Obat bius atau anestesi biasanya digunakan ketika Anda hendak menjalani operasi atau tindakan medis tertentu. Entah yang hanya membuat mati rasa di bagian tubuh tertentu, memblokir rasa sakit di sebagian besar bagian tubuh, hingga menghilangkan kesadaran total. Namun, yang kerap menjadi pertanyaan, bisakah anestesi ini menimbulkan alergi?
Mungkinkah seseorang bisa mengalami alergi dengan anestesi?
Setiap orang yang akan menjalani pembedahan maupun prosedur medis tertentu akan selalu diberikan obat bius terlebih dahulu sebelumnya. Akan tetapi, adakah kemungkinan seseorang alergi dengan pemberian obat bius atau anestesi ini?
Jawabannya, reaksi alergi karena obat bius ini bisa terjadi, tetapi kejadiannya tidak terlalu umum. Bahkan, menurut British Journal of Anaesthesia, diperkirakan hanya 1 dari 10.000 orang yang mendapatkan anetesi, mengalami reaksi alergi setelahnya.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh jumlah obat bius yang digunakan, dan bukan karena benar-benar memiliki alergi anestesi. Namun yang harus dipahami, meski punya alergi terhadap obat bius, biasanya jarang timbul masalah yang parah setelahnya.
Pasalnya, dokter serta tenaga medis umumnya berkompeten untuk mengenali dengan cepat mengenai segala gejala yang mungkin mengarah pada reaksi alergi. Singkatnya, perlu digaris bawahi alergi terhadap obat bius sebenarnya jarang sekali terjadi.
Sekali pun timbul berbagai gejala tidak biasa setelah mendapatkan obat bius, biasanya itu hanya reaksi efek samping obat saja. Atau belum tentu sepenuhnya karena alergi sungguhan.
Reaksi alergi karena anestesi bisa dipicu oleh paparan dari obat dan zat lain, atau obat agen penghambat neuromuskuler (NMBA).
Beberapa jenis obat lainnya yang digunakan selama proses anestesi, seperti antibiotik dan antiseptik chlorexidine bisa memicu munculnya reaksi alergi.
Apa efek samping yang dapat ditimbulkan?
Lagi-lagi, reaksi alergi anestesi sebenarnya hanya efek samping dari obat tersebut. Jadi, bukan proses pembiusannya yang menimbulkan alergi, melainkan obat yang digunakan pada proses anestesi.
Efek samping ringan
Berikut berbagai kemungkinan efek samping yang timbul berdasarkan jenis anestesinya.
1. Anestesi umum
Anestesi umum merupakan proses pembiusan total yang membuat Anda tidak sadarkan diri selama operasi besar berlangsung. Beberapa efek samping dari obat anestesi umum seperti:
- Mual dan muntah
- Gatal pada kulit
- Nyeri otot
- Merasa kedinginan dan mengigil
- Susah buang air kecil selama beberapa jam usai operasi
- Kebingungan yang berlangsung selama beberapa jam atau hari usai operasi
2. Anestesi lokal
Anestesi lokal merupakan prosedur anestesi yang membuat Anda mengalami mata rasa hanya di bagian tubuh tertentu saja. Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari obat anestesi lokal seperti:
- Seperti mengalami kesemutan setelah diberikan obat bius
- Gatal pada area kulit yang diberikan obat bius
- Nyeri ringan di sekitar tempat suntikan
3. Anestesi regional
Anestesi regional yaitu pemberian obat bius yang berguna untuk menimbulkan mati rasa pada area tubuh yang lebih besar. Misalnya perut, pinggang, hingga ke area kaki.
Berikut beberapa efek samping dari anestesi regional:
- Mual
- Rasa kantuk selama sehari penuh atau lebih
- Sakit kepala
Efek samping berat
Efek samping yang parah dari anestesi terbilang sangat jarang terjadi. Jika pun ada, kondisi ini biasanya dialami oleh pengidap penyakit jantung, paru-paru, stroke, dan penyakit neurologis seperti Parkinson atau Alzheimer.
Salah satu efek samping yang cukup serius karena anestesi umum yakni delirium pasca operasi (postoperative delirium). Hal ini bisa membuat pengidapnya mengalami kebingungan dan hilang ingatan selama beberapa hari setelah menjalani operasi.
Namun, para ahli medis menyatakan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh proses operasi tersebut, dan bukan karena efek samping anestesi.
Apa yang bisa dilakukan jika tetap harus dibius?
Sebuah penelitian yang dimuat dalam The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, memaparkan mengenai beberapa jenis obat bius yang bisa menimbulkan alergi.
Dalam penelitian tersebut, pasien yang memiliki alergi terhadap kandungan obat anestesi tapi perlu dibius sebelum menjalani proses operasi, bisa mendapatkan jenis obat pengganti lainnya. Ambil contoh ketika seseorang alergi terhadap lidocaine yang merupakan salah satu obat bius.
Lidocaine tidak datang sendirian, melainkan masih satu kelompok dengan obat anestesi mepivacaine, bupivacaine, etidocaine dan prilocaine. Jika seseorang punya alergi terhadap salah satu jenis obat tersebut, ada kemungkinan ia juga alergi terhadap anestesi lainnya dalam kelompok yang sama.
Sebagai alternatifnya, bisa digunakan obat anestesi dari kelompok lain yang memungkinkan. Namun, untuk mengetahui keamanan semua hal tersebut tentu perlu campur tangan dari dokter maupun petugas medis lainnya.
Jadi, penting untuk selalu menyampaikan segala pantangan maupun keluhan yang pernah atau sedang Anda rasakan pada dokter. Dengan begitu, dokter bisa mencari solusi terbaik dan penanganan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
[embed-health-tool-bmr]