Diet tidak hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan, tetapi juga untuk mengatur pola makan bagi pengidap masalah kesehatan tertentu. Salah satunya diet untuk pasien penyakit autoimun.
Bagaimana panduan diet ini? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu diet autoimun?
Autoimmune protocol diet (diet AIP) atau diet autoimun adalah pedoman makan yang ditujukan bagi pengidap penyakit autoimun, seperti psoriasis, artritis reumatoid, atau lupus.
Pengaturan pola makan ini bertujuan untuk meredakan peradangan sekaligus berbagai gejala yang disebabkan oleh kondisi autoimun.
Diet autoimun ini juga bisa disebut paleo autoimmune protocol. Pada dasarnya, diet AIP hampir mirip diet paleo, tetapi dalam versi yang jauh lebih ketat.
Jika diet paleo lebih menekankan konsumsi daging, ikan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, diet AIP agak berbeda.
Pedoman makan untuk diet AIP mengharuskan Anda untuk tidak mengonsumsi makanan yang berisiko menimbulkan peradangan di dalam usus. Sebaliknya, Anda lebih dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya zat gizi.
Bagaimana cara kerjanya?
Penyakit autoimun kerap dikaitkan dengan kondisi saluran usus yang bermasalah karena luka.
Kondisi ini dapat menyebabkan sindrom usus bocor (leaky gut syndrome) sehingga memudahkan bakteri dan racun masuk ke dalam aliran darah dan memicu peradangan.
Nah, diet penyakit autoimun inilah yang bertujuan untuk menyembuhkan gangguan usus tersebut.
Sebuah hipotesis dalam jurnal Frontiers In Immunology menyebutkan diet autoimun dapat membantu menyembuhkan usus bocor. Hal ini juga mengurangi tingkat peradangan dalam tubuh.
Memperbanyak konsumsi makanan bergizi bisa membantu mencegah serangan sistem imun terhadap jaringan yang sehat dan mengurangi gejala penyakit autoimun.
Manfaat diet AIP untuk pengidap penyakit autoimun
Secara umum, diet AIP dipercaya dapat membantu memulihkan sistem kekebalan tubuh dan kondisi usus yang bermasalah. Selain itu, beberapa manfaat diet AIP bagi pengidap gangguan imun antara lain:
- mencegah munculnya respons buruk dari autoimun,
- mengurangi gejala penyakit autoimun, dan
- mencegah kemungkinan terjadinya penyakit autoimun sekunder.
Sebuah studi dalam jurnal Cureus melaporkan pengujian diet AIP pada 17 partisipan wanita berusia 20–45 tahun yang mengalami penyakit Hashimoto.
Penyakit Hashimoto atau tiroiditis Hashimoto merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang menimbulkan peradangan pada kelenjar tiroid.
Para peneliti melaporkan terjadinya pengurangan gejala dan peningkatan kualitas hidup pada partisipan setelah menjalani program diet AIP selama sepuluh minggu.
Dengan demikian, diet AIP bisa menjadi bagian dari pengobatan dan membantu orang-orang dengan kondisi autoimun.
Tahapan diet AIP
Penting untuk dipahami bahwa Anda tidak bisa sembarangan melakukan diet AIP.
Apabila menginginkan hasil yang optimal, Anda perlu melalui dua tahapan dalam diet autoimun, yakni fase eliminasi dan fase pengenalan kembali seperti berikut ini.
1. Fase eliminasi
Fase eliminasi melibatkan pantangan konsumsi makanan dan obat-obatan yang menyebabkan peradangan usus, ketidakseimbangan bakteri usus, dan respons imun.
Selain itu, fase ini mendorong konsumsi makanan segar yang kaya zat gizi.
Anda juga dianjurkan untuk memulai pola hidup sehat, seperti mengelola stres, tidur yang cukup, dan rutin beraktivitas fisik.
Durasi fase eliminasi bisa bervariasi pada setiap orang. Hal ini akan sangat bergantung pada kapan Anda mengalami penurunan gejala dari penyakit autoimun yang dialami.
Rata-rata tahapan ini dilakukan selama 30 – 90 hari, sedangkan sebagian orang mungkin akan memperoleh perbaikan hanya dalam tiga minggu saja.
2. Fase pengenalan kembali
Fase pengenalan kembali dapat dilakukan setelah gejala penyakit autoimun berkurang. Hal ini melibatkan pengenalan kembali satu demi satu makanan yang tadinya menjadi pantangan.
Tujuan dari fase ini ialah untuk mencari tahu makanan mana yang memicu respons imun dan sejauh mana tubuh Anda mampu menoleransinya.
Tahapan tes yang harus Anda lakukan dalam fase ini sebagai berikut.
- Pilih salah satu jenis makanan untuk diperkenalkan kembali.
- Makan dalam porsi kecil, seperti satu sendok teh, dan tunggu 15 menit untuk melihat reaksi tubuh. Jika muncul gejala, hentikan tes dan hindari makanan ini.
- Namun, bila tidak ada gejala, lanjutkan tes dengan makan dalam porsi lebih besar, seperti 1,5 sendok makan, dan pantau selama 2 – 3 jam. Jika muncul gejala, hentikan tes dan hindari makanan ini.
- Apabila gejala masih tidak muncul, makan dalam porsi normal dan hindari selama 5 – 6 hari tanpa memperkenalkan kembali pantangan makanan lain.
- Jika tidak ada gejala setelah 5 – 6 hari, Anda bisa memasukkan makanan ini ke dalam menu diet.
- Ulangi tahapan tes pengenalan kembali pada jenis makanan lainnya.
Toleransi tubuh terhadap makanan tertentu mungkin berubah seiring waktu. Penting untuk mengulangi tes ini bila gejala penyakit autoimun muncul kembali.
Anjuran makanan selama diet AIP
Selama menjalani diet autoimun, Anda disarankan agar memperbanyak konsumsi makanan kaya zat gizi seperti berikut ini.
- Daging yang tidak banyak diolah, seperti daging merah, daging ayam, dan ikan.
- Sayuran, kecuali tomat, terong, paprika, dan kentang.
- Buah-buahan segar secukupnya.
- Umbi-umbian, seperti ubi jalar dan talas.
- Makanan fermentasi bebas susu, seperti kombucha, kimci, acar, kefir kelapa, dan suplemen probiotik.
- Pemanis alami, seperti sirup mapel dan madu dalam jumlah sedikit.
- Bumbu dan rempah, seperti daun kemangi, mint, dan oregano.
- Minuman teh, seperti teh hitam, teh hijau, dan teh herbal tanpa biji.
- Minyak nabati olahan minimal, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat.
- Cuka, seperti sari apel dan balsamic tanpa gula tambahan.
- Kaldu tulang.
Meski diperbolehkan secukupnya, buah-buahan sebenarnya termasuk makanan yang tidak selalu boleh dimakan selama menjalani diet AIP.
Beberapa ahli mungkin mengizinkan Anda makan buah sekitar dua potong per hari. Namun, ada juga yang tidak memperbolehkannya sama sekali.
Pantangan makanan selama diet AIP
Sementara itu, ada juga beberapa jenis makanan yang tidak dianjurkan untuk Anda konsumsi selama menjalani diet autoimun. Berikut merupakan beberapa contohnya.
- Biji-bijian, seperti beras, gandum, oat, barley, dan rye.
- Olahan biji-bijian, seperti pasta, roti, dan sereal sarapan.
- Kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan kedelai.
- Olahan kacang-kacangan, seperti tahu, tempe, dan selai kacang.
- Jenis sayuran tertentu, seperti tomat, terong, paprika, dan kentang.
- Semua produk susu, seperti susu segar, keju, mentega, dan suplemen berbasis susu.
- Telur, termasuk telur utuh, putih telur, dan makanan mengandung telur.
- Gula dan olahannya, seperti gula tebu, sirup jagung, permen, soda, dan cokelat.
- Minyak nabati olahan, seperti minyak sawit, minyak kanola, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari.
- Makanan olahan dengan kandungan zat aditif, seperti pemanis buatan, pewarna makanan, pengemulsi, dan pengental.
- Minuman tertentu, seperti kopi dan alkohol.
Selain makanan, pantangan diet autoimun juga berkaitan dengan konsumsi obat antiradang nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, aspirin, dan naproxen sodium.
Bagaimana agar autoimun tidak kambuh?
Penyakit autoimun tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa cara agar gejalanya tidak kambuh, seperti menerapkan pola makan yang sehat, rutin olahraga, serta menghentikan kebiasaan merokok.
Tips memulai pola makan bagi pengidap penyakit autoimun
Diet AIP memang tampak sangat ketat. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya pantangan untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan.
Anda mungkin akan merasa kesulitan untuk mulai menjalaninya, terlebih ketika pembatasan ini sampai memengaruhi gaya hidup sehari-hari.
Solusinya, Anda masih bisa melakukan diet AIP dengan menghilangkan jenis-jenis makanan yang dilarang secara bertahap.
Pastikan juga Anda menjauhi makanan tinggi lemak dan kolesterol serta makanan olahan selama melakukan tahapan diet ini.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut perihal makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, konsultasikan dengan dokter Anda.
Kesimpulan
- Diet AIP perlu dilakukan beberapa minggu secara rutin. Tahapannya terdiri dari dua fase, yakni fase eliminasi dan pengenalan kembali.
- Pada fase eliminasi, hindari konsumsi makanan atau obat-obatan yang menjadi pantangan bagi kondisi autoimun.
- Lalu, pengenalan kembali untuk makanan yang awalnya merupakan pantangan. Fase ini dilakukan secara bertahap. Jika muncul reaksi buruk, hindari konsumsi makanan tersebut dalam asupan harian.
[embed-health-tool-bmi]