Coba tetapkan batasan waktu untuk memeriksa media sosial setiap hari. Misalnya, Anda hanya akan membuka aplikasi tersebut selama 2 jam dalam waktu yang terbagi. Anda juga bisa mematikan notifikasi agar tidak muncul di ponsel setiap saat.
2 Media sosial bukanlah kehidupan nyata
Tekankan pada pikiran Anda bahwa apapun yang diunggah orang lain di sosial media tidak selalu seindah kenyataannya. Gambar atau video yang mereka unggah tentunya hanya menampilkan momen-momen yang menyenangkan.
Ingat, seberapa sempurna atau menarik kehidupan seseorang menurut Anda, mereka tentu juga pernah mengalami kesusahan dan hari-hari yang buruk.
3 Bersyukur
Lagi-lagi, media sosial dapat membuat seseorang yang mengalami FoMO cenderung membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Tak jarang perasaan ini diikuti dengan cemas dan iri hati.
Meski terasa klise, melatih menumbuhkan rasa syukur bisa membantu Anda meningkatkan kepuasaan pada kehidupan yang Anda miliki. Setiap Anda merasa iri dengan hidup orang lain, alihkan fokus Anda pada aspek yang positif dari kehidupan Anda.
4. Meditasi
Selain membatasi waktu di media sosial, coba luangkan waktu Anda untuk berlatih meditasi. Rutin bermeditasi dapat membantu menjernihkan pikiran dan mengurangi kecemasan.
5. Menyaring konten yang ingin Anda lihat
Coba lihat kembali, hal-hal apa yang dapat memicu perasaan FoMO yang Anda alami. Kemudian, singkirkanlah hal tersebut dari linimasa media sosial Anda.
Misalnya, Anda bisa menyembunyikan orang-orang yang menurut Anda mengganggu atau senang menyombongkan diri. Sebagai gantinya, penuhi linimasa Anda dengan orang-orang yang positif atau hal-hal yang Anda senangi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar