backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Cara Tepat Mengatasi Hipotermia, Saat Suhu Tubuh Turun Drastis

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    Cara Tepat Mengatasi Hipotermia, Saat Suhu Tubuh Turun Drastis

    Hipotermia adalah kondisi saat suhu tubuh yang menurun di bawah 35 derajat Celcius. Artinya, tubuh kehilangan panas lebih besar dari jumlah panas yang seharusnya dihasilkan. Tidak bisa dianggap ringan, Anda perlu mengatasi hipotermia secepat mungkin karena berisiko mengakibatkan kegagalan fungsi jantung dan otak. Ketahui langkah-langkah pertolongan pertama untuk hipotermia dalam artikel ini.

    Pertolongan pertama mengatasi hipotermia

    kedinginan karena hipotermia

    Kondisi hipotermia bisa terjadi saat seseorang terlalu lama berada di lingkungan bersuhu dingin, seperti di wilayah musim dingin, di pegunungan bersalju, atau di dalam laut.

    Selain itu, Anda bisa mengalami hipotermia karena tenggelam atau terpapar air dalam waktu lama hingga menurunkan panas tubuh.

    Suhu tubuh yang menurun akibat hipotermia bisa memperlambat kerja organ-organ vital.

    Jika tidak segera diatasi, hipotermia dapat menghambat fungsi jantung, otak, dan pernapasan.

    Nah, untuk mengatasi hipotermia dan mencegahnya bertambah parah, Anda bisa memberi pertolongan dengan cara berikut ini.

    1. Mengenali gejala hipotermia

    Untuk cepat tanggap melakukan penanganan darurat, Anda perlu mengenali terlebih dahulu tanda-tanda dari hipotermia.

    Beberapa gejala hipotermia yang paling jelas adalah sebagai berikut:

    • tubuh menggigil,
    • kulit berubah pucat,
    • napas tersendat,
    • tubuh kaku dan sulit bergerak, serta
    • denyut jantung yang melambat.

    Penurunan suhu tubuh mengakibatkan organ-organ penting di dalam tubuh tidak bekerja secara optimal. Salah satunya kerja jantung yang terhambat karena suhu dingin.

    Akibatnya, darah tidak dapat maksimal dialirkan ke otak. Inilah yang menyebabkan lama-kelaman pasien hipotermia kesulitan merespons dan mengalami penurunan kesadaran.

    Sebaiknya, Anda mewaspadai risiko terjadinya hipotermia saat melakukan aktivitas yang bisa menurunkan suhu tubuh.

    Aktivitas tersebut misalnya mendaki gunung, berenang di laut, menyelam, atau pergi ke wilayah bertemperatur dingin yang ekstrem.

    2. Pindahkan ke tempat hangat

    Saat melihat seseorang mengalami gejala hipotermia, segera bantu pasien untuk bergerak ke tempat yang lebih hangat, jika memungkinkan ke tempat yang kering.

    Apabila tidak bisa menemukan tempat hangat atau kesulitan memindahkan pasien, cobalah untuk melindungi pasien dari paparan angin, hujan, atau sumber suhu dingin lainnya.

    Pakaian yang basah juga bisa memperparah kondisi hipotermia. Sebaiknya, segera lepaskan pakaian basah dari tubuh penderita, terutama ketika tubuhnya semakin menggigil.

    Hangatkan tubuh pasien  dengan melapisi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal bila ada, pakaian tebal berlapis-lapis, kantong tidur, atau benda apapun yang bisa menghangatkan.

    Dalam mengatasi hipotermia, jangan lupa untuk membaringkan tubuh pasien di atas permukaan yang hangat.

    3. Gunakan kompres hangat dan kering

    Cara terpenting dalam mengatasi hipotermia adalah meningkatkan suhu tubuh.

    Setelah pasien dihangatkan dengan selimut atau pakaian tebal, Anda bisa menaikan suhu tubuhnya dengan kompres hangat.

    Melansir Mayo Clinic, hindari memberikan kompres panas ke bagian lengan dan kaki. Penanganan hipotermia ini justru akan membuat suhu inti tubuh semakin menurun.

    Agar lebih efektif, letakkan kompres hangat pada area leher atau lipatan paha dimana terdapat pembuluh arteri utama.

    Kompres hangat yang digunakan sebaiknya adalah kantung kompres yang kering. Hindari menggunakan kompres yang masih basah.

    Jika menggunakan handuk yang direndam dalam air hangat untuk mengompres, Anda bisa mengeringkannya terlebih dulu.

    4. Hindari kontak panas secara langsung

    Meskipun panas bisa dengan menaikkan suhu tubuh dengan cepat, kontak langsung dengan sumber panas pada kulit pasien hipotermia bisa berbahaya.

    Hindari juga untuk menanaskan tubuh pasien terlalu cepat, seperti merendam tubuhnya ke dalam air panas.

    Menurut Red Cross, hal ini bisa menyebabkan overheating atau tingkat panas yang berlebihan pada kulit.

    Overheating akan mengarah pada kerusakan jaringan kulit, atau yang lebih parah mengacaukan irama detak jantung (aritmia).

    Cara mengatasi hipotermia yang lebih tepat adalah dengan mendekatkan pasien ke sumber panas, misalnya ke area yang terkena paparan matahari, api unggun, atau alat pemanas.

    Setelah keadaan pasien membaik, Anda bisa memberikan minuman atau makanan hangat.

    Hindari memberikan alkohol atau rokok karena bisa mengacaukan sirkulasi darah yang berusaha menaikan panas tubuh.

    Kapan harus mencari bantuan medis?

    mengigil karena hipotermia

    Anda perlu segera menghubungi nomor darurat ketika suhu tubuh pasien terus menurun, sekalipun telah melakukan penanganan hipotermia seperti di atas.

    Pasien juga perlu mendapatkan penanganan medis darurat saat hipotermia menyebabkan pasien kehilangan kesadaran.

    Saat mengatasi hipotermia, tenaga medis juga berusaha mengembalikan suhu tubuh pasien ke suhu tubuh normal dengan melakukan cara seperti di bawah ini.

    • Menerapkan teknik CPR (resusitasi jantung paru) bila pernapasan tiba-tiba berhenti.
    • Memberi pakaian hangat tambahan ataupun melepas pakaian penderita, kemudian menggantinya dengan pakaian lain yang lebih hangat.
    • Menggunakan alat pemanas, contohnya botol hangat maupun masker yang telah mengandung udara hangat, agar suhu tubuh bisa meningkat kembali.
    • Memberikan cairan intravena (infus) ke dalam tubuh, termasuk dada dan perut, untuk membantu memberikan rasa hangat pada tubuh.

    Pada kondisi yang parah, hipotermia memang membutuhkan penanganan medis darurat.

    Namun, selama menunggu bantuan tiba Anda bisa melakukan pertolongan pertama untuk kembali menaikan suhu tubuh pasien.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan