backup og meta

Penyebab Noda Keringat Warna Kuning di Ketiak Baju dan Cara Mengatasinya

Penyebab Noda Keringat Warna Kuning di Ketiak Baju dan Cara Mengatasinya

Apakah baju putih Anda tampak bernoda kekuningan di bagian ketiak? Anda tidak sendirian, kok! Noda keringat warna kuning di bagian ketiak baju sudah jadi masalah yang cukup umum ditemui. Biasanya, hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan. Akan tetapi, keringat warna kuning juga mungkin disebabkan oleh kondisi medis. Untuk mencari tahu penyebab serta cara agar noda kuning di ketiak baju menghilang, simak terus informasinya di bawah ini.

Apa penyebab muncul noda kuning di ketiak baju?

cara mencegah jamur pada pakaian

Pada keadaan yang normal, keringat manusia seharusnya bening atau tidak berwarna. Keringat diproduksi oleh kelenjar keringat yang terdapat di bawah lapisan kulit Anda.

Tak seperti urine yang mengandung pigmen (zat perwarna) khusus bernama urokrom dan zat-zat sisa lainnya, keringat yang normal tidak mengandung pigmen.

Maka dari itu, keringat manusia warnanya bening seperti air putih. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan keringat bisa berubah warna jadi kekuningan.

Sebelum tahu cara agar ketiak baju tidak bernoda kuning, perhatikan terlebih dahulu apa saja penyebab-penyebabnya.

1. Reaksi kimia

Noda keringat warna kuning di baju Anda biasanya tidak disebabkan oleh penyakit atau kelainan. Penyebabnya justru dari produk deodoran yang Anda pakai.

Keringat Anda terdiri dari beragam jenis protein dan mineral.

Ketika protein dan mineral ini bertemu dengan aluminium, yaitu salah satu kandungan deodoran yang berfungsi untuk menekan produksi keringat, terjadilah suatu reaksi kimia yang mengubah struktur keringat Anda.

Akibatnya, keringat yang sudah diproduksi oleh kelenjar keringat berubah jadi kuning. Keringat warna kuning ini akan kemudian diserap oleh kain pakaian Anda dan meninggalkan noda.

2. Chromhidrosis

Di samping reaksi kimia yang kerap terjadi, ada sebuah kondisi langka yang bisa membuat keringat seseorang jadi kuning, oranye, atau bahkan kehijauan.

Kondisi langka tersebut adalah chromhidrosis. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab di balik terjadinya chromhidrosis.

Ada dua kelenjar yang mengendalikan produksi keringat Anda, yaitu kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin.

Pada kasus chromhidrosis apokrin, biasanya keringat yang diproduksi mengandung pigmen lipofuscin yang menyebabkan perubahan warna keringat jadi kekuningan.

Biasanya, bagian tubuh yang paling terpengaruh chromhidrosis apokrin adalah area ketiak, selangkangan, areola puting, hidung, dan kelopak mata.

Sementara itu, chromhidrosis ekrin bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun. Namun, kondisi ini lebih jarang terjadi dibanding chromhidrosis apokrin.

Umumnya, chromhidrosis ekrin terjadi setelah seseorang mengonsumsi pewarna makanan atau obat-obatan tertentu.

Cara agar ketiak baju tidak berubah menjadi kuning

detoks ketiak

Noda keringat warna kuning pada pakaian, terutama di area ketiak, bisa memengaruhi kepercayaan diri Anda mengenai kebersihan diri.

Orang lain yang melihat bisa menyangka Anda kurang higienis dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Padahal, munculnya noda kuning ini benar-benar di luar kendali Anda.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mengikuti tips-tips di bawah ini.

1. Pilih deodoran yang tepat

Cara pertama agar noda kuning di ketiak baju tidak lagi muncul adalah dengan mengganti deodoran Anda.

Gunakan deodoran yang kandungan aluminiumnya tidak terlalu kuat dan banyak. Biasanya pada kemasan deodoran, tercantum keterangan “bebas noda”.

Alternatif lainnya, Anda dapat memilih produk antiperspiran yang bertujuan mengurangi produksi keringat pada ketiak.

Saat ini, sudah banyak deodoran yang dikombinasikan juga dengan antiperspiran. Jadi, Anda tidak akan kesulitan mencarinya.

2. Cukur bulu ketiak secara berkala

Untuk mengurangi produksi keringat, ada baiknya Anda mencukur bulu ketiak dengan rutin. Cara ini dapat membantu agar ketiak baju tidak terkena noda kuning lagi.

Saat ketiak Anda memiliki banyak rambut, hal tersebut dapat memperlambat penguapan keringat. Akibatnya, bakteri dan kuman akan lebih mudah menumpuk dan menghasilkan noda kuning.

Tak hanya noda kuning, ketiak yang basah juga berisiko memicu terjadinya bau badan dan bau ketiak.

3. Cuci noda dengan cara yang benar

Untuk menghilangkan noda kuning di bagian ketiak baju, Anda tidak bisa melakukannya dengan cara mencuci biasa.

Hal yang perlu diperhatikan adalah teknik serta produk yang digunakan.

Menurut sebuah laman dari University of Illinois, noda akibat keringat berlebih di ketiak bisa Anda basmi dengan bahan-bahan berikut:

  • produk berbahan enzim,
  • amonia,
  • cuka,
  • soda kue, dan
  • produk berbahan hidrogen peroksida (hanya untuk baju berwarna putih).

Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti.

  1. Oleskan salah satu dari bahan-bahan di atas ke area noda kuning di ketiak baju.
  2. Rendam baju dengan air hangat.
  3. Jika noda kuning masih menyisa, ulangi lagi langkah-langkah di atas.
  4. Jangan mengeringkan atau memasukkan baju ke mesin pengering jika noda belum menghilang.

4. Periksakan diri ke dokter

Jika cara-cara di atas sudah Anda coba dan noda kuning tak kunjung hilang dari ketiak baju Anda, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Hal ini penting, terutama bila keringat warna kuning tak hanya muncul di ketiak, tetapi juga bagian lain pada tubuh Anda.

Apabila dokter mendiagnosis Anda dengan kondisi chromhidrosis, dokter biasanya akan meresepkan krim capsaicin atau suntik botulinum toxin (Botox) ke area ketiak untuk mencegah keringat berlebih.

Itulah tadi cara-cara yang dapat Anda coba agar noda kuning yang membandel di ketiak dapat hilang. Selamat mencoba!

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lyons, D. (2020). Apocrine chromhidrosis – DermNet NZ. Retrieved March 16, 2021, from https://dermnetnz.org/topics/apocrine-chromhidrosis/ 

Chromhidrosis (Colored Sweat) – International Hyperhidrosis Society. (n.d.). Retrieved March 16, 2021, from https://www.sweathelp.org/where-do-you-sweat/other-sweating/chromhidrosis.html 

Stain Removal Guide – Cleaning Institute. (n.d.). Retrieved March 16, 2021, from https://www.cleaninginstitute.org/cleaning-tips/clothes/stain-removal-guide 

Yellowing , Dinginess Or Graying, General Soil Buildup, White Or Gray Streaks – University of Illinois Extension. (2021). Retrieved March 16, 2021, from https://web.extension.illinois.edu/stain/staindetail.cfm?ID=234 

Perspiration – University of Illinois Extension. (2021). Retrieved March 16, 2021, from https://web.extension.illinois.edu/stain/staindetail.cfm?ID=226 

Green Cleaning: Healthy alternatives for day-to-day cleaning – Mississippi State Department of Health. (n.d.). Retrieved March 16, 2021, from https://msdh.ms.gov/msdhsite/handlers/printcontent.cfm?ContentID=21043&ThisPageURL=http://msdh.ms.gov/msdhsite/index.cfm/index.cfm&EntryCode=21043&GroupID=44 

Cosmetics Safety Q&A: Personal Care Products – FDA. (2020). Retrieved March 16, 2021, from https://www.fda.gov/cosmetics/resources-consumers-cosmetics/cosmetics-safety-qa-personal-care-products 

Wilkes, D., Nagalli, S. (2020). Chromhidrosis. StatPearls Publishing.

Lanzalaco, A., Vanoosthuyze, K., Stark, C., Swaile, D., Rocchetta, H., & Spruell, R. (2015). A comparative clinical study of different hair removal procedures and their impact on axillary odor reduction in men. Journal Of Cosmetic Dermatology, 15(1), 58-65. https://dx.doi.org/10.1111%2Fjocd.12197

Al-Nahedh, H., & Awliya, W. (2013). The effectiveness of four methods for stain removal from direct resin-based composite restorative materials. The Saudi Dental Journal, 25(2), 61-67. https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.sdentj.2013.02.002

Versi Terbaru

06/07/2022

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Penyebab Ketiak Hitam, dari Kebiasaan hingga Penyakit Tertentu

7 Penyebab Ketiak Terasa Sakit, Kapan Perlu Periksa ke Dokter?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 06/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan