Melihat anak yang sedang mengalami kejang bisa menimbulkan rasa khawatir, terutama bagi orangtua. Kejang pada anak umumnya bukanlah suatu kondisi yang serius ataupun berbahaya. Namun, bagaimana jika anak mengalami kejang tanpa disertai demam? Apakah ini termasuk jenis kejang yang aman pada anak? Ketahui di bawah ini.
Apa itu kejang tanpa demam?
Kejang pada anak umumnya terjadi akibat demam yang sedang dialami oleh anak.
Demam pemicu kejang biasanya terjadi sebagai gejala dari kondisi lain, seperti pilek, flu, dan infeksi telinga.
Namun, pada kasus tertentu, kejang juga dapat terjadi tanpa disertai demam. Kejang tanpa demam terjadi pada 0,4% populasi anak atau sekiar 1 dari 250 anak.
Jika insiden kejang ini terus berlanjut, kemungkinan besar anak memiliki epilepsi atau ayan.
Penyebab kejang pada anak cukup beragam. Akan tetapi, penyebab kejang tanpa demam pada anak yang paling umum adalah trauma pada jaringan otak.
Serangan kejang yang berulang (paroksismal) dapat ditangani dengan obat antikonvulsan.
Tanda dan gejala kejang tanpa demam
Gejala yang dialami anak saat kejang meliputi berikut ini.
- Hilang kesadaran dan tiba-tiba terjatuh dengan tatapan mata kosong atau terbalik ke atas.
- Badan kaku.
- Gerakan-gerakan kejut yang terjadi pada tangan dan kaki.
Bedanya, pada kondisi kejang demam, si Kecil mengalami kejang disertai dengan demam atau peningkatan suhu tubuh.
Sementara saat kejang tanpa demam, kejangnya yang dialami anak tidak disertai dengan panas tubuh. Demam pada anak baru akan timbul sekitar beberapa jam kemudian.
Kondisi anak atau bayi tiba-tiba kejang tanpa demam umumnya bertahan tidak lebih dari lima menit.
Kapan harus bawa anak ke dokter?
- Kejang pertama berlangsung lebih dari 5 menit.
- Kejang pada anak dengan epilepsi berlangsung lebih dari 10 menit. Umumnya, insidensi epilepsi tidak akan melukai otak jika tidak berlangsung lebih dari 30 menit.
- Anak tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
- Kejang kambuhan sangat sering terjadi.
- Kejang susulan terjadi.
- Anak mengalami kebingungan atau ‘teler’ lebih dari 2 jam.
Penyebab anak kejang tanpa demam
Penyebab umum kejang tapi tidak panas pada anak yaitu adanya bagian kecil di jaringan otak yang mengirimkan sinyal abnormal ke bagian otak lainnya.
Melansir dari University Hospitals, kejang tanpa demam tersebut juga dapat menandakan kondisi tertentu di otak, seperti:
- meningitis,
- kerusakan otak,
- stroke,
- tumor otak, dan
- gangguan sistem saraf.
Diagnosis kejang tanpa demam
Untuk mendeteksi dan memastikan penyebab kejang tapi tidak panas pada anak, dokter umumnya perlu melakukan beberapa tahap pemeriksaan, yang meliputi berikut ini.
- Tanya jawab terkait gejala yang dialami oleh anak.
- Pemeriksaan fisik untuk melihat secara langsung gejala pada tubuh anak.
- Tes darah untuk mendeteksi adanya infeksi di dalam tubuh.
- Spinal tap atau lumbal pungsi jika diduga adanya risiko meningitis. Tes ini lebih sering dilakukan pada anak berusia kurang dari 12 bulan.
- EEG (elektroensefalogram) dan MRI (magnetic resonance imaging) jika kejang sering kambuh.
Pengobatan kejang tanpa demam
Saat anak mengalami kejang, penting bagi Anda untuk tetap tenang agar bisa melakukan pertolongan pertama pada anak.
Berikut langkah-langkah pertolongan pertama saat anak kejang yang dapat Anda lakukan.
- Catat berapa lama kejang terjadi.
- Baringkan anak pada bidang datar, seperti lantai, kasur, atau tanah. Jangan menahan atau menggendong tubuh anak.
- Pindahkan anak ke tempat yang lebih aman hanya jika ia terserang kejang di tempat-tempat yang berbahaya.
- Miringkan tubuh anak ke samping atau tengkurap untuk mencegah anak tersedak.
- Jika memungkinkan, keluarkan semua yang ada di dalam mulut anak, misalnya makanan. Apa pun yang ada di dalam mulut anak saat terjadi kejang bisa menyebabkan anak sulit bernapas.
- Jika napas anak terdengar serak, keluarkan lidah anak dari dalam mulut dengan meletakan 2 jari di belakang tiap sisi rahang. Ini bertujuan untuk menjaga saluran napas anak tetap terbuka.
- Setelah kejang berangsur pulih, biarkan anak tidur dan beristirahat. Otak anak mengalami korsleting sesaat saat kejang. Langkah terbaik yang dapat Anda lakukan adalah membiarkan anak beristirahat.
Jika anak memiliki kejang kambuhan (paroksismal), diskusikan dengan dokter anak Anda mengenai terapi yang dibutuhkan.
Beberapa dokter akan menyarankan Anda untuk meningkatkan dosis antikonvulsan yang anak Anda tengah konsumsi.
Jika ia melewati dosis, gandakan pemberian dosis dari yang diresepkan. Tidak perlu membawa anak ke UGD setiap kali kejang terjadi, khususnya jika ia terdiagnosis oleh epilepsi.
Pencegahan kejang tanpa demam
Sebagai langkah pencegahan, hindari anak dari kegiatan yang dapat memicu terjadinya kejang, di antaranya sebagai berikut.
- Hindari aktivitas berat yang memerlukan memanjat atau ketinggian (seperti, panjat dinding atau panjat pohon), anak bersepeda di jalur cepat, atau berenang tanpa pengawasan orang dewasa.
- Hindari pula berlayar, scuba diving (menyelam), dan paragliding (terbang layang). Namun perlu diingat, kebanyakan aktivitas olahraga lainnya tetap aman untuk dijalani.
- Hindari berendam, kecuali jika dalam pengawasan orang lain dan anjurkan anak Anda untuk mandi dengan pancuran air.
Meski kejang cenderung sulit dicegah, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya kondisi yang lebih berbahaya dengan menghindari kegiatan-kegiatan di atas.
Kesimpulan
- Kejang pada anak umumnya terjadi akibat demam yang sedang dialami oleh anak. Namun, pada kasus tertentu, kejang juga dapat terjadi tanpa disertai demam.
- Ada beberapa gejala yang dialami anak saat kejang, di antaranya hilang kesadaran dan tiba-tiba terjatuh dengan tatapan mata kosong atau terbalik ke atas, badan kaku, hingga gerakan kejut yang terjadi pada tangan dan kaki.
- Penyebab anak kejang tapi tidak panas di antaranya, meningitis, kerusakan otak, stroke, tumor otak, dan gangguan sistem saraf.
- Untuk mencegah kejang tapi tidak panas adalah dengan menghindari anak dari kegiatan yang dapat memicu terjadinya kejang, misalnya aktivitas berat, berendam, menyelang, hingga paragliding.
[embed-health-tool-bmi]