backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

18

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Social Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan Sosial)

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/09/2023

Social Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan Sosial)

Rasa gugup saat akan berinteraksi dengan orang tentu merupakan hal yang wajar. Namun, bagi pengidap social anxiety atau gangguan kecemasan sosial, ini bisa terasa sangat menakutkan.

Ketakutan pengidap social anxiety dalam berinteraksi tentu sangat memengaruhi produktivitas sehari-hari, terlebih manusia memang merupakan makhluk sosial.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari salah satu jenis gangguan kecemasan ini supaya dampaknya tidak mengganggu aktivitas Anda.

Apa itu social anxiety disorder?

Social anxiety disorder (gangguan kecemasan sosial) gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan dan ketegangan ketika Anda berada di dalam situasi sosial.

Kondisi yang juga dikenal sebagai fobia sosial ini membuat pengidapnya khawatir tidak bisa tampil atau bekerja sebaik atau setidaknya setara dengan orang lain.

Mereka juga merasa selalu diperhatikan, dihakimi, atau dinilai negatif oleh orang lain meskipun sebenarnya tidak demikian.

Karena berbagai kondisi itulah pengidap social anxiety disorder akan berusaha sekeras mungkin untuk menghindari berbagai situasi sosial yang membuatnya harus berhadapan dengan banyak orang.

Mereka sebenarnya sadar bahwa ketakutan yang dirasakannya terlalu berlebihan, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

Tanda dan gejala social anxiety disorder

isolasi sosial

Pengidap social anxiety bisa merasa ketakutan atau cemas ketika berkontak mata, berkencan, memulai pembicaraan, memasuki ruangan penuh orang, dan bahkan hanya dengan membayangkannya.

Untuk lebih mengenali diri sendiri atau orang di sekitar yang mungkin mengidap social anxiety, kenali gejalanya berikut ini.

Gejala psikis

Berikut adalah gejala emosional yang kerap ditemukan pada pengidap fobia sosial.

  • Terlalu khawatir akan mempermalukan diri sendiri di hadapan orang lain.
  • Sangat takut berinteraksi dengan orang lain.
  • Menghindari berbagai kondisi yang mungkin membuat Anda menjadi pusat perhatian.
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu mengevaluasi kekurangan diri setiap akan menghadapi situasi tertentu.
  • Ketakutan ada orang yang mengetahui bahwa Anda merasa sangat gugup.
  • Selalu menghindari acara kumpul-kumpul, seperti makan bersama.
  • Berusaha menghindari tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan.

Gejala fisik

Pengidap fobia sosial juga bisa menunjukkan gejala fisik yang kerap muncul bersamaan dengan rasa takut berlebihan. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Wajah memerah atau blushing.
  • Napas pendek-pendek.
  • Mual atau perut tidak nyaman.
  • Gemetar, suara bergetar.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Diare.
  • Keringat berlebih.
  • Nyeri dada.
  • Pusing atau ingin pingsan.
  • Otot tegang.

Memiliki rasa malu atau tidak nyaman pada situasi tertentu tidak lantas membuat Anda mengidap fobia sosial.

Mengutip dari laman Cleveland Clinic, seseorang akan dinilai berisiko mengidap gangguan kecemasan sosial setelah merasakan berbagai gejala tersebut selama setidaknya enam bulan.

Penyebab social anxiety disorder

sering bicara sendiri, normal atau tidak?

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab social anxiety disorder. Namun, beberapa faktor berikut dinilai bisa membuat seseorang lebih berisiko mengidap fobia sosial.

1. Genetik atau keturunan

Gangguan kecemasan cenderung diturunkan dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga Anda yang mengalami jenis gangguan kecemasan tertentu, Anda pun lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.

Meski begitu, belum diketahui secara pasti seberapa besar pengaruh genetik pada gangguan mental yang satu ini.

2. Gangguan struktur otak

Amigdala merupakan bagian otak yang berfungsi untuk mengontrol respons terhadap rasa takut.

Jika amigdala bekerja dengan terlalu aktif, tubuh Anda akan lebih cepat merespons rasa takut sehingga Anda pun lebih mudah merasa ketakutan.

3. Lingkungan

Fobia sosial juga bisa terjadi saat seseorang dibesarkan di lingkungan yang terlalu protektif atau justru mengalami kekerasan.

Selain itu, orang yang menjadi korban bullying saat remaja, pelecehan seksual, atau memiliki pengalaman buruk juga lebih berisiko mengidap social anxiety disorder.

Komplikasi social anxiety disorder

Ketakutan berlebih dalam menghadapi situasi sosial tentu akan berdampak pada kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Jika tidak segera diatasi, berikut adalah komplikasi yang bisa ditimbulkan dari social anxiety.

  • Kehilangan rasa percaya diri.
  • Tidak bisa tegas dalam berbagai situasi.
  • Sering mengkritik diri sendiri atau bahkan membenci diri sendiri.
  • Terlalu sensitif terhadap kritik atau masukan orang lain.
  • Tidak mampu membangun hubungan dengan orang lain.
  • Memiliki pencapaian terbatas.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol sebagai pelarian.

Tidak hanya menghambat produktivitas sehari-hari, dalam kondisi yang sudah cukup parah, fobia sosial juga bisa membuat seseorang mencoba bunuh diri.

Tahukah Anda?

Setidaknya 5%–10% orang di dunia mengidap gangguan kecemasan sosial. Ini adalah gangguan mental ketiga yang paling banyak ditemukan setelah gangguan penggunaan narkoba dan depresi.

Diagnosis social anxiety disorder

Tanya-jawab merupakan salah satu cara yang akan dilakukan dokter untuk memastikan apakah Anda mengalami gangguan kecemasan sosial.

Pertanyaan tersebut akan mencakup gejala dan frekuensi ketakutan yang muncul, riwayat penyakit, dan pengalaman buruk yang pernah Anda alami.

Selain itu, dokter bisa juga melakukan pemeriksaan apakah keluhan Anda juga menyebabkan gangguan fisik seperti sesak napas atau jantung berdebar.

Dokter spesialis kejiwaan akan menggunakan hasil wawancara dan pemeriksaan untuk didiagnosis menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5).

Pengobatan social anxiety disorder

Berikut adalah beberapa cara yang kerap digunakan untuk mengatasi kecemasan sosial.

  • Psikoterapi: membantu pasien mengubah cara berpikir, bersikap, dan bereaksi terhadap berbagai situasi sosial yang selama ini membuanya ketakutan.
  • Support group: berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kondisi serupa untuk mendapat dukungan serta tips dalam mengatasi kecemasan berdasarkan pengalaman.
  • Obat-obatan: obat antidepresan, anticemas, dan beta-blockers merupakan obat yang kerap diresepkan pada pasien gangguan kecemasan.

Selain perawatan dengan pengawasan langsung dari dokter, pasien gangguan kecemasan sosial bisa juga disarankan menjalani perawatan rumahan.

Perawatan rumahan ini bisa berupa penerapan pola hidup sehat, menulis jurnal untuk menyalurkan kecemasan, dan manajemen stres.

Pencegahan social anxiety disorder

Belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah gangguan kecemasan sosial, sebab penyebabnya pun bisa beragam dan tidak menentu.

Namun, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut untuk mengurangi kecemasan berlebih saat menghadapi sesuatu.

  • Ketahui cara menyalurkan stres atau emosi negatif lainnya. Setiap orang bisa memiliki cara yang berbeda-beda.
  • Hindari penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok.
  • Temukan sumber kebahagiaan Anda sendiri.
  • Jangan biasakan menghindari situasi yang Anda takuti.
  • Ikuti terapi relaksasi untuk meredakan stres, seperti teknik pernapasan.

Dengan risiko komplikasi yang beragam, penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Maka, saat Anda merasa tidak nyaman dengan kondisi mental Anda, sebaiknya berkonsultasilah dengan orang yang tepat, misalnya psikolog atau psikiater.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan