backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Begini Akibat Jika Anda Terlalu Sering Menahan Kencing

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 23/11/2020

    Begini Akibat Jika Anda Terlalu Sering Menahan Kencing

    Buang air kecil (kencing) penting dalam sistem urologi karena tubuh perlu mengeluarkan limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Namun, adakalanya buang air kecil perlu ditahan karena faktor tertentu, terutama ketika tidak ada kamar mandi terdekat. Lantas, apa akibat menahan kencing terlalu sering?

    Bolehkah menahan kencing?

    Kandung kemih adalah tempat penampungan urine yang sudah siap dibuang oleh tubuh. Organ ini bersifat elastis, sehingga dapat meregang lebih besar jika isinya lebih banyak dan akan kembali ke ukuran normal ketika kosong. 

    Normalnya, orang dewasa dapat menahan sekitar 450 ml urine dalam kandung kemih. Sementara itu, anak-anak di bawah usia 2 tahun dapat menyimpan hingga 113 ml. Artinya, semakin dewasa, semakin tinggi kemampuannya menampung kencing. 

    Menurut Nazia Bandukwala, D.O, ahli urologi dari Piedmont, ia merekomendasikan untuk buang air kecil setiap tiga jam. Kebiasaan ini perlu dilakukan, terlepas apakah Anda ingin kencing atau tidak. 

    Anda mungkin dapat menahan kencing untuk beberapa saat, terutama ketika sedang dalam perjalanan. Namun, bukan berarti hal tersebut bisa dilakukan sesering mungkin.

    Tidak langsung buang air kecil justru bisa menimbulkan berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang mengganggu. 

    Akibat menahan kencing terlalu sering

    Pada saat Anda memutuskan untuk menahan kencing karena sibuk atau tidak ada toilet terdekat, otot sfingter di kandung kemih akan tertutup rapat. Hal ini dilakukan agar urine tidak bocor lewat uretra Anda. 

    Anda mungkin dapat menampung urine yang perlu dikeluarkan beberapa saat. Namun, terbiasa menunda buang air kecil dalam waktu yang lama bisa menyebabkan sejumlah masalah bahkan sampai menimbulkan gejala penyakit urologi.  

    Begini, semua darah yang masuk ke dalam tubuh akan disaring di ginjal. Kemudian, produk sisa metabolisme (limbah) dari darah akan dikeluarkan melalui urine.

    Jika Anda memilih untuk menahan kencing, tubuh berisiko mengalami ketidakseimbangan metabolisme dan elektrolit. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal jangka panjang. 

    Selain penyakit ginjal, ada beberapa kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai jika Anda sering menahan pipis. Apa saja? 

    1. Infeksi saluran kemih (ISK)

    Salah satu penyakit yang sering terjadi akibat menahan kencing terlalu sering adalah infeksi saluran kemih. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bakteri di sekitar pembukaan uretra. Alhasil, bakteri masuk ke dalam uretra ketika Anda tidak buang air kecil. 

    Buang air kecil adalah salah satu cara mengeluarkan bakteri dari tubuh. Jika Anda menahannya, bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih Anda.

    Walaupun demikian, kebiasaan buruk ini tidak serta merta langsung menyebabkan infeksi saluran kemih. Risiko ISK akan lebih tinggi jika Anda tidak minum air sesuai kebutuhan. 

    Hal ini dikarenakan kandung kemih tidak akan cukup penuh untuk mengirim sinyal agar Anda buang air kecil. Akibatnya, bakteri yang mungkin telah ada di saluran kemih kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi.

    2. Inkontinensia urine

    Selain berisiko terhadap ISK, menahan kencing terlalu sering juga dapat menyebabkan otot kandung kemih melemah. Bagaimana tidak? Pada saat Anda berusaha untuk tidak buang air kecil, otot di kandung kemih akan mengencang. 

    Jika dilakukan terlalu sering, tentu kekuatan ototnya akan mengendur dan tidak seelastis dulu. Kandung kemih pun melemah dan Anda berisiko mengalami inkontinensia urine, yaitu sering mengalami kebocoran urine. 

    Apabila Anda akhir-akhir ini merasa tidak mampu menampung urine, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. 

    3. Batu ginjal

    batu ginjal dan batu empedu

    Tahukah Anda bahwa orang-orang yang sering menahan kencing, terlepas dari alasan apapun, berisiko mengembangkan batu ginjal? 

    Batu ginjal adalah ‘batu’ kecil yang terbentuk dalam ginjal akibat kelebihan natrium dan kalsium. Endapan mineral yang tidak dikeluarkan secara teratur melalui urine dapat membentuk batu ginjal. 

    Umumnya, batu ginjal yang berukuran kecil dapat dikeluarkan lewat saluran kemih tanpa menimbulkan rasa sakit. Namun, ketika Anda terlalu sering menunda-nunda buang air kecil, kandungan mineral dan garam pada urine justru dapat mengembangkan batu yang lebih besar. 

    Jika hal ini terjadi, batu dapat menyumbat saluran kemih dan menghalangi aliran urine dari ginjal dalam proses pembentukan urine. Alhasil Anda mungkin merasa sakit ketika buang air kecil. 

    Mengenal Sistem Perkemihan dan Proses Pembentukan Urine

    4. Pembengkakan kandung kemih

    Kandung kemih pada orang dewasa sehat biasanya dapat menyimpan hingga 440 ml cairan. Jika Anda minum delapan gelas per hari, jumlah cairan yang Anda konsumsi sekitar 2 liter air. 

    Artinya, kandung kemih rata-rata dapat menampung hingga seperempat air yang Anda minum setiap hari. Walaupun Anda minum banyak air untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh dan ginjal dalam keadaan sehat, perlu diseimbangkan dengan rutin buang air kecil. 

    Jika Anda terbiasa menahan kencing, bukan tidak mungkin urine akan menumpuk dan menyebabkan pembengkakan sampai penyakit pada kandung kemih. Pasalnya, Anda tetap minum air tanpa mengeluarkan cairan yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, kandung kemih kelebihan muatan dan bisa membengkak.

    Pada beberapa kasus yang cukup jarang terjadi, kebiasaan buruk ini juga dapat menyebabkan kandung kemih pecah. Sebagai contoh, ada seorang pasien yang tidak buang air kecil selama sekitar satu minggu. Pada saat diperiksa, pasien tersebut memiliki lebih dari dua liter urine di kandung kemih mereka. 

    Jika kandung kemih mendapat terlalu banyak tekanan akibat penumpukan urine, organ ini bisa pecah dan bisa berakibat fatal.

    5. Nyeri pinggang

    cara mengobati sakit pinggang dengan olahraga

    Akibat menahan kencing ternyata tidak hanya berbahaya pada organ-organ saluran kemih (urologi), melainkan juga pada pinggang Anda. Menunda buang air kecil ternyata dapat menyebabkan nyeri pinggang, bagaimana bisa?

    Pada saat kandung kemih sudah setengah penuh, saraf di sekitar organ tersebut sudah aktif. Anda mungkin akan merasakan gejala sering kencing

    Jika Anda menahannya, artinya tubuh berusaha melawan sinyal dari saraf kandung kemih dan otak. Akibatnya, bulu kuduk pun bergidik (merinding) dan bagian perut terasa penuh hingga merasakan nyeri. 

    Perilaku ini tidak boleh dibiasakan karena rasa nyeri dapat menyebar dari bagian bawah perut hingga ke pinggang. Hal ini dikarenakan rasa nyeri tersebut muncul akibat sebagian besar otot di sekitar kandung kemih dan ginjal terus menegang. 

    Walaupun demikian, rasa nyeri mungkin akan tergantikan dengan rasa lega beberapa saat setelah Anda berhasil buang air kecil. Maka dari itu, menahan pipis sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah yang mengganggu.

    Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Kandung Kemih bagi Pria dan Wanita?

    Tips mencegah bahaya menahan kencing

    air kencing bau

    Walaupun tubuh Anda dapat mengatur untuk menahan kencing, terlalu lama menundanya pun dapat menyebabkan penyakit. Oleh sebab itu, Anda dianjurkan untuk secara teratur buang air kecil setiap tiga jam sekali, terlepas apakah Anda kebelet atau tidak. 

    Anda mungkin juga perlu memperhatikan tanda-tanda ketika kandung kemih siap untuk mengeluarkan urine. Sebagai contoh, perasaan kembung atau penuh pada kandung kemih adalah saat yang tepat untuk buang air kecil. 

    Selain itu, Anda juga disarankan untuk tidak minum terlalu banyak ketika bepergian, terutama ke tempat yang tidak menyediakan toilet. 

    Jika Anda merasakan tanda dan gejala karena sering menahan kencing, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani tes urine untuk mendiagnosis kondisi yang dialami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 23/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan