backup og meta

8 Potensi Manfaat Mahkota Dewa Ampuh untuk Tubuh

8 Potensi Manfaat Mahkota Dewa Ampuh untuk Tubuh

Salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia adalah mahkota dewa. Tanaman yang buahnya berwarna merah menyala ini diyakini bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Tidak heran jika sejumlah produk olahan herbal mahkota dewa laris manis diserbu pembeli. Lantas, apa klaim tersebut benar? Yuk, cari tahu jawabannya dalam ulasan berikut!

Kandungan mahkota dewa

Mahkota dewa punya nama latin Phaleria macrocarpa. Tanaman ini adalah tanaman asli Indonesia, tepatnya Papua, yang merupakan pohon perdu dari keluarga Thymelaecae.

Artinya, pohon ini memiliki buah, bunga, daun, akar dan batang. Masyarakat Indonesia mengenal daunnya dengan nama daun dewa, sambung nyawa, atau ngokilo khususnya di kepulauan Jawa.

Sementara itu, buahnya terkadang disebut buah simalakama. Buah ini sendiri berbentuk seperti bola, yaitu bulat dengan ukuran yang beragam, panjang 4—6 cm dan diameter 3—5 cm.

Permukaan buah terasa licin, beralur, dan berwarna merah. Nah, kandungan di dalam buah mahkota dewa, meliputi:

  • alkaloid,
  • tannin,
  • flavonoid,
  • terpenoid,
  • fenol,
  • saponin,
  • minyak atsiri, dan
  • sterol.

Manfaat mahkota dewa untuk kesehatan

Banyak yang percaya buah mahkota dewa berbagai khasiat untuk kesehatan. Berikut sejumlah klaim manfaat buah ini beserta fakta ilmiahnya.

1. Mengatasi nyeri haid

obat nyeri haid

Mengutip dari berbagai sumber, mahkota dewa memiliki kandungan antioksidan kuat seperti flavonoid, fenol, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid yang berlimpah.

Berdasarkan penelitian, kandungan antioksidan dalam ekstrak buah dari tanaman herbal ini bersifat antiradang yang berpotensi mengobati nyeri haid (dismenore primer), nyeri di perut, dan gejala premenstruasi lainnya.

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan dengan sampel yang lebih luas lagi untuk memastikan manfaat ini.

2. Menurunkan gula darah

Salah satu manfaat mahkota dewa yang cukup populer adalah sebagai obat diabetes alami.

Namun, berdasarkan uji laboratorium, konsumsi rutin dari ekstrak buah ini selama 4 minggu tidak begitu berhasil menurunkan gula darah.

Dari 17 orang yang diteliti, hanya 1 orang yang gula darahnya menurun setelah minum suplemen tersebut.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa konsumsi suplemen ekstrak buah ini tergolong aman dalam kurun waktu 4 minggu karena tidak ada efek racun untuk hati dan ginjal.

Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) dan ginjal (BUN, kreatinin serum) tidak menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan.

Meski demikian, para ahli menyarankan para diabetesi agar tidak mengonsumsi ekstrak buah ini sebagai satu-satunya cara untuk mengobati diabetes.

Kemanjuran obat herbal ini dalam menurunkan gula darah masih belum terbukti secara klinis.

3. Mencegah efek samping obat kemoterapi

Cisplatin merupakan salah satu obat kemoterapi yang kerap diresepkan dokter. Obat ini efektif untuk membunuh dan menghambat perkembangan sel kanker di dalam tubuh.

Sayangnya, cisplatin berisiko menyebabkan efek samping berupa kerusakan ginjal jika digunakan dalam jangka panjang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Gajah Mada, kandungan falovonoid dalam tanaman herbal ini dinilai berpotensi untuk melindungi ginjal dari efek pengobatan kemoterapi.

Penelitian lain pun menunjukkan hal serupa. Pemberian obat adriamycin-cyclophosphamide yang dibarengi dengan suplementasi mahkota dewa dapat mengurangi risiko efek samping kemoterapi.

