backup og meta

Benarkah Bau Badan Seseorang Bisa Menular ke Orang Lain?

Benarkah Bau Badan Seseorang Bisa Menular ke Orang Lain?

Pernahkah mencium bau badan orang lain dan merasa aroma tersebut menular ke badan Anda? Atau sebaliknya, Anda yang bau badan lalu menularkan aroma tersebut ke orang lain. Terkadang, Anda bisa merasa seperti itu. Namun, benarkah bau badan bisa menular? Ini penjelasannya.

Apakah bau badan bisa menular?

Dalam istilah medis, bau badan dikenal dengan istilah osmidrosis atau bromhidrosis. Kondisi ini biasanya mulai terjadi ketika anak mencapai masa pubertas.

Bau badan bisa terjadi karena kelenjar apokrin yang berada di area ketiak, selangkangan, dan payudara sudah mulai aktif bekerja.

Sebenarnya, hasil keringat dari kelenjar aprokin tidak berwarna dan tidak berbau.

Namun, ketika kondisi tubuh berkeringat lebih banyak dan kotor, bakteri yang menempel bisa memecah minyak yang ada pada keringat tersebut.

Alhasil, bakteri itulah yang kemudian menyebabkan bau menyengat yang mengganggu.

Setiap orang menghasilkan keringat dan memiliki bakteri yang menempel di kulit. Itu sebabnya, tubuh menghasilkan bau badan sendiri.

Kemudian kembali ke pertanyaan awal, apakah aroma tubuh yang tidak sedap bisa menular ke orang lain? Jawabannya tentu saja tidak.

Bau badan bukanlah penyakit atau kondisi yang bisa menular. Itu artinya, bau badan tidak dapat menular atau didapatkan dari orang lain.

Apabila Anda berdekatan dengan seseorang yang memiliki bau badan, hal tersebut tak serta-merta membuat Anda ikut terkena bau badan juga.

Bau badan tidak bisa menular, ini kondisi yang membuat Anda bau badan

bau badan berubah

Meski bau badan tidak dapat menular, kondisi ini bisa menyerang Anda kapan saja.

Terutama jika Anda tidak menjaga kebersihan tubuh dan melakukan aktivitas yang cenderung berkeringat, seperti berolahraga.

Semakin tinggi aktivitas yang Anda lakukan, keringat yang keluar semakin banyak.

Kondisi ini tentu rentan membuat Anda bau badan karena bakteri semakin gencar memecah keringat.

Situasi dan kondisi bau badan akan semakin parah jika Anda tidak mandi dengan benar dan bersih.

Bakteri yang menempel akan semakin menumpuk, membuat keringat Anda semakin berbau tidak sedap.

Mengutip dari laman MedlinePlus, penyebab keringat yang berlebihan tidak hanya karena aktivitas tubuh.

Setidaknya ada lima  faktor lain yang bisa membuat produksi keringat meningkat, seperti:

  • cuaca panas,
  • mengonsumsi makanan pedas,
  • kondisi emosional (cemas, marah, gelisah, khawatir, dan takut),
  • menjadi gejala dari menopause pada wanita,
  • penggunaan obat-obatan tertentu,
  • konsumsi kafein, dan alkohol, dan
  • masalah kesehatan (demam, penyakit jantung, stres, atau hipoglikemia).

Selain kelenjar apokrin, kelenjar ekrin yang ada di seluruh tubuh juga menghasilkan keringat.

Walaupun biasanya bakteri tidak memecah kelenjar ini, beberapa makanan bisa mengubah bau dari keringat ini.

Ambil contoh, mengonsumsi daging merah, bawang-bawangan, dan makanan yang mengandung sulfur seperti kol dan brokoli.

Cara mengatasi bau badan yang membuat tubuh tidak nyaman

tips memilih sabun mandi

Setelah memahami bahwa bau badan tidak dapat menular, hal yang perlu Anda ketahui selanjutnya adalah cara untuk mengurangi aroma yang tubuh keluarkan.

Berikut beberapa cara untuk mengurangi bau badan yang mengganggu aktivitas sehari-hari dengan cara menjaga kebersihan diri.

Bila cara-cara di atas tidak cukup ampuh membasmi bau badan berlebih, jangan ragu untuk melakukan konsultasi kepada dokter.

Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk suntik botolinum toxin (botox) A.

Suntuk ini berfungsi memblokir impuls saraf ke kelenjar keringat atau sedot lemak untuk mengurangi kelenjar keringat tertentu.

Namun, kembali lagi, dokter akan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi.

Ada beberapa masalah kesehatan penyebab bau badan tidak sedap, seperti sleep apnea dan infeksi jamur.

Selama pemeriksaan, dokter akan memastikan apakah kondisi bau badan Anda karena penyakit tertentu atau hanya masalah umum yang tidak berbahaya.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ngan, V. (n.d.). Bromhidrosis – DermNet NZ. Retrieved May 28, 2021, from https://dermnetnz.org/topics/bromhidrosis/ 

Champion, D. (2019). 5 foods and drinks that affect body odor – Wexner Medical Center. Retrieved May 28, 2021, from https://wexnermedical.osu.edu/blog/5-foods-and-drinks-that-affect-body-odor 

How 7 Different Foods Affect Your Body Odor – Cleveland Clinic. (2018). Retrieved May 28, 2021, from https://health.clevelandclinic.org/how-7-different-foods-affect-your-body-odor/ 

Perera, E., Sinclair, R. (2013). Hyperhidrosis and bromhidrosis – American Family Physician. Retrieved May 28, 2021, from https://www.racgp.org.au/afp/2013/may/hyperhidrosis-and-bromhidrosis/ 

Sweating – MedlinePlus. (2021). Retrieved May 28, 2021, from https://medlineplus.gov/ency/article/003218.htm

Versi Terbaru

26/01/2022

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Deodoran Tidak Mempan Kurangi Bau Badan? Coba Bahan Alami Ini

Tips Memilih Sabun yang Ampuh untuk Menghilangkan Bau Badan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 26/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan