backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Awas, Ini 5 Tanda Anda Sudah Kecanduan Sesuatu

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 08/06/2021

    Awas, Ini 5 Tanda Anda Sudah Kecanduan Sesuatu

    Tidak ada salahnya melakukan sesuatu yang Anda sukai. Hobi, makanan, atau kegiatan tertentu nyatanya dapat menimbulkan rasa bahagia dan bermanfaat bagi kesehatan jiwa. Namun, Anda patut waspada apabila kegemaran Anda terhadap suatu hal telah berubah menjadi tanda-tanda kecanduan.

    Apa saja tanda-tanda kecanduan?

    kecanduan alkohol

    Melansir laman Mental Help, kecanduan adalah keinginan terus-menerus terhadap suatu kegiatan maupun zat tertentu yang terasa penting atau menimbulkan rasa bahagia sekalipun dampaknya merugikan.

    Apa pun dapat menjadi suatu kecanduan jika dilakukan secara berlebihan. Anda bisa saja kecanduan terhadap media sosial, berolahraga, berbelanja, menonton film, bermain video game, hingga mengonsumsi makanan yang seharusnya menyehatkan.

    Terdapat batasan antara perasaan bahagia karena melakukan suatu hal dengan kecanduan. Berikut di antaranya:

    1. Tidak bisa berhenti menggunakan atau melakukan sesuatu

    Tanda-tanda utama dari kecanduan adalah ketidakmampuan untuk menghindari penyebabnya. Seseorang yang kecanduan biasanya pernah berusaha menjauhi sesuatu yang membuatnya merasa ketergantungan, tapi selalu gagal.

    Saat Anda berhenti menggunakan atau melakukan sesuatu, dampaknya begitu besar pada diri Anda. Anda mungkin merasa tidak bisa bekerja dengan baik, menjadi lebih mudah marah, atau mengalami frustrasi.

    2. Tetap melakukannya walaupun berdampak buruk

    Seseorang yang kecanduan akan tetap menggunakan atau melakukan sesuatu yang membuatnya merasa lega walaupun berdampak buruk.

    Contohnya, seorang perokok akan sulit berhenti merokok sekalipun telah menderita penyakit pernapasan.

    Pada kasus lain, seseorang yang kecanduan bermain video games tidak akan berhenti meskipun waktunya selalu habis untuk kegiatan tersebut. Rasa kecanduan membuatnya beranggapan bahwa hal lain tidak lebih penting.

    3. Tidak segan mengorbankan hubungan sosial

    Tanda-tanda kecanduan juga bisa dilihat dari kualitas hubungan sosial Anda. Waspadalah apabila kegiatan yang Anda senangi justru menjauhkan Anda dari interaksi bersama teman, pasangan, atau bahkan keluarga.

    Kebanyakan orang yang mengalami kecanduan bahkan tidak menyadari perilakunya. Saat orang lain mengingatkan bahwa ia mengalami gejala kecanduan, ia justru bisa saja merespons secara negatif sehingga memperburuk hubungan sosial.

    4. Terus menginginkan lebih sebagai tanda-tanda kecanduan

    Selain membuat sulit berhenti, kecanduan juga memicu keinginan berlebih untuk melakukan atau menggunakan sesuatu. Inilah penyebab seseorang bisa menggunakan media sosial selama berjam-jam atau meminum alkohol dalam jumlah banyak.

    Lebih buruknya lagi, perilaku kecanduan membuat Anda tidak pernah merasa cukup. Anda akan terus mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang untuk memenuhi keinginan yang tidak ada habisnya.

    5. Merasa cemas atau tidak nyaman saat menghindarinya

    Saat mengalami kecanduan, Anda akan mengalami tanda-tanda berupa munculnya rasa lega atau bahagia usai melakukannya.

    Perasaan ini kemudian lenyap dan berganti menjadi rasa cemas ketika Anda berusaha berhenti atau membatasi hal tersebut.

    Untuk mengetahui apakah Anda mengalami kecanduan, cobalah menjauhi semua hal yang memicu perasaan tersebut untuk sementara. Semakin besar rasa cemas yang Anda rasakan, semakin besar pula dampak kecanduan pada diri Anda.

    Kecanduan merupakan kondisi serius yang harus segera ditangani. Pasalnya, dampak fisik, sosial, maupun psikologis yang Anda alami lambat laun dapat mengendalikan perilaku Anda.

    Tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan diri dari bahaya kecanduan. Berkonsultasilah dengan tenaga profesional terkait, seperti psikolog, apabila Anda mengalami satu atau lebih tanda-tanda kecanduan di atas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 08/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan