Leukosit adalah satu dari empat komponen darah manusia. Meski jumlahnya tidak sebanyak sel darah merah, fungsi sel darah putih tidak kalah penting. Apa peran utama sel darah putih dalam tubuh kita? Berapa pula jumlah normal leukosit orang sehat? Simak penjelasannya selengkapnya di bawah ini.
Apa itu leukosit?
Leukosit, atau sel darah putih, adalah salah satu komponen darah yang berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh alias sistem imun. Leukosit normal orang dewasa berkisar antara 4.500-11.000/mikroliter (mcL) darah.
Jika hasilnya abnormal, Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan leukositosis (sel darah putih terlalu tinggi) atau leukopeni (sel darah putih terlalu rendah).
Leukosit berfungsi melacak dan melawan mikroorganisme atau molekul asing penyebab penyakit atau infeksi, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Tidak hanya melawan kuman penyebab penyakit dan infeksi, leukosit juga melindungi kita dari zat asing yang mungkin mengancam kondisi tubuh.
Leukosit memiliki berbagai macam jenis. Beberapa jenis sel darah putih itu ada yang langsung bekerja membunuh kuman penyakit hingga tuntas.
Ada pula yang menghasilkan “senjata” berupa antibodi untuk melindungi tubuh.
Tak berhenti sampai di situ, ada pula jenis sel darah putih lain yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pasukan leukosit “penyerang” bahwa penyakit telah terjadi.
Apa saja jenis leukosit dan fungsinya?
Ada lima jenis leukosit berbeda yang mengembang tugas spesifik berdasarkan kemampuan masing-masing dan jenis molekul asing yang dilawan.
Macam-macam sel darah putih itu, yakni neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, dan limfosit.
1. Neutrofil
Hampir setengah dari jumlah sel darah putih dalam tubuh adalah sel neutrofil.
Neutrofil adalah sel pertama dari sistem kekebalan tubuh yang merespons dengan cara menyerang bakteri atau virus.
Sebagai tameng utama, neutrofil juga akan mengirimkan sinyal yang memperingati sel-sel lain dalam sistem kekebalan tubuh untuk merespons bakteri atau virus tersebut.
Neutrofil umumnya ada pada nanah yang keluar dari infeksi atau luka di tubuh Anda.
Leukosit ini akan keluar setelah dilepaskan dari sumsum tulang, dan bertahan di tubuh hanya sekitar 8 jam. Tubuh Anda dapat memproduksi sekitar 100 miliar sel neutrofil tiap hari.
2. Eosinofil
Eosinofil adalah salah satu jenis leukosit yang berfungsi melawan bakteri dan infeksi parasit (seperti cacing).
Eosinofil juga bekerja ketika seseorang mengalami reaksi alergi.
Apabila jumlah sel eosinofil berlebihan, umumnya ini adalah hasil dari respon imun terhadap zat penyebab alergi.
Eosinofil jumlahnya hanya sekitar 1 persen dari sel darah putih dalam aliran darah Anda. Namun, pada sistem pencernaan jumlahnya lebih tinggi.
3. Basofil
Basofil adalah jenis sel darah putih yang jumlahnya hanya sekitar 1 persen.
Basofil berfungsi untuk meningkatkan respons imun non-spesifik terhadap patogen (kuman penyebab penyakit, seperti bakteri atau virus).
Basofil adalah sel yang paling dikenal karena perannya memunculkan asma.
Ketika Anda terpapar pemicu asma, seperti debu, sel basofil akan melepaskan histamin. Basofil inilah yang dapat menyebabkan peradangan di saluran pernapasan Anda.
4. Limfosit (limfosit B dan limfosit T)
Limfosit adalah leukosit yang penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Ada dua jenis utama limfosit, yaitu limfosit sel B dan sel T.
Limfosit B berfungsi membuat antibodi untuk melawan bakteri, virus, dan racun yang menyerang tubuh Anda.
Sementara itu, limfosit T bertanggung jawab untuk menghancurkan sel tubuh sendiri yang telah diserang virus atau menjadi kanker.
Limfosit T merupakan “pejuang” yang melawan penjajah secara langsung.
Limfosit jenis ini juga memproduksi sitokin yang merupakan zat biologis yang membantu mengaktifkan bagian lain dari sistem kekebalan tubuh.
Limfosit T masih dibedakan lagi menjadi beberapa macam.
- Sel T: bertugas melepaskan protein yang disebut sitokin untuk yang membantu mengarahkan respons sel darah putih lainnya.
- Sel T sitotoksik (juga dikenal sebagai sel T pembunuh alami): mampu melepaskan molekul yang membunuh virus dan benda asing lainnya.
- Sel T memori: akan muncul setelah tubuh memerangi infeksi. Ini berguna agar tubuh dapat lebih mudah saat menghadapi infeksi sejenis di kemudian hari.
- Sel T regulator (juga dikenal sebagai sel T penekan): bertugas membantu untuk mengatur sel T lain untuk mencegah menyerang sel tubuh sendiri.
5. Monosit
Monosit adalah leukosit yang bisa dibilang sebagai “truk sampah”. Monosit berasal dari sumsum tulang belakang yang melakukan perpindahan di dalam darah dan limpa.
Monosit dikenal dengan kemampuan mereka untuk mengenali “sinyal bahaya”. Jenis leukosit yang satu ini berjumlah sekitar 5 persen dari keseluruhan sel darah putih.
Fungsi monosit adalah berpindah ke jaringan-jaringan dalam tubuh sembari membersihkan sel-sel mati di dalamnya. Sementara itu, monosit dapat dibedakan menjadi dua jenis sel di bawah ini.
- Sel dendritik, yaitu sel penyaji antigen dengan menandai benda asing yang perlu dihancurkan oleh limfosit.
- Makrofag, yaitu sel yang lebih besar dan hidup lebih lama dari neutrofil. Makrofag juga dapat bertindak sebagai sel penyaji antigen.
Berapa jumlah leukosit normal?
Menurut standar yang disebutkan American Associaton of Family Physician (AAFP), berikut adalah kadar leukosit normal apabila dihitung berdasarkan kategori usia.
- Anak bayi baru lahir: 13.000 – 38.000/mcL.
- Bayi dan anak-anak: 5.000 – 20.000/mcL.
- Orang dewasa: 4.500 – 11.000/mcL.
- Wanita hamil (trimester tiga): 5.800 – 13.200/mcL.
Apa penyebab jumlah leukosit naik atau turun?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa leukosit penting untuk menjaga sistem kekebalan imun tubuh. Apabila jumlah leukosit terlalu rendah, Anda rentan kena penyakit.
Namun, sel darah putih terlalu tinggi juga bisa berbahaya.
Hasil tes leukosit yang rendah, yaitu kurang dari 4.000-4.500 per mikroliter darah dapat menandakan bahwa tubuh Anda mungkin tidak dapat melawan infeksi seperti seharusnya.
Kondisi ini disebut sebagai leukopenia. Beberapa kondisi yang menyebabkan sel darah putih rendah, antara lain:
- infeksi parah,
- kerusakan atau gangguan sumsum tulang, termasuk anemia aplastik, dan
- penyakit autoimun seperti lupus.
Sementara itu, jika hasil tes leukosit tinggi, yaitu di atas 11.000/mcL menandakan adanya suatu infeksi atau kondisi serius yang perlu dicari tahu lebih lanjut.
Kondisi yang dikenal dengan nama leukositosis bisa disebabkan oleh:
- infeksi,
- adanya kanker seperti leukemia, limfoma, dan mieloma. Kondisi tersebut terjadi ketika banyak sel darah putih diproduksi,
- peradangan seperti penyakit radang usus dan gangguan autoimun,
- trauma tubuh atau mental, seperti adanya patah tulang dan stres,
- sedang hamil. kehamilan bisa membuat jumlah sel darah putih meningkat, dan
- asma dan alergi yang ditandai dengan meningkatnya sel darah putih eosinofil.