backup og meta

3 Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Disorder

3 Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Disorder

Panic attack dan anxiety bagi sebagian besar orang terkesan sama karena menunjukkan gejala yang hampir mirip. Padahal, kedua gangguan psikologis ini punya sejumlah perbedaan. Simak perbedaan panic attack dan anxiety seperti berikut ini.

Perbedaan panic attack dan anxiety disorder

Panic attack terkadang menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan anxiety disorder, seperti jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, hingga gelisah.

Karena gejalanya yang sangat mirip ini, Anda mungkin kesulitan untuk membedakan keduanya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara panic attack dan anxiety disorder, dari definisi secara medis, gejala, dan pemicunya.

1. Perbedaan definisi medis

terapi ke psikolog

Dokter atau psikolog biasanya mengacu pada buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) untuk membedakan pengertian panic attack dan anxiety.

Panic attack atau serangan panik adalah episode rasa takut yang teramat sangat sehingga bisa menyebabkan reaksi fisik tertentu pada orang yang mengalaminya. 

Kondisi ini terjadi secara spontan dan bukan reaksi terhadap situasi yang penuh tekanan. Panic attack terjadi tanpa alasan serta tidak dapat diprediksi.

Sementara itu, anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah payung besar dari beberapa macam gangguan psikologis, seperti:

Anda mungkin juga mengenal istilah anxiety attack atau serangan cemas. Namun, hal ini tidak didefinisikan dalam DSM-5 sehingga dokter atau psikolog tidak akan mendiagnosisnya.

Selain melalui definisi secara medis, panic attack dan anxiety juga bisa dibedakan berdasarkan gejala serta pemicu timbulnya gejala tersebut.

2. Perbedaan pemicu timbulnya gejala

Hal yang menjadi pembeda panic attack dan anxiety adalah pemicu timbulnya gejala. Beberapa orang bisa mengenali pemicu kondisinya, tetapi banyak pula yang tidak.

Panic attack biasanya muncul secara spontan dan dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. Gejala yang timbul akan memuncak, lalu mereda dalam beberapa saat.

Contohnya, ketika berbelanja di swalayan, Anda bisa secara tiba-tiba dilanda kepanikan seperti akan didatangi sebuah musibah besar.

Jantung Anda berdebar kencang sampai terasa menyakitkan, disertai keringat dingin, perasaan mau pingsan, atau bahkan seperti Anda akan mati.

Kepanikan ini akan mereda dalam beberapa menit sehingga Anda pulih kembali. Namun, Anda mungkin terus dihantui pertanyaan tentang mengapa hal ini mendadak terjadi.

Sebaliknya, orang yang mengalami anxiety disorder pada umumnya sudah mengetahui pemicu timbulnya kecemasan, misalnya fobia ketinggian atau keramaian.

Mungkin Anda pernah merasakan takut yang membanjiri tubuh saat terjebak dalam keramaian massa demo yang dianggap sebagai situasi yang mengancam atau berbahaya. 

Kondisi ini membuat tubuh menggigil, bulu kuduk merinding, jantung berdebar kencang, perut terasa mulas, dan pikiran kalut bercampur aduk.

Saat bahaya tersebut usai, gejala kecemasan akan menghilang. Namun, gejala akan muncul kembali saat ada pemicunya, bahkan dengan intensitas yang lebih berat.

3. Perbedaan gejala yang muncul

gejala anxiety dan panic attack

Panic attack dan anxiety disorder sering kali susah dibedakan. Bahkan, gejalanya dapat mirip dengan penyakit jantung, masalah tiroid, dan gangguan pernapasan.

Anda dikatakan mengalami serangan panik bila memiliki empat atau lebih dari gejala, seperti:

  • jantung berdebar cepat,
  • berkeringat berlebihan,
  • tubuh gemetar atau menggigil,
  • kesulitan bernapas,
  • nyeri atau sesak dada,
  • mual atau perut bergejolak,
  • kepala berkunang-kunang, kehilangan keseimbangan, dan ingin pingsan,
  • derealisasi dan depersonalisasi, yakni perasaan terpisah dari tubuh atau kenyataan,
  • sensasi kehilangan kontrol atas tubuh, seperti merasa gila,
  • ketakutan akan kematian, serta
  • mati rasa (paresthesia).

Sementara itu, beberapa gejala yang disebabkan oleh gangguan kecemasan, antara lain:

  • merasa gugup, gelisah, dan deg-degan,
  • berkeringat berlebihan,
  • perut mulas atau pusing,
  • sering buang air kecil dan diare,
  • napas ngos-ngosan,
  • tremor dan kedutan pada mata atau tubuh,
  • otot tegang,
  • sakit kepala,
  • lemah lesu,
  • insomnia,
  • ketakutan,
  • sulit fokus,
  • mudah marah, serta
  • sensitif terhadap potensi bahaya.

Pada dasarnya, gejala panic attack dan anxiety disorder hampir mirip satu sama lain. Para ahli akan mengukur intensitas dan seberapa lama gejala berlangsung untuk membedakannya.

Gejala kecemasan sulit untuk hilang dan mampu bertahan dalam waktu lama. Perasaan ini bisa mengalami peningkatan secara bertahap dari waktu ke waktu.

Sementara itu, serangan panik timbul secara tiba-tiba dan akan memuncak dalam waktu sekitar 10 menit. Kemudian, kondisi ini biasanya mereda beberapa menit setelahnya.

Pengidap gangguan psikologis juga rentan mengalami depresi. Kondisi ini memperparah gejala sehingga pengidapnya perlu mendapatkan penanganan dari psikolog atau psikiater.

Cara menangani panic attack dan anxiety

Setelah mengenal perbedaan panic attack dan anxiety, penting juga untuk mengetahui langkah mengatasinya. Terlebih bila keduanya mengganggu kehidupan dan kesehatan mental Anda.

Terapi psikologis tertentu, misalnya cognitive behavioral therapy (CBT), dapat membantu dalam memahami, mengubah pola pikir, hingga mengatasi gejala yang Anda rasakan.

Beberapa obat-obatan, seperti golongan antidepresan dan obat penenang, juga bisa membantu mengurangi gejala terkait serangan panik dan kecemasan.

Selain penanganan medis, Anxiety and Depression Association of America juga menganjurkan beberapa strategi lain, meliputi: 

  • teknik relaksasi, seperti meditasi dan yoga,
  • asupan makanan sehat dan bergizi seimbang,
  • tidur yang cukup,
  • berolahraga rutin, serta
  • berhenti merokok dan minum alkohol.

Pengobatan gangguan psikologis tidaklah instan. Mungkin butuh waktu selama beberapa bulan atau tahun hingga Anda merasakan manfaatnya. 

Apabila punya pertanyaan lebih lanjut mengenai panic attack dan anxiety disorder, jangan ragu untuk melakukan konseling dengan psikolog atau dokter Anda.

Kesimpulan

  • Perbedaan panic attack dan anxiety disorder terlihat dari gejala dan pemicunya.
  • Panic attack terjadi secara tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas, sedangkan anxiety dapat dipicu oleh situasi tertentu yang dianggap mengancam.
  • Gejala panic attack biasanya lebih intens tetapi hanya berlangsung singkat, sedangkan gejala anxiety berkembang secara bertahap dan dapat bertahan lama.
  • Untuk mengelola kedua gangguan psikologis ini, diperlukan kombinasi terapi, obat, dan perubahan gaya hidup.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Panic disorder: When fear overwhelms. (2022). National Institute of Mental Health. Retrieved January 30, 2025, from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/panic-disorder-when-fear-overwhelms

Anxiety disorders. (2025). National Institute of Mental Health. Retrieved January 30, 2025, from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders

Panic attacks and panic disorder. (2018). Mayo Clinic. Retrieved January 30, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/panic-attacks/symptoms-causes/syc-20376021

Anxiety disorders. (2018). Mayo Clinic. Retrieved January 30, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anxiety/symptoms-causes/syc-20350961

Tips and strategies to manage anxiety and stress. (n.d.). Anxiety Disorders and Depression Research & Treatment. Retrieved January 30, 2025, from https://adaa.org/tips

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

30/01/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Separation Anxiety Disorder, Cemas Saat Berpisah yang Sering Dialami Anak

Social Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan Sosial)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan