofacitinib.
  • Sebagian besar obat untuk radang usus membutuhkan resep dokter. Oleh karena itu, pastikan Anda sudah berkonsultasi kepada dokter sebelum memulai pengobatan apa pun.

    Cara mengobati radang usus dengan operasi

    operasi kanker kulit

    Apabila pengobatan radang usus di rumah maupun konsumsi obat-obatan tidak cukup efektif, dokter mungkin akan menyarankan operasi. Biasanya, tindakan ini dilakukan jika peradangan sudah sangat parah dan mengancam jiwa.

    Menurut Central of Colorectal Surgery, prosedur operasi bertujuan untuk mengangkat bagian usus yang bermasalah. Pembedahan ini sering kali melibatkan ileal pouch anal anastomosis, yakni pembedahan yang tidak mengharuskan pengangkatan anus.

    Hanya bagian usus dan anus yang luka atau meradang saja yang akan dihilangkan. Prosedur operasi tanpa pengangkatan anus memungkinkan pasien untuk tetap buang air besar dengan normal.

    Radang usus atau kolitis dapat muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda-beda. Peradangan yang ringan mungkin dapat ditangani dengan perawatan rumahan. Akan tetapi, radang usus yang lebih berat perlu diatasi dengan konsumsi obat.

    Jika konsumsi obat tidak juga memberikan hasil, dokter biasanya menyarankan tindakan operasi untuk membuang bagian usus yang bermasalah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan