backup og meta

Kecanduan Media Sosial

Kecanduan Media Sosial

Kehadiran media sosial memang mempermudah kehidupan manusia, mulai dari komunikasi, mencari informasi, hingga menjalankan bisnis. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial juga memberikan efek negatif bagi mereka yang sudah kecanduan.

Lantas, bagaimana tanda seseorang sudah kecanduan media sosial? Apakah ada cara untuk mengatasinya?

Apa itu kecanduan media sosial

Sama halnya dengan kecanduan obat-obatan terlarang, kecanduan media sosial (medsos) terjadi ketika seseorang menggunakannya secara berlebihan.

Saat sudah kecanduan, aktivitas sehari-hari bisa terganggu karena Anda terlalu sibuk bermain medsos.

Kecanduan akan menghilangkan kemampuan Anda dalam mengontrol hasrat bermain social media.

Tanda dan gejala kecanduan media sosial

Setiap orang mungkin mengalami gejala kecanduan media sosial yang berbeda, tergantung sejauh mana perkembangan teknologi tersebut telah mempengaruhinya.

Namun, Anda bisa mengenali diri sendiri atau orang lain yang sudah kecanduan social media dengan gejala umum seperti berikut.

  • Bangun tidur langsung cek media sosial: mengecek ponsel berkali-kali untuk melihat sosial media tepat sebelum dan setelah bangun tidur.
  • Online di mana pun dan kapan pun: tidak peduli dengan apa yang sedang dilakukan, misalnya saat berada di toilet atau pinggir jalan, Anda akan berusaha melakukannya dengan membuka media sosial.
  • Haus likes dan comment: ketika mengunggah sesuatu, Anda akan melakukan persiapan sematang mungkin, mulai dari memilih foto hingga caption. Meski memakan banyak waktu, Anda tidak akan memedulikannya karena bayangan likes dan comment yang menunggu.
  • Stres hidup tanpa internet: kecanduan media sosial akan membuat seseorang tidak bisa hidup tanpa internet karena khawatir ketinggalan suatu informasi atau fear of missing out (FoMO).

Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas atau kondisi lain yang membuat Anda sulit terlepas dari media sosial, sebaiknya mulailah mengurangi pemakaiannya.

Penyebab kecanduan media sosial

Sebuah penelitian yang diterbitkan Psychological Science (2016) menyebutkan bahwa penggunaan media sosial akan mempengaruhi kinerja otak.

Ketika membuka media sosial, Anda akan merasa gembira sehingga mendorong otak Anda untuk memproduksi lebih banyak dopamin, hormon yang menciptakan kebahagiaan.

Dengan begitu, otak Anda akan menganggap bahwa menggunakan media sosial adalah suatu hal yang menyenangkan dan perlu dilakukan kembali bahkan berulang-ulang.

Tidak cukup hanya dengan berinteraksi atau mengunggah sesuatu, mereka yang sudah kecanduan akan berusaha mendapat lebih banyak perhatian di media sosial.

Mereka mencarinya melalui likes atau comment karena hal tersebut akan menciptakan lebih banyak kebahagiaan.

Produksi dopamin yang berlebihan dari penggunaan media sosial itulah yang menjadi penyebab kecanduan.

Tahukah Anda?

Meski belum ada data secara resmi, seseorang bisa dikatakan kecanduan saat memainkan social media lebih dari lima jam dalam satu hari atau ketika medsos sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bahaya kecanduan media sosial

Bukan hanya menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas produktif lainnya, kecanduan social media juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik penggunanya, berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Waktu tidur terganggu

Keasyikan bermain media sosial kerap membuat seseorang lupa waktu, bahkan untuk tidur. Terlebih jika Anda memang memiliki lebih banyak waktu luang di malam hari.

Alih-alih istirahat, banyak orang yang memilih untuk menghabiskan waktunya untuk scrolling media sosial.

Beberapa dari Anda mungkin juga kerap memilih media sosial sebagai penghantar tidur. Namun nyatanya, pancaran sinar dari gadget secara berlebihan justru bisa mengurangi hormon melatonin sebagai sinyal tidur.

2. Gangguan penglihatan

Tanda harus ganti kacamata

Kecanduan social media memang tidak mengakibatkan gangguan penglihatan secara langsung.

Namun, saat Anda terlalu lama fokus pada gadget yang menampilkan media sosial, mata Anda akan lebih cepat lelah, kering, dan bahkan kabur.

Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batasan penggunaan media sosial supaya mata Anda bisa beristirahat dan tidak menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius.

3. Risiko depresi meningkat

Media sosial yang kerap digunakan sebagai tempat untuk memamerkan kegiatan sehari-hari sering kali membuat pengguna lain merasa iri.

Jika tidak dikelola dengan baik, rasa iri bisa menimbulkan depresi karena Anda memiliki keinginan besar untuk tampil serupa seperti pengguna lain tersebut.

Risiko depresi karena menggunakan media sosial secara berlebihan akan  meningkat jika Anda kerap menggunakannya sambil berdiam diri sendirian.

4. Dampak buruk lainnya

Seseorang yang sudah mengalami kecanduan media sosial juga bisa merasakan dampak buruk lainnya seperti berikut.

  • Rendah diri karena terus membandingan diri sendiri dengan orang lain melalui media sosial.
  • Penurunan rasa empati karena abai dengan kehidupan nyata.
  • Penurunan kemampuan fisik karena tubuh kurang bergerak selama bermain media sosial.
  • Antisosial.
  • Prestasi kerja atau sekolah menurun.
  • Gangguan kecemasan karena khawatir melewatkan sesuatu di media sosial.

Cara mengatasi kecanduan media sosial

Berikut adalah beberapa cara bijak dalam menggunakan media sosial untuk mencegah kecanduan.

1. Batasi penggunaan media sosial

Kunci utama untuk mencegah kecanduan media sosial adalah dengan membatasi penggunaannya. Saat ini, beberapa handphone sudah dilengkapi dengan fitur tersebut, jadi Anda tinggal mengaktifkannya.

Selain itu, Anda juga bisa membatasi waktu bermain media sosial dengan menggunakan stopwatch atau alarm pada waktu-waktu tertentu ketika Anda harus menghentikan pemakaian media sosial.

Hindari juga penggunaan media sosial sampai larut malam.

2. Cari kegiatan lain

Tidak jarang, kecanduan media sosial bermula dari pemikiran “memanfaatkan waktu luang”. Sayangnya saat sudah kecanduan, Anda justru berusaha meluangkan waktu hanya untuk bermain social media.

Sebagai solusinya, Anda bisa mencari kegiatan lain seperti olahraga atau berkumpul dengan teman-teman untuk memanfaatkan waktu luang. Memiliki hobi akan membantu keluar dari kondisi ini.

3. Cari sumber informasi lain

Beberapa dari Anda mungkin memang membuka media sosial untuk mencari informasi tertentu. Namun tidak jarang fokus Anda justru terganggu dengan hal lain yang viral di media sosial.

Oleh karena itu, penting untuk mencari sumber lain yang juga lebih terpercaya dari media sosial saat mencari informasi. Contohnya dengan membaca koran, menonton berita di televisi, atau membuka situs berita (bukan media sosial).

Dengan adanya fenomena kecanduan social media, bukan berarti Anda benar-benar harus berhenti menggunakannya. Sebab jika digunakan dengan bijak dan sesuai kebutuhan, media sosial juga bisa memberikan manfaat.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan Anda harus bermain dan berhenti menggunakan media sosial.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Al Ghifari, N. T., Surawijaya, A., Arifiansyah, F., Komarudin, A., Nugroho, D. H., & Mahayana, D. (2021). Reality of the internet and social media addiction in Indonesian students. Jurnal Informatika15(1), 1. Retrieved 06 June 2023 from https://doi.org/10.26555/jifo.v15i1.a18951

Andreassen, C. S., Pallesen, S., & Griffiths, M. D. (2017). The relationship between addictive use of social media, narcissism, and self-esteem: Findings from a large national survey. Addictive Behaviors64, 287-293. Retrieved 06 June 2023 from https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2016.03.006.

Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2011). Online social networking and addiction—A review of the psychological literature. International Journal of Environmental Research and Public Health8(9), 3528-3552. Retrieved 06 June 2023 from https://doi.org/10.3390/ijerph8093528.

The growing case for social media addiction. (n.d.). California State University Office of the Chancellor| CSU. Retrieved 06 June 2023 from https://www2.calstate.edu/csu-system/news/Pages/Social-Media-Addiction.aspx.

Pennsylvania Adult & Teen Challenge. (2023, February 17). Social media and teens: The risks | Teen addiction treatment. Retrieved 06 June 2023 from https://www.paatc.org/addiction-treatment-blog/social-media-and-teens-what-are-the-risks/.

Sherman, L. E., Payton, A. A., Hernandez, L. M., Greenfield, P. M., & Dapretto, M. (2016). The power of the Like in adolescence. Psychological Science27(7), 1027-1035. Retrieved 06 June 2023 from https://doi.org/10.1177/0956797616645673.

The Addictiveness of social media: How teens get hooked. (n.d.). Jefferson Health. Retrieved 06 June 2023 from https://www.jeffersonhealth.org/your-health/living-well/the-addictiveness-of-social-media-how-teens-get-hooked.

Are you addicted to social media? (n.d.). Lee Health | Lee Health. Retrieved 06 June 2023 from https://www.leehealth.org/health-and-wellness/healthy-news-blog/mental-health/are-you-addicted-to-social-media.

 

Versi Terbaru

26/06/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Bagaimana Media Sosial Bisa Mengubah Pola Pikir Orang?

4 Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan