Punya kebiasaan ngorok saat tidur? Jangan disepelekan karena ini bisa menjadi salah satu gejala gangguan tidur yang disebut sleep apnea.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat mengalaminya? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.
Apa itu sleep apnea?
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan sering terhenti sementara saat seseorang sedang tertidur. Akibatnya, organ tubuh, terutama otak mungkin tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Kurangnya pasokan oksigen mungkin juga bisa mengurangi kualitas tidur seseorang sehingga membuatnya merasa kelelahan di keesokan harinya. Gangguan ini juga merupakan salah satu penyebab seseorang mendengkur saat tidur.
Tanda & gejala sleep apnea

Seseorang yang mengalami sleep apnea sering kali justru tidak menyadari kondisinya. Beberapa gejala berikut mungkin lebih dulu disadari oleh seseorang yang pernah tidur dengannya.
- Sering mendengkur kencang.
- Berhenti bernapas selama beberapa detik saat sedang tidur.
- Sesak napas atau tersenggal-senggal berusaha mengambil napas saat tidur.
- Sakit kepala di pagi hari.
- Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk.
- Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan.
- Kesulitan tidur (insomnia).
- Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih (hypersomnia).
- Penurunan konsentrasi.
- Mudah marah atau kesal.
Beberapa gejala apnea tidur pada anak atau orang dewasa mungkin tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu terkait gangguan tidur, segeralah konsultasi ke dokter.
Penyebab sleep apnea
Menurut laman Mayo Clinic, sleep apnea bisa dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenisnya.
1. Apnea tidur obstruktif (OSA)
Obstructive sleep apnea terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu mengendur saat tidur. Akibatnya, saluran pernapasan akan menyempit sehingga udara sulit melewatinya.
Dalam kondisi tersebut, otak yang merasakan ketidakmampuan bernapas akan membangunkan Anda sehingga otot di belakang tenggorokan kembali tegang.
Hal tersebut biasanya berlangsung sangat cepat sehingga Anda mungkin tidak sadar sempat terbangun. Saat terbangun, Anda mungkin tersedak atau terengah-engah.
Meski singkat, pola tersebut bisa berlangsung sebanyak 5–30 kali setiap jam sehingga mengganggu kemampuan Anda mencapai fase tidur nyenyak.
2. Apnea tidur sentral (CSA)
Central sleep apnea terjadi ketika otak Anda tidak mengirimkan sinyal untuk menjaga otot-otot yang berhubungan dengan pernapasan tetap bekerja saat tertidur.
Akibat kondisi tersebut, Anda tidak akan bisa bernapas dengan baik selama beberapa saat ketika tidur. Jenis gangguan tidur ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan OSA.
Obstructive sleep apnea dan CSA bisa terjadi secara bersamaan. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai mixed/complex sleep apnea.
Faktor risiko sleep apnea
Apnea tidur bisa menyerang siapa saja, bahkan bayi. Karena itulah, kondisi ini mungkin menjadi penyebab bayi tidur ngorok. Di samping itu, berikut adalah kondisi lain yang membuat risiko seseorang mengalami gangguan tidur meningkat.
Sleep apnea obstruktif
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami OSA.
- Kelebihan berat badan yang ditandai dengan penumpukan lemak di sekitar saluran napas.
- Orang dengan leher lebih tebal atau tenggorokan lebih sempit.
- Kelenjar gondok yang membesar. Kondisi ini bisa menjadi penyebab anak-anak mendengkur.
- Laki-laki berisiko 2–3 lebih besar mengalami gangguan tidur dibandingkan perempuan. Risiko pada perempuan akan meningkat ketika menopause.
- Lansia cenderung lebih sering ngorok.
- Riwayat keluarga
- Penggunaan alkohol atau obat penenang karena bisa mengendurkan otot-otot di tenggorokan.
- Peradangan dan penumpukan cairan di saluran pernapasan karena merokok membuat perokok berisiko tiga kali lebih besar mengalami OSA.
- Hidung tersumbat.
Sleep apnea pusat
Untuk CSA, berikut adalah beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risikonya.
- Berusia lanjut
- Laki-laki.
- Seseorang dengan gagal jantung kongestif.
- Minum narkotika pereda nyeri, terutama pada obat-obatan yang bekerja lambat, seperti metadon.
- Riwayat stroke.
Diagnosis sleep apnea
Selain bertanya seputar gejala yang Anda rasakan atau yang diketahui oleh partner tidur Anda, dokter mungkin melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk mendiagnosis sleep apnea.
- Nocturnal polysomnography (Polisomnografi): Pemasangan alat di sekitar wajah dan dada untuk memantau aktivitas jantung, gelombang otak, kadar oksigen dalam darah, dan pola pernapasan saat tidur.
- Tes tidur di rumah: Dokter akan memberi Anda alat untuk merekam detak jantung dan pola pernapasan saat tidur di rumah. Alat ini tidak bisa memantau gelombang otak seperti polisomnografi sehingga tidak cocok untuk pengidap CSA.
Dokter mungkin juga meminta Anda merekam diri saat tidur sehingga bisa mendengar deru napas dan memperhatikan gejala lain yang mungkin timbul. Cara ini bisa memudahkan dokter tahu penyebab mendengkur Anda.
Pengobatan sleep apnea
Dokter akan merekomendasikan pengobatan sleep apnea sesuai jenis dan tingkat keparahan yang dialami pasiennya.
Pada beberapa kasus, gangguan tidur ini bahkan bisa diatasi dengan perawatan rumahan, seperti menurunkan berat badan dan berhenti merokok. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang bisa diberikan dokter.
1. Terapi

- Continuous positive airway pressure (CPAP): Alat yang menyalurkan tekanan udara melalui masker khusus agar saluran napas tetap terbuka saat tidur.
- Bilevel positive airway pressure (BiPAP): Alat yang bekerja dengan cara menaikkan tekanan udara saat pasien menghirup napas dan menurunkannya saat pasien mengembusknannya. BiPAP juga menggunakan masker khusus.
- Expiratory positive airway pressure (EPAP): Alat semacam katup yang dipasang di lubang hidung sebelum tidur. Katup ini akan meningkatkan tekanan saat Anda bernapas sehingga menjaga jalur napas tetap terbuka.
- Mandibular advancement device (MAD): Alat untuk menahan rahang bawah ke depan sehingga lidah akan ikut tertarik. Dalam kondisi ini, udara akan lebih bebas keluar masuk.
- Adaptive servo-ventilation (ASV): Alat serupa CPAP, tetapi tekanan udara yang diberikan akan berhenti otomatis saat Anda sudah tidak membutuhkannya.
2. Operasi
Apabila perubahan gaya hidup dan terapi tidak juga mengatasi gangguan tidur Anda, dokter mungkin mempertimbangkan operasi. Pemilihan jenis operasi berikut akan disesuaikan dengan penyebab utama sleep apnea Anda.
- Uvulopalatopharyngoplasty: Mengangkat jaringan dari bagian belakang mulut dan bagian atas tenggorokan. Dokter mungkin juga mengangkat amandel dan adenoid.
- Ablasi radiofrekuensi: Mengecilkan jaringan di belakang mulut dan belakang tenggorokan dengan menggunakan gelombang energi khusus.
- Reposisi rahang: Menggeser rahang lebih maju dari tulang wajah agar ruas di belakang lidah lebih luas.
- Implan atau stimulasi saraf: Menanamkan alat khusus untuk menstimulasi saraf dan mengontrol gerakan lidah.
- Trakeostomi: Membuat sayatan di leher dan memasukkan tabung khusus untuk menciptakan saluran pernapasan baru. Cara ini umumnya dilakukan pada gangguan tidur yang cukup parah.
Perawatan di rumah
Demi mendapatkan hasil pengobatan terbaik, dokter mungkin meminta Anda melakukan beberapa perawatan sleep apnea rumahan seperti berikut.
- Menjaga berat badan supaya tetap ideal.
- Olahraga rutin.
- Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu. Bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi obat pengganti.
- Biasakan tidur miring atau tengkurap, alih-alih telentang.
- Berhenti merokok.
- Menerapkan sleep hygiene.
Berbagai cara di atas juga bisa menjadi cara mencegah sleep apnea. Artinya, Anda bisa segera menerapkannya tanpa perlu menunggu merasakan gejala gangguan tidur.
Kesimpulan
- Sleep apnea adalah kondisi saat napas Anda berhenti sejenak ketika sedang tidur. Selain menurunkan kualitas tidur, kondisi ini mungkin membahayakan jika dibiarkan.
- Mendengkur saat tidur adalah salah satu gejala sleep apnea. Ini mungkin diikuti sakit kepala hingga insomnia.
- Berdasarkan penyebabnya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu OSA dan CSA.
- Dapat diatasi dengan terapi hingga operasi. Pada kondisi ringan, tak jarang gangguan tidur ini bisa diatasi dengan penerapan gaya hidup sehat.
[embed-health-tool-heart-rate]