backup og meta

Kenali Lebih Baik Gejala Epilepsi (Penyakit Ayan) Berikut Ini

Kenali Lebih Baik Gejala Epilepsi (Penyakit Ayan) Berikut Ini

Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat yang menimbulkan gejala tubuh kejang-kejang. Sebenarnya, gejalanya sangat bervariasi tergantung dengan jenis epilepsi mana yang diderita pasien. Nah, untuk dapat mengenali penyakit ini, berikut ciri-ciri epilepsi yang perlu Anda ketahui.

Gejala penyakit epilepsi pada bayi, anak, maupun orang dewasa

klasifikasi macam jenis jenis macam epilepsi

Penyakit epilepsi termasuk penyakit yang memerlukan perawatan segera ketika seseorang mengalami gejalanya. Pasalnya, gejala yang berlangsung lama atau berulang tanpa perawatan bisa menimbulkan kerusakan otak dan bisa berujung dengan kematian.

Itulah sebabnya, Anda sangat perlu mengenal berbagai tanda penyakit epilepsi yang terjadi pada bayi, anak, maupun orang dewasa. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu tanda dan gejala penyakit epilepsi di bawah ini.

1. Kejang

Aktivitas kelistrikan tidak hanya ada di jantung saja, tapi juga di otak. Ketika aktivitas listrik di otak menjadi abnormal akibat penyakit epilepsi bisa menimbulkan tubuh kejang-kejang. Ketidaknormalan ini ditandai dengan sel-sel saraf di otak bekerja lebih cepat dan dengan kontrol yang kurang dari biasanya.

Gejala kejang akibat penyakit epilepsi bisa muncul pada bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Biasanya, ditandai dengan penderitanya menghentak-hentakkan tubuh secara mendadak dan berulang.

Diikuti dengan rahang yang menutup rapat atau menggigit lidah. Pada beberapa kasus, gejala ini juga diikuti dengan kontraksi berlebihan pada kandung kemih yang membuat penderitanya pipis di celana (mengompol).

Hentakkan tubuhnya ini bisa menyeluruh, sebagian sisi tubuh, atau hanya pada bagian tubuh tertentu, misalnya, menghentak-hentakkan kaki dan lengan tangan. Bahkan, ada juga yang hanya menghentak-hentakkan beberapa jarinya saja, seperti gemetaran (tremor).

Seberapa besar area tubuh yang terpengaruh akibat kejang ini menandakan, seberapa besar area otak yang aktivitas kelistrikannya terganggu.

Perlu diingatkan kembali jika kejang epilepsi berbeda dengan kejang biasa. Pasalnya, orang tanpa epilepsi pun bisa mengalami kejang. Bedanya adalah penderita epilepsi akan mengalami kejang berulang secara tiba-tiba, sedangkan orang tanpa epilepsi akan mengalami sekali saja.

2. Hilang kesadaran

Kejang yang memengaruhi seluruh tubuh membuat penderitanya hilang kesadaran. Artinya, orang tersebut kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

Saat tanda dan gejala epilepsi ini terjadi, umumnya mereka akan terjatuh. Parahnya, mereka bisa mengalami kecelakaan, contohnya ketika menaiki atau menuruni tangan serta mengendarai kendaraan. Akibatnya, mereka akan mengalami cedera pada kepala atau bagian tubuh lainnya.

Sebagian lagi, mungkin akan mengalami pingsan setelah 1 hingga 2 menit mengalami kejang seluruh tubuh.

3. Menatap kosong dan tidak merespons

Kejang pada pasien epilepsi tidak hanya ditunjukkan dengan hentakkan badan saja. Beberapa di antaranya mengalami gejala kejang epilepsi seperti menatap kosong pada satu titik dan tidak merespons (melamun).

Tanda epilepsi ini menimbulkan penderitanya kehilangan kesadaran singkat, yakni selama beberapa detik. Jika pasien tersebut dengan melakukan aktivitas, maka mereka akan berhenti dan diam dalam beberapa detik. Kondisi ini termasuk dalam gejala epilepsi ringan.

Durasinya yang sangat singkat, tapi bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Kadang munculnya gejala tidak disadari penderitanya bahwa mereka sedang kambuh. Kemungkinan besar penderitanya hanya merasakan ada yang sesuatu yang terlewati.

4. Menunjukkan perilaku tidak biasa

Selain menghentakkan tubuh, orang yang sedang kambuh gejala epilepsinya sangat mungkin melakukan tindakan yang tidak normal. Contohnya, mencondongkan tubuh lebih ke depan atau ke belakang selama beberapa saat.

Dilansir dari laman National Health Service, ciri-ciri yang bisa dilihat secara fisik pada anak maupun orang dewasa penderita epilepsi yang melibatkan perilaku abnormal antara lain:

  • Mengunyah mulut padahal tidak sedang makan.
  • Menggosok-gosokkan tangan padahal tangan tidak kotor atau udara tidak dingin.
  • Membuat suara-suara tidak jelas dari mulut.
  • Melakukan gerakan berulang, seperti memukul mulut, bangun dan berdiri, atau perilaku lainnya yang tidak ada tujuannya.

2. Otot tubuh kaku atau malah melemah

Saat kejang terjadi, ciri-ciri penyakit epilepsi lain yang menyertai adalah otot tubuh menjadi kaku. Ini mengakibatkan pergelangan tangan atau kaki serta jari-jari menjadi melengkung atau tertekuk.

Pada beberapa orang, tonus otot akan menghilang secara tiba-tiba. Kondisi ini mengakibatkan tubuh menjadi lemas dan membuat penderitanya jatuh terkulai. Gejala ini bisa terjadi hingga 20 detik.

5. Mengalami masalah pada panca indera

Tidak semua penderita epilepsi akan mengalami tubuh kejang. Beberapa di antaranya mengalami masalah pada panca indera. Ini mungkin terjadi ketika bagian otak yang mengontrol panca indera mengalami aktivitas kelistrikan yang tidak normal.

Gejala ini bisa meliputi gangguan penglihatan, seperti pandangan mata jadi kabur atau ganda. Bisa juga menyebabkan gangguan pendengaran, tidak bisa merasakan makanan, atau sentuhan (mati rasa). Gejala yang menyerang kemampuan sensorik Anda ini kerap kali disebut dengan istilah “aura”.

6. Tanda dan gejala epilepsi lainnya

Selain tanda dan gejala di atas, beberapa pasien juga bisa mengalami gejala seperti berikut ini:

  • Adanya sensasi menggelitik di perut yang dikenal dengan istilah “gastric uprising”.
  • Mengalami sensasi déjà vu, merasa takut atau senang tanpa penyebab yang jelas dan fenomena psikologis kompleks lainnya.
  • Pada anak, ciri-ciri penyakit epilepsi menimbulkan gejala kepala pusing atau teror tidur, yakni menjerit, berkeringat, dan -menghentak-hentakkan kaki atau badan di malam hari. Sementara pada bayi, ciri-ciri penyakit epilepsi yang ditunjukkan adalah mata berkedip dengan cepat.

Kapan harus ke dokter ketika mengalami gejala epilepsi?

Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter atau menghubungi perawatan medis darurat. Terutama bila menunjukkan salah satu dari kondisi berikut ini:

  • Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
  • Kesadaran tidak kembali setelah kejang berhenti.
  • Setelah kejang berhenti, tak lama muncul kejang kedua.
  • Mengalami kejang disertai demam tinggi.
  • Melukai diri sendiri selama kejang terjadi.
  • Anda seorang diabetesi atau merupakan ibu hamil.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Types of epilepsy & seizure disorders in adults. (n.d.). Patient Care at NYU Langone Health. https://nyulangone.org/conditions/epilepsy-seizure-disorders-in-adults/types [Accessed on December 2nd, 2020]

Epilepsy types & symptoms: Treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9917-epilepsy-types-and-their-symptoms [Accessed on December 2nd, 2020]

Epilepsy in children. (2020). Better Health Channel. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/epilepsy-in-children [Accessed on December 2nd, 2020]

Epilepsy – Symptoms. (2017, October 23). nhs.uk. https://www.nhs.uk/conditions/epilepsy/symptoms/ [Accessed on December 2nd, 2020]

Epilepsy – Symptoms and causes. (2020, May 5). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epilepsy/symptoms-causes/syc-20350093 [Accessed on December 2nd, 2020]

Seizures – Symptoms and causes. (2020, June 3). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seizure/symptoms-causes/syc-20365711 [Accessed on December 2nd, 2020]

Versi Terbaru

12/07/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Penanganan dan Pertolongan Pertama Pada Pasien Epilepsi

Penyebab dan Faktor Risiko Epilepsi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 12/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan