backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Perbedaan Gigi Susu dan Gigi Permanen Anak-Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Perbedaan Gigi Susu dan Gigi Permanen Anak-Anak

    Banyak orang yang selama ini masih belum memahami soal perbedaan gigi susu dan gigi permanen. Padahal, kedua jenis gigi ini mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda. Apa saja itu?

    Perbedaan gigi susu dan permanen

    Gigi susu merupakan jenis gigi yang muncul saat Anda masih kecil. Umumnya, gigi susu anak pertama kali muncul pada usia kurang-lebih enam bulan.

    Seiring pertambahan usia, gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen. Jenis gigi ini merupakan gigi tetap yang akan Anda miliki sepanjang hidup.

    Selain waktu kemunculan, ada beberapa perbedaan karakteristik antara gigi susu dan gigi permanen. Berikut beberapa di antaranya.

    1. Jumlah dan komposisi gigi

    gigi anak tumbuh tidak beraturan

    Perbedaan paling jelas antara gigi bayi dan gigi permanen ada pada jumlah dan komposisi gigi. Orang dewasa mempunyai jumlah gigi lebih banyak daripada gigi susu pada anak-anak. 

    Gigi susu pada anak berjumlah 20, yang terdiri dari:

  • 4 gigi seri depan, 
  • 4 gigi seri samping, 
  • 4 gigi taring, dan 
  • 8 gigi geraham. 
  • Sementara itu, gigi permanen berjumlah 32 gigi. Susunannya terdiri dari:

  • 8 gigi seri, 
  • 4 gigi taring, 
  • 8 gigi geraham depan, dan 
  • 12 gigi geraham belakang.
  • 2. Bentuk gigi

    Apabila melihat dari bentuk dan ukurannya, gigi susu tentu berbeda dari gigi permanen. Gigi permanen berbentuk lebih besar daripada gigi bayi. 

    Selain itu, gigi permanen depan yang baru tumbuh biasanya juga memiliki mamelon. Mamelon merupakan bagian berupa tonjolan kecil pada gigi yang bisa menghilang dengan sendirinya.

    3. Struktur gigi

    Perbedaan juga dapat ditemukan pada struktur gigi. Anda dapat menemukan perbedaan tersebut pada bagian akar dalam gigi susu dan permanen. 

    Gigi susu memiliki akar yang lebih pendek dan lebih tipis dari gigi permanen. Hal ini membuat gigi pada bayi lebih mudah tanggal dibanding gigi permanen dewasa yang lebih kokoh. 

    4. Lapisan enamel dan dentin gigi

    enamel gigi susu lebih tipis

    Enamel merupakan bagian terluar gigi yang berfungsi melindungi jaringan vital di dalam gigi. Sementara itu, dentin merupakan lapisan yang lebih sensitif dan terletak di bawah enamel.

    Lapisan enamel dan dentin gigi susu lebih tipis daripada gigi permanen. Perbedaan lapisan enamel ini membuat gigi permanen lebih kuat dari gigi susu.

    5. Ketahanan gigi

    Lapisan enamel dan dentin yang tipis membuat risiko gigi berlubang pada bayi lebih besar. Jika gigi susu berlubang, gangguan yang timbul bisa lebih cepat sampai ke saraf gigi. 

    Kondisi tersebut membuat gigi bayi lebih rentan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya memperhatikan kesehatan gigi anak sejak gigi mulai tumbuh pada usia 6–12 bulan. 

    6. Warna gigi

    Warna gigi susu lebih putih dibandingkan gigi permanen. Ini karena gigi susu memiliki lapisan enamel yang lebih tipis.

    Sementara itu, gigi permanen akan tampak lebih kekuningan. Warna tersebut berasal dari ketebalan lapisan enamel gigi.

    Beberapa tips menjaga kesehatan gigi sejak kecil

    mencegah gigi anak keropos

    Menjaga kesehatan gigi bayi tak kalah penting dengan gigi permanen, bahkan sekalipun gigi bayi akhirnya akan tanggal dan digantikan gigi permanen seiring dengan pertumbuhan anak.

    Dikutip dari laman American Dental Association, gigi bayi memiliki peranan penting untuk membantu proses makan, berbicara, dan tersenyum. 

    Selain itu, kesehatan gigi susu menentukan pertumbuhan gigi permanen. Jadi, ada baiknya kesehatan gigi sudah mulai Anda perhatikan sejak dini.

    Berikut beberapa tips untuk merawat gigi agar terhindar dari gigi berlubang sejak kecil.

    • Jangan membiasakan anak kecil minum susu sambil tiduran. Kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko gigi berlubang pada anak yang dikenal sebagai gigi gigis atau karies botol.
    • Membiasakan anak menyikat gigi dengan benar dua kali sehari, yakni pada pagi hari dan sebelum tidur. Gunakan pasta gigi ber-fluoride untuk mencegah gigi berlubang.
    • Bersihkan sela-sela gigi dengan menggunakan benang gigi (dental floss) untuk menghilangkan plak dan sisa makanan yang mungkin tertinggal.
    • Berkumur dengan obat kumur untuk membersihkan sisa kotoran dalam rongga mulut, tetapi penggunaanya hanya boleh pada anak usia enam tahun ke atas.
    • Hindari terlalu sering mengonsumsi minuman atau makanan manis penyebab gigi berlubang, seperti permen, kue, soda, dan jus buah kemasan.
    • Perbanyak buah dan sayuran yang mengandung vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

    Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin, minimal enam bulan sekali. Pemeriksaan pertama bisa dilakukan pada usia satu tahun atau saat gigi pertama muncul.

    Dokter gigi akan memberitahu Anda jika anak memiliki plak atau gigi berlubang. Orang tua juga akan diberikan saran terkait tahapan pertumbuhan gigi dan cara merawat gigi anak dengan baik.

    Ragam perbedaan gigi susu dan gigi permanen

    • Jumlah gigi susu lebih sedikit.
    • Ketahanan gigi permanen lebih kuat.
    • Warna gigi susu lebih putih.
    • Enamel gigi permanen lebih tebal.
    • Ukuran gigi susu lebih kecil.
    • Akar gigi permanen lebih panjang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan