Seperti bagian tubuh lainnya, rahim wanita juga tidak terlepas dari risiko kanker. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022, jumlah pengidap kanker rahim di Indonesia berada pada peringkat kedua setelah payudara.
Supaya Anda lebih waspada dan dapat mengenalinya sedini mungkin, simak informasi seputar kanker rahim melalui uraian berikut.
Apa itu kanker rahim?
Kanker rahim adalah tumor ganas yang berkembang di dalam lapisan atau dinding rahim karena pertumbuhan sel sehat yang tidak terkendali.
Pertumbuhan sel tersebut akan membentuk benjolan atau tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Ketika sudah dalam tahap ganas inilah tumor dikenal sebagai kanker.
Berdasarkan lokasi pertumbuhan sel, kanker rahim bisa dibedakan menjadi dua jenis berikut.
1. Kanker endometrium
Jenis kanker rahim yang paling sering ditemui adalah kanker endometrium. Kanker ini terjadi ketika pertumbuhan sel terjadi di lapisan terluar dinding uterus.
Berdasarkan tampilan sel abnormalnya, kanker endometrium masih bisa dibedakan menjadi kanker endometrioid, karsinosarkoma uterus, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel kecil, dan karsinoma sel bening.
2. Sarkoma uterus
Berbeda dengan kanker endometrium, pertumbuhan sel kanker sarkoma uterus akan dimulai dari otot dan jaringan pendukung di sekitar rahim.
Sarkoma uterus bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan letaknya.
- Leiomyosarcoma uterus yang berawal dari miometrium (otot rahim).
- Sarkoma stroma endometrium yang berawal dari stroma atau jaringan pendukung pada endometrium.
- Undifferentiated sarcoma yang terbentuk dari jaringan lunak di sekitar rahim yang bentuk awalnya tidak terlihat seperti sarkoma.
Berdasarkan data dari Globocan tahun 2022, jumlah pengidap kanker rahim di Indonesia adalah 36.964 jiwa dengan angka kematian mencapai 20.708 jiwa.
Tanda dan gejala kanker rahim
Pada tahap awal atau stadium satu, kanker endometrium maupun uterus sarkoma biasanya tidak menimbulkan gejala khusus.
Ciri-ciri kanker berikut biasanya mulai muncul ketika pasien memasuki stadium dua dan selanjutnya.
- Perdarahan tidak normal, seperti selama atau setelah berhubungan intim, di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.
- Keputihan yang encer, berdarah, banyak, dan berbau amis.
- Sakit saat berhubungan intim.
- Nyeri di punggung atau perut bagian bawah.
Penyebab kanker rahim
Sampai saat ini, penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, infeksi human papillomavirus (HPV) yang berkepanjangan dinilai menjadi faktor utamanya.
Selain itu, berbagai kondisi berikut bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker rahim.
- Berusia di atas 45 tahun.
- Aktif mengonsumsi obat yang memengaruhi kondisi hormon, seperti tamoxifen dan diethylstilbestrol.
- Obesitas, berat badan berlebih bisa meningkatkan produksi estrogen sehingga mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
- Riwayat kanker vagina, vulva, ginjal, atau kandung kemih.
- Perokok.
- Sistem kekebalan tubuh lemah, contohnya pengidap HIV/AIDS.
- Riwayat radioterapi di area panggul.
- Melahirkan sebelum berusia 17 tahun.
Diagnosis kanker rahim
Sebagai langkah pertama pemeriksaan, dokter akan bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan Anda. Sampaikan semua gejala kanker yang Anda rasakan untuk memudahkan dokter dalam mendiagnosis.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya akan meminta Anda melakukan beberapa pemeriksaan berikut.
- Histeroskopi: melihat kondisi rahim dengan memasukkan tabung kecil bernama histeroskop ke dalam vagina.
- Biopsi: mengambil sampel jaringan rahim untuk mencari keberadaan sel kanker.
- Tes pencitraan (CT scan, USG, MRI, atau PET scan): mengetahui kemungkinan penyebaran sel kanker.
- Tes darah: mengukur kadar CA-125 di dalam darah yang menjadi tanda kanker rahim.
Di samping berbagai pemeriksaan di atas, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear sebagai cara deteksi dini.
Bagaimana cara menentukan stadium kanker rahim?
Setelah serangkaian pemeriksaan, dokter bisa menentukan sejauh mana perkembangan kanker. Secara umum, berikut adalah kriteria penentuan stadium kanker rahim.
- Stadium 1: sel kanker hanya ada di rahim.
- Stadium 2: sel kanker telah menyebar ke leher rahim.
- Stadium 3: sel kanker telah menyebar ke vagina, ovarium, atau kelenjar getah bening.
- Stadium 4: sel kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau organ yang terletak jauh dari rahim, seperti paru-paru dan tulang.
Pengobatan kanker rahim
Setiap pasien kanker rahim bisa menerima perawatan yang berbeda-beda, tergantung dengan jenis, ukuran, penyebaran, dan kondisi pasien secara keseluruhan.
Dokter bisa melakukan pengobatan menggunakan berbagai metode berikut yang disesuaikan dengan kondisi pasiennya.
1. Operasi
Prosedur operasi atau bedah merupakan pilihan utama untuk mengobati kanker rahim. Operasi kanker uterus bisa dibedakan menjadi tiga jenis, tergantung bagian yang diangkat.
- Histerektomi: pengangkatan sebagian atau seluruh rahim.
- Bilateral salpingo-oophorectomy: pengangkaran rahim, tuba falopi, dan ovarium.
- Diseksi kelenjar limfa: pengangkatan rahim dan kelenjar limfa di sekitarnya.
Usai menjalani operasi, dokter akan melakukan pemantauan guna mengawasi risiko munculnya efek samping.
2. Kemoterapi
Metode pengobatan kanker berikutnya adalah kemoterapi atau pemberian obat-obatan untuk menghentikan perkembangan sel kanker.
Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati kanker uterus.
Beberapa risiko efek samping dari kemoterapi adalah rambut rontok, mual, muntah, dan diare, serta tubuh yang terasa lelah.
3. Radioterapi
Selain kemoterapi dan operasi, cara lain yang biasanya ditempuh adalah radioterapi. Pengobatan ini mengandalkan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker dalam tubuh.
Pengobatan ini dapat dilakukan untuk mengecilkan sel kanker yang diangkat dan mengurangi risiko sel kanker tumbuh kembali.
Saat menjalani radioterapi, pasien kanker mungkin akan mengeluhkan adanya masalah pada kulit, kelelahan, serta mual.
Demi mendukung keberhasilan pengobatan, dokter biasanya juga menyarankan penerapan gaya hidup sehat bagi pasien kanker.
Di samping pengobatan fisik, pasien kanker perlu menerima dukungan mental dari orang di sekitarnya.
Kesimpulan
- Kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang banyak menyerang wanita. Kanker ini bisa dibedakan menjadi kanker endometrium dan sarkoma uterus.
- Tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Akan tetapi, infeksi human papillomavirus (HPV) dinilai sebagai faktor utama.
- Pengobatannya dapat dilakukan dengan operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Beberapa pasien mungkin menerima kombinasi beberapa pengobatan sekaligus.
[embed-health-tool-bmi]