Menjaga kebersihan diri, terutama di masa pandemi seperti COVID-19, sangatlah penting agar terhindar dari penularan penyakit. Perilaku bersih ini pun juga harus senantiasa Anda terapkan meski sedang tidak menghadapi pandemi. Salah satu upaya yang bisa Anda tempuh adalah dengan rutin memakai antiseptik dan disinfektan, terutama jika Anda sedang bepergian ke suatu tempat. Namun, tahukah Anda apa saja perbedaan antiseptik dan desinfektan? Untuk memahaminya, simak informasi lengkapnya di bawah ini, ya!
Perbedaan antiseptik dan desinfektan
Untuk melindungi tubuh dari serangan kuman dan virus, kehadiran antiseptik dan disinfektan (desinfektan) telah banyak membawa manfaat dalam keseharian Anda.
Akan tetapi, nyatanya masih ada sebagian orang yang salah kaprah dan menganggap kedua produk tersebut memiliki fungsi yang sama.
Memang benar bahwa antiseptik dan disinfektan sama-sama bekerja membasmi mikroorganisme, seperti virus dan bakteri.
Namun, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok, lho!
Untuk tahu apa perbedaan cairan antiseptik dan desinfektan, mari perhatikan ulasannya di bawah ini.
1. Cara penggunaan
Hal utama yang membuat antiseptik beda dengan disinfektan (desinfektan) adalah cara pemakaian dan fungsinya.
Antiseptik adalah cairan yang digunakan untuk membunuh bakteri dan virus pada manusia atau makhluk hidup.
Sementara disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada benda mati.
Umumnya, antiseptik digunakan pada kegiatan berikut:
- membersihkan luka pada kulit untuk mencegah risiko infeksi,
- mencuci tangan, terutama yang banyak digunakan oleh tenaga fasilitas kesehatan,
- membersihkan kulit sebelum prosedur medis tertentu, seperti pengambilan darah atau operasi, dan
- mengobati infeksi tenggorokan, seperti yang ada di obat kumur.
Antiseptik juga banyak ditemukan di sabun cuci tangan, sabun mandi, hingga hand sanitizer.
Beda dengan antiseptik, disinfektan biasanya dipakai untuk membersihkan permukaan meja, lantai, gagang pintu, atau benda mati lainnya yang sering disentuh.
Disinfektan juga dapat digunakan untuk membersihkan peralatan medis agar steril dan bebas dari kuman.
Pasalnya, bakteri dan virus yang berpindah dari manusia dapat bertahan hidup selama beberapa jam atau hari di atas permukaan benda mati.
Oleh karena itu, pemakaian disinfektan secara berkala penting untuk membunuh kuman yang hinggap, terutama di peralatan yang sering disentuh pakai tangan.
2. Kandungan di dalamnya
Perbedaan selanjutnya yang paling menonjol dari antiseptik dan disinfektan adalah kandungan di dalamnya.
Baik antiseptik maupun disinfektan sama-sama mengandung zat kimia yang sering disebut dengan biosida.
Jenis-jenis biosida adalah sebagai berikut.
- Chlorexidine: biasa digunakan untuk membersihkan luka.
- Peroxide dan permanganate: banyak ditemukan di obat kumur.
- Povidine iodine: membersihkan dan mempercepat penyembuhan luka.
- Hidrogen peroksida: mencegah infeksi kulit.
- Alkohol etanol.
Nah, beberapa macam biosida yang ada di antiseptik dan juga ditemukan di disinfektan biasanya adalah alkohol etanol dan hidrogen peroksida.
Akan tetapi, kadar zat kimia yang ada di disinfektan biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan cairan antiseptik.
Menurut situs CDC, disinfektan biasanya mengandung kadar alkohol mulai dari 60-80% tergantung dari jenis agen pembersihnya.
Inilah mengapa disinfektan hanya boleh diaplikasikan pada benda mati. Intinya, karena kandungan zat kimianya yang lebih rendah, antiseptik masih tergolong aman untuk kulit.
3. Efek pemakaian
Perbedaan lainnya yang bisa Anda kenali dari antiseptik dan desinfektan adalah efek pemakaiannya.
Antiseptik memang termasuk produk pembersih yang aman untuk makhluk hidup, termasuk manusia.
Namun, pemakaian antiseptik secara berlebihan juga berisiko menyebabkan iritasi, seperti dermatitis kontak.
Antiseptik juga tidak dianjurkan untuk dipakai pada:
- luka bakar atau luka terbuka yang besar,
- luka tusuk,
- ada objek atau benda asing tersangkut dalam kulit,
- gigitan atau cakaran hewan, dan
- infeksi mata.
Sementara itu, disinfektan sebaiknya tidak boleh mengenai kulit sama sekali. Anda hanya boleh menyemprotkan disinfektan ke benda-benda mati.
Meski kandungan di dalamnya serupa dengan antiseptik, kadar alkohol dan zat kimia lain di dalam disinfektan jauh lebih tinggi. Ini yang berisiko membahayakan kesehatan Anda.
Beberapa jenis disinfektan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi kulit, hingga iritasi mata.
Sudahkah Anda memahami perbedaan antiseptik dan desinfektan?
Jika ya, mulai sekarang gunakanlah kedua produk pembersih tersebut dengan baik dan benar guna menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
[embed-health-tool-bmr]