Suplementasi tersebut berupaya mengurangi kerusakan pada ginjal dan hati akibat kemoterapi sekaligus membantu mengurangi pertumbuhan tumor.

Namun, penelitian yang ada masih sangat terbatas. Dibutuhkan penelitian uji klinis lanjutan untuk benar-benar membuktikan khasiat mahkota dewa untuk mencegah kerusakan ginjal bagi orang yang sedang rutin minum obat kemoterapi.

4. Menurunkan tekanan darah

Sebuah penelitian menemukan bahwa buah ini dapat membantu menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.

Penelitian tersebut melaporkan flavonoid dan icariside dalam buah ini diyakini dapat membantu melemaskan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah.

Sayangnya, penelitian ini masih dilakukan dalam skala yang sangat kecil. Dibutuhkan banyak penelitian lanjutan untuk memastikan khasiat tanaman herbal ini dalam menurunkan tekanan darah para penderita hipertensi.

5. Mengatasi penyakit jantung

serangan jantung

Studi menunjukan bahwa sari buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan kaya  flavkandunganonoid dan flavonol.

Kedua kandungan tersebut umumnya terkandung dalam obat-obatan yang berfungsi untuk mengurangi kolesterol dan lemak, sehingga bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan khasiatnya.

6. Mengurangi pertumbuhan sel kanker

Kulit biji buah mahkota dewa diketahui berpotensi membantu meredakan kanker payudara dan kanker serviks.

Suplemen yang terbuat dari campuran mahkota dewa dan adriamycin cyclophosphamide (AC) terbukti memiliki kemampuan untuk mengurangi pertumbuhan tumor di sel payudara.

Tanaman ini bekerja dengan memicu kematian sel tumor serta melindungi liver dan ginjal dari kerusakan yang daat terjadi akibat penggunaan AC.

7. Menurunkan kolesterol

Kenaikan berat badan juga bisa menjadi pemicu kenaikan kadar kolesterol dan lipoprotein densitas rendah (LDL) serta menurunkan lipoprotein densitas tinggi (HDL). Kondisi tersebut bisa menyebabkan kolesterol tinggi di dalam tubuh.

Kabar baiknya, buah berwarna merah ini mengandung banyak bahan aktif yang bisa mengatur penyerapan kolesterol di dalam tubuh, seperti alkaloid, saponin, dan asam galat.

Asam galat juga diketahui bisa mengendalikan kadar LDL dengan meningkatkan kemampuan protein dalam mengikat kolesterol agar tidak menyebar ke seluruh tubuh.

8. Sebagai antibakteri

Zat, seperti flavonoid, saponin, folifenol, dan tannin, yang terkandung dalam buah mahkota dewa diketahui bisa mencegah infeksi bakteri gram positif.

Bakteri tersebut meliputi Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Enterobacter aerogenes, Eschericia coli, Klebsiella pneumonia, Micrococcus luteus, Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus.

Zat tersebut bekerja dengan menghambat sintesis asam nukleat, metabolisme energi, atau peningkatan fungsi membran sitoplasma.

9. Meredakan peradangan

Mahkota dewa dinilai memiliki fungsi antiperadangan dari bahan-bahan di dalamnya, seperti terpenoid, saponin, tannin, fenol, dan falvonoid.

Bahan tersebut bisa membantu menghambat COX2-mRNA. Ini bisa memicu penurunan prostaglandin E2 (PGE2), sehingga peradangan bisa dicegah.

Buah ini mengandung pericarp dan mesocarp yang cukup ampuh meredakan dan mencegah peradangan. Sementara itu, biji buah ini juga memiliki sifat anti-peradangan, tetapi lemah.

Meski begitu, khasiat buah ini belum cukup kuat dan perlu penelitian lanjutan.

Cara menggunakan mahkota dewa

Secara tradisional, mahkota dewa bisa dikonsumsi sendiri atau dicampur dengan bahan-bahan lain. Namun, berbeda dari banyak buah lainnya, buah ini harus diolah terlebih sebelum dikonsumsi.

Ini karena buah mahkota dewa, terutama bijinya, diketahui mengandung racun yang bisa berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi.

Oleh sebab itu, olahan biji buah ini biasanya hanya digunakan sebagai obat luar untuk mengobati penyakit kulit.

Sementara itu, untuk mengonsumsi buahnya, Anda bisa membuatnya menjadi minuman teh herbal. Berikut cara mengolah yang aman.

  1. Potong buah mahkota dewa menjadi potongan kecil dan tipis.
  2. Keringkan irisan buah hingga menjadi benar-benar kering.
  3. Simpan buah yang sudah kering ke dalam wadah yang bersih.
  4. Masukan 3—4 irisan buah yang kering ke dalam gelas.
  5. Tuang air mendidih ke dalam gelas.
  6. Minum selagi hangat.

Perhatian sebelum mengonsumsi mahkota dewa

  • Perlu dipahami bahwa penelitian medis yang valid khusus untuk membahas khasiat dan keamanan mahkota dewa masih sangat terbatas.
  • Bahkan, bukti ilmiah atas manfaat herbal ini sebagai obat penyembuh masih bersifat empiris, alias hanya berdasarkan pengalaman pengguna.
  • Dibutuhkan penelitian lanjutan dengan cakupan yang lebih luas untuk memastikan manfaat dan keamanannya.
  • Ingat, obat-obatan herbal tidak dapat menggantikan konsultasi serta pengobatan medis dari dokter. Obat herbal juga tidak selalu aman bagi semua orang.

Efek samping mahkota dewa

minum herbal untuk pancaroba

Meski buah mahkota dewa memiliki rasa yang manis, tanaman herbal ini tidak boleh dimakan mentah-mentah.

Ada risiko efek samping yang sangat serius, seperti berikut ini.

  • Bengkak.
  • Sariawan.
  • Lidah mati rasa.
  • Demam.
  • Pingsan.

Ini karena mahkota dewa mengandung saponin dan senyawa alkaloid lainnya. Pada kasus yang fatal, efek samping yang timbul juga bisa menyebabkan kematian.

Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum mengonsumsi atau menggunakan buah ini.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hodges, R., & Minich, D. (2015). Modulation of Metabolic Detoxification Pathways Using Foods and Food-Derived Components: A Scientific Review with Clinical Application. Journal Of Nutrition And Metabolism2015, 1-23. https://doi.org/10.1155/2015/760689

Mahkota Dewa: Obat Herbal berkhasiat tinggi. (n.d.). Retrieved 25 April 2023, from https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/mahkota-dewa-obat-herbal-berkhasiat-tinggi

Mahkota Dewa : Tanaman Obat Sejuta Manfaat – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan. (2014). Retrieved 25 April 2023, from https://dlh.grobogan.go.id/index.php/info-lh/berita/12-mahkota-dewa-tanaman-obat-sejuta-manfaat

Website Portal Resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Badung. (2023). Retrieved 25 April 2023, from https://diperpa.badungkab.go.id/Artikel/17729-tanaman-mahkota-dewa-phaleria-macrocarpa-sceff-boerl-

Mahkota Dewa Cegah Kerusakan Ginjal | Universitas Gadjah Mada. (2023). Retrieved 25 April 2023, from https://ugm.ac.id/id/berita/8180-mahkota-dewa-cegah-kerusakan-ginjal

Altaf, R., Asmawi, M., Dewa, A., Sadikun, A., & Umar, M. (2013). Phytochemistry and medicinal properties of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. extracts. Pharmacognosy Reviews7(1), 73. https://doi.org/10.4103/0973-7847.112853

Handayani, L., Suharmiati, S., Kristiana, L., & Roosihermiatie, B. (2007, April 01). Observasi Klinis Ekstrak Kapsul Buah Mahkota Dewa Untuk Pengobatan diabetes mellitus. Retrieved 25 April 2023, from https://www.neliti.com/publications/21072/observasi-klinis-ekstrak-kapsul-buah-mahkota-dewa-untuk-pengobatan-diabetes-mell

Widowati, L., Nugroho, Y., & Murhandini, S. (1970, January 01). Uji mutagenitas Ekstrak Etanol Mahkota Dewa (phaleria macrocarpa (scheef.) Boerl.). Retrieved 25 April 2023, from https://www.neliti.com/id/publications/161312/uji-mutagenitas-ekstrak-etanol-mahkota-dewa-phaleria-macrocarpa-scheef-boerl

Riwanto, I., Budijitno, S., Dharmana, E., Handojo, D., Prasetyo, S., & Eko, A. et al. (2011). Effect of Phaleria Macrocarpa Supplementation on Apoptosis and Tumor Growth of C3H Mice With Breast Cancer Under Treatment With Adriamycin–Cyclophosphamide. International Surgery96(2), 164-170. https://doi.org/10.9738/1404.1

Susanto, L., Nofiarny, Susanto, L., Hendri, & Clarissa, A. (2011). Symptomatic treatment of premenstrual syndrome and/or primary dysmenorrhea with DLBS1442, a bioactive extract of Phaleria macrocarpa. International Journal Of General Medicine, 465. https://doi.org/10.2147/ijgm.s21053

Christina, Y. I., Nafisah, W., Widodo, Rifa’i, M., & Djati, M. S. (2021). Evaluation of total phenolic, flavonoid contents, antioxidant and cytotoxicity activities of various parts of phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl Fruit. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 743(1), 012026. https://doi.org/10.1088/1755-1315/743/1/012026

Asrity, A., Mohamad, S., Tsan, F. Y., Ding, P., Ahmad, S., & Aris, S. (2018). Functional properties of Phaleria macrocarpa fruit flesh at different ripeness. International Food Research Journal, 25 (3). 1273 – 1280. Retrieved from http://www.ifrj.upm.edu.my/25%20(03)%202018/(53).pdf

Lay, M., Karsani, S., Mohajer, S., & Abd Malek, S. (2014). Phytochemical constituents, nutritional values, phenolics, flavonols, flavonoids, antioxidant and cytotoxicity studies on Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl fruits. BMC Complementary And Alternative Medicine14(1). https://doi.org/10.1186/1472-6882-14-152

SOEKSMANTO, A., HAPSARI, Y., & SIMANJUNTAK, P. (2007). Antioxidant content of parts of Mahkota dewa, Phaleria macrocarpa [Scheff] Boerl. (Thymelaceae). Biodiversitas Journal Of Biological Diversity8(2). https://doi.org/10.13057/biodiv/d080203

Mia, M., Ahmed, Q., Helaluddin, A., Ferdosh, S., Siddique, M., & Azmi, S. et al. (2022). Acute and subacute toxicity assessment of liquid CO2 extract of Phaleria macrocarpa fruits flesh in mice model. Journal Of King Saud University – Science34(4), 101912. https://doi.org/10.1016/j.jksus.2022.101912

Hendra, R., Ahmad, S., Oskoueian, E., Sukari, A., & Shukor, M. (2011). Antioxidant, Anti-inflammatory and Cytotoxicity of Phaleria macrocarpa (Boerl.) Scheff Fruit. BMC Complementary And Alternative Medicine11(1). https://doi.org/10.1186/1472-6882-11-110

NParks | Phaleria macrocarpa – National Parks Board. (n.d.). Retrieved 25 April 2023, from https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/5/0/5083

Versi Terbaru

08/05/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

7 Manfaat Dahsyat Buah Plum, Bisa Turunkan Berat Badan

5 Manfaat Buah Sukun yang Jarang Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 08/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan