Terapi insulin merupakan pengobatan utama bagi diabetes tipe 1. Namun, ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi saat menggunakan suntik insulin, seperti terlewat jadwal atau diabetesi (penyandang diabetes melitus) mungkin takut dengan jarum suntik. Nah, pompa insulin dapat menjadi solusi untuk terapi insulin yang lebih mudah dan praktis.
Bagaimana cara kerja pompa insulin?
Pompa insulin adalah perangkat elektronik yang bisa secara otomatis menyalurkan insulin buatan ke dalam tubuh. Alat ini berukuran sebesar telepon gengam dan dapat dipasang pada ikat pinggang atau dimasukkan ke dalam saku celana.
Walaupun terapi insulin memang lebih umum dilakukan dalam pengobatan diabetes tipe 1, alat ini juga dapat digunakan untuk pengobatan insulin diabetes tipe 2.
Cara kerja pompa insulin mirip dengan cara kerja pankreas dalam tubuh. Pankreas bekerja selama 24 jam dengan melepaskan hormon insulin sedikit demi sedikit untuk menyeimbangkan kadar glukosa dalam darah.
Dijelaskan oleh American Diabetes Association, pompa insulin bekerja dalam dua cara, yaitu:
- Melepaskan insulin dalam dosis basal: dosis yang konsisten, terukur, dan sama secara terus-menerus sepanjang hari. Biasanya Anda dapat mengatur jumlah insulin yang diberikan pada malam atau siang hari.
- Menyalurkan insulin dalam dosis bolus: dosis bolus adalah dosis yang diatur oleh penggunanya dalam jumlah yang berbeda-beda, bisanya disalurkan sekitar waktu makan. Cara menentukan dosis bolus adalah dengan menghitung berapa banyak asupan karbohidrat dan perkiraan jumlah kalori yang dikeluarkan selama beraktivitas.
Anda juga bisa menggunakan dosis bolus untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi.
Jika kadar gula tinggi sebelum makan, Anda harus menambahkan dosis bolus agar kadar gula darah dapat kembali turun ke batas normal.
Mengenal komponen pompa insulin
Pompa insulin memiliki beberapa komponen yang perlu Anda perhatikan dan ketahui dengan baik, agar penggunaannya dapat berjalan dengan optimal. Komponen dalam pompa ini terdiri atas:
- Wadah/reservoir: tempat insulin dalam tabung disimpan. Anda harus memastikan wadah insulin ini tetap terisi untuk menjaga pasokan insulin ke dalam tubuh
- Kateter: jarum kecil dan selang yang dipasang di bawah jaringan lemak pada area kulit (subkutan) yang akan mengantarkan insulin ke dalam tubuh. Kateter harus diganti secara berkala untuk menghindari risiko terjadinya infeksi
- Tombol pengoperasian: digunakan untuk mengatur suplai insulin ke dalam tubuh dan pengaturan dosis bolus pada waktu-waktu tertentu.
- Selang: untuk menyalurkan insulin dari pompanya menuju kateter.
Cara menggunakan pompa insulin untuk diabetes
Siapa pun yang membutuhkan pengobatan diabetes dapat menggunakan alat ini. Pompa insulin terbukti aman digunakan oleh diabetesi dari berbagai usia.
Selama beraktivitas, pompa insulin bisa Anda simpan di saku celana, dipasang pada ikat pinggang, atau dilekatkan pada pakaian.
Pompa tetap bisa digunakan sekalipun Anda menjalani aktivitas fisik yang cukup berat, seperti berolahraga. Jangan lupa untuk mengatur dosis insulin sebelum Anda menggunakan pompa.
Anda tetap bisa menggunakan pompa insulin saat tidur, tapi pastikan pompa disimpan dengan aman seperti diletakkan pada meja di samping tempat tidur.
Selalu periksa kadar gula darah Anda selama pemakaian pompa untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sudah tepat. Lakukanlah pengecekan gula darah setidaknya 4 kali dalam sehari
Mengetahui berapa jumlah dosis yang diperlukan juga perlu menyesuaikan dengan asupan makanan dan aktivitas yang dilakukan. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jumlah dosis basal dan bolus yang diperlukan.
Cara melepaskan pompa
Terkadang, ada aktivitas yang membuat Anda harus melepas pompa insulin, seperti saat mandi. Anda dapat melepas dan meletakkan alat ini di tempat yang terlindung dari air. Lebih aman lagi, jika pompa disimpan dalam wadah penyimpanannya.
Namun penting untuk diingat, saat memutuskan untuk melepas pompa insulin, Anda akan menghentikan semua pasokan insulin yang masuk ke dalam tubuh.
Itu sebabnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jika menghentikan pompa saat dosis bolus tengah diberikan, Anda tidak dapat memberikan (melanjutkan) pemberian sisa dosisnya ketika memasang pompa kembali. Anda mungkin harus mengulang dosis baru dari awal.
- Pastikan bahwa dosis bolus dapat memenuhi dosis basal yang mungkin hilang karena Anda melepaskan pompa. Jika gula darah di bawah 150 mg/dL, Anda dapat menunggu satu jam untuk pemberian dosis bolus.
- Jangan sampai Anda tidak mendapat insulin selama lebih dari 1 – 2 jam.
- Pantau kadar gula darah Anda setiap 3 – 4 jam.
Kelebihan dan kekurangan pompa insulin
Sama seperti pengobatan diabetes lainnya, pompa insulin juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya.
Kelebihan
1. Lebih mudah, aman, dan nyaman
Penggunaan suntik insulin membutuhkan kedisiplinan tinggi karena harus menyuntikan pada jadwal tertentu.
Sementara pompa insulin bisa secara otomatis mengalirkan insulin sesuai dengan dosis yang diatur terlebih dulu.
Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi memberikan insulin secara manual atau khawatir melewatkan pengobatan karena lupa.
2. Melepaskan insulin secara perlahan
Beberapa dokter mengusulkan pemberian insulin dengan alat ini ini karena sifatnya yang melepaskan insulin secara perlahan, mirip seperti pankreas alami.
Cara ini dapat memberikan insulin dalam dosis yang lebih tepat sehingga kadar gula darah lebih stabil.
Kontrol gula darah yang lebih terjaga pun efektif mencegah efek samping insulin, seperti kondisi hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau naik-turunnya gula darah.
Kekurangan
1. Penggunaannya harus benar-benar dipahami
Dalam menggunakan alat ini, pengguna perlu memantau cara kerja alat dengan baik. Meski bekerja secara otomatis, Anda harus memperhatikan bagaimana tubuh merespons penyaluran insulin dari pompa.
Anda perlu lebih sering melakukan pengecekan kadar gula darah (minimal 4 kali dalam sehari) dan cermat menghitung asupan karbohidrat dari makanan guna menentukan dosis bolus yang tepat.
Selain itu, Anda juga perlu memperhitungkan jumlah kalori yang keluar melalui aktivitas yang dilakukan.
2. Risiko infeksi dan komplikasi
Risiko terjadinya infeksi pada titik pemasangan kateter juga mungkin terjadi. Itu sebabnya, seperti suntik insulin, gantilah titik pemasangan kateter secara rutin, sekitar 2 – 3 hari sekali untuk menghindari risiko terjadinya infeksi.
Ada pula risiko yang bisa membuat Anda mengalami komplikasi ketoasidosis diabetik (DKA) sehingga tanpa disadari tubuh tidak mendapatkan insulin dalam jangka waktu lama.
3. Harganya cukup mahal
Harga alat yang cukup mahal juga membuat banyak diabetesi cenderung memilih pengobatan dengan suntik insulin. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, penggunaan pompa insulin sejatinya merupakan pilihan.
Hasil akhir pengobatan dari alat ini sama dengan suntik insulin, yaitu bertujuan mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.
Jika Anda berniat memilih pengobatan insulin dengan cara ini, berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk memahami penggunaanya dengan lebih tepat.
[embed-health-tool-bmi]