backup og meta

Pohon Dewandaru, Kenali 7 Manfaat dan Efek Sampingnya

Pohon Dewandaru, Kenali 7 Manfaat dan Efek Sampingnya

Pernahkah Anda mendengar pohon yang punya arti nama “mendatangkan wahyu dewa”? Ini adalah pohon dewandaru yang dikenal juga dengan nama ceremai belanda atau asam selong. Pohon dewandaru bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal, terutama pada bagian buah dan daunnya. 

Apa itu dewandaru?

Pohon dewandaru memiliki nama latin Eugenia uniflora. Di Indonesia, tanaman ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.

Pohon ini tingginya lebih dari 5 meter dengan batang berkayu. Daunnya berbentuk lonjong dan runcing dengan panjang 5 cm dan lebarnya sekitar 4 cm.

Bunganya berwarna putih kecil. Buahnya berbentuk bulat berukuran 1,5 cm dan memiliki ruas menyerupai bunga. Warna buahnya merah, oranye, kuning, dan hijau. Bijinya keras, kecil, dan berwarna cokelat.

Manfaat pohon dewandaru

Berikut manfaat tanaman dewandaru, mulai dari daun hingga buahnya.

1. Menurunkan tekanan darah

daun dewandaru untuk hipertensi

Ekstrak daun dewandaru berpotensi menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Daun ini mengandung senyawa fitonutrien atau senyawa khas tanaman, seperti flavonoid, saponin, dan tanin. 

Ketiga kandungan ini bisa memperlebar pembuluh sehingga aliran darah pun lancar. Efeknya, jantung pun memompa darah dengan lancar dan tekanan darah pun terjaga. 

Selain itu, ketiga kandungan ini menghambat senyawa angiotensin II, yaitu senyawa yang bisa mengecilkan pembuluh darah dan memicu hormon peninggi tekanan darah.

2. Mengurangi kadar kolesterol

Manfaat pohon dewandaru ini berasal dari buahnya. Studi terbitan Biomedicine & Pharmacotherapy (2017) menemukan bahwa ekstrak buah dewandaru mengurangi kadar kolesterol jahat. 

Ekstrak buah ini mengandung antosianin, flavonoid, dan fitonutrien lainnya yang bisa mengurangi kadar lemak di dalam darah, termasuk lemak dari kolesterol.

Kandungan polifenol pada buah dewandaru juga melindungi tubuh dari radikal bebas yang juga bisa memicu kenaikan kolesterol jahat.

3. Mengobati diare

Daun dewandaru mengandung berbagai senyawa fitonutrien, seperti saponin, tanin, terpenoid, dan flavonoid. 

Senyawa ini berpotensi melawan bakteri penyebab diare, seperti Bacillus cereus, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa.

Namun, studi ini masih diuji coba di laboratorium, bukan manusia yang mengonsumsi daun atau air rebusannya. Jadi, khasiat daun sebagai obat tradisional untuk diare perlu dikaji lebih lanjut.

4. Mengatasi rematik

Rematik alias artritis rematoid terjadi akibat adanya peradangan di sendi. Hal ini menimbulkan rasa nyeri dan sendi kaku. 

Daun dari pohon dewandaru kerap dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri sendi secara alami. Daun ini bersifat antiradang karena adanya kandungan flavonoid. 

Namun, penelitian yang menguji manfaat pohon dewandaru ini masih terbatas.

5. Mengendalikan gula darah

Daun dan buah dari pohon dewandaru telah digunakan sejak lama sebagai obat herbal untuk menurunkan gula darah. Keduanya mengandung flavonoid serta vitamin A, C, dan E yang berperan sebagai antioksidan. 

Selanjutnya, antioksidan ini menangkal radikal bebas yang bisa merusak pankreas. Bila pankreas terlindungi, produksi insulin pun berjalan lancar dan kadar gula darah menurun. 

Meski demikian, tanaman ini tidak bisa dijadikan sebagai obat pengganti dari dokter karena studi mengenai manfaatnya masih terbatas.

6. Menurunkan demam

Manfaat buah dari pohon dewandaru juga berpotensi menurunkan suhu saat demam.

Kandungan flavonoid menghambat senyawa siklooksigenase dan lipoksigenase di tubuh. Siklooksigenase dan lipoksigenase merupakan senyawa penanda peradangan yang bisa memicu demam.

Lagi-lagi, studi terkait manfaat ini masih terbatas sehingga Anda tidak bisa menggunakannya sebagai satu-satunya obat demam alami.

7. Menurunkan risiko kanker

Daun dari pohon dewandaru berpotensi menurunkan risiko kanker. Ekstrak daunnya menghambat aktivitas sel kanker serviks.

Selain itu, ekstraknya menghambat berkumpulnya sel-sel tumor. Tak hanya itu, ada potensi ekstrak daunnya yang membantu menghancurkan sel-sel kanker. 

Namun, para ahli menyatakan bahwa manfaat ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Hingga kini daun dewandaru belum bisa digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk kanker serviks.

Efek samping pohon dewandaru

Hingga saat ini, belum ada penelitian terkait efek samping pohon dewandaru terbatas. Hanya saja, ada kemungkinan reaksi alergi yang timbul. Berikut gejala yang bisa Anda alami.

  • Ruam.
  • Bentol-bentol.
  • Gatal.
  • Sesak napas.
  • Diare,
  • Mual atau muntah.

Dalam kasus yang lebih parah, reaksi alergi bisa mengancam nyawa atau anafilaksis. Ketahui gejala anafilaksis berikut.

  • Biduran.
  • Pembengkakan pada mata, tangan, dan kaki.
  • Pusing.
  • Pembengkakan pada mulut, tenggorokan, bibir, dan lidah.
  • Sesak napas.
  • Mengi.
  • Sakit perut, mual, dan muntah.
  • Pingsan dan tak sadarkan diri.

Cara memanfaatkan dewandaru

cara pakai daun dari pohon dewandaru sebagai teh herbal

Anda bisa mengonsumsi bagian pohon dewandaru, seperti buah dan daunnya. 

Buah bisa dikonsumsi tanpa perlu diolah, sedangkan daunnya bisa dicuci bersih dan direbus selama beberapa menit untuk dikonsumsi sebagai teh herbal.

Hanya saja, hingga saat ini belum ada takaran persis konsumsi air rebusan daun dalam sehari.

Anda juga bisa mengonsumsi daun dewandaru dalam bentuk suplemen. Pastikan Anda mengikuti anjuran pakai yang tertera di kemasan.

Selalu beli suplemen yang terdaftar BPOM agar terhindar dari obat herbal berbahaya.

Kesimpulan

Umumnya, bagian pohon dewandaru yang dikonsumsi adalah buah dan daunnya. Ada berbagai fitonutrien yang bermanfaat bagi kesehatan. Hanya saja, manfaat tersebut sebagian besar masih diuji pada hewan atau laboratorium. Anda sebaiknya tidak mengandalkannya sebagai satu-satunya obat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dewandaru (Eugenia uniflora) – CCRC. (2023). Retrieved 3 April 2023, from https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=105

View of The Antihypertensive Activity of Dewandaru (Eugenia uniflora L) Leaves Ethanol Extract on Adrenaline Induced White Rat. (2023). Jurnal Farmasi Indonesia. http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/farmasi-indonesia/article/view/72/67

Oliveira, P. S., Chaves, V. C., Bona, N. P., Soares, M. S. P., Cardoso, J. de S., Vasconcellos, F. A., Tavares, R. G., Vizzotto, M., Silva, L. M. C. da, Grecco, F. B., Gamaro, G. D., Spanevello, R. M., Lencina, C. L., Reginatto, F. H., & Stefanello, F. M. (2017). Eugenia uniflora fruit (red type) standardized extract: a potential pharmacological tool to diet-induced metabolic syndrome damage management. Biomedicine & Pharmacotherapy, 92, 935–941. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2017.05.131

Arista, P. C., Kawuri, R., & Darmayasa, I. B. G. (2020). Potensi Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) Sebagai Pengendali Bakteri Bacillus cereus ATCC 11778 Penyebab Diare. Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, 7(1), 123. https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2020.v07.i01.p16

Ginwala, R., Bhavsar, R., I. Chigbu, D. G., Jain, P., & Khan, Z. K. (2019). Potential Role of Flavonoids in Treating Chronic Inflammatory Diseases with a Special Focus on the Anti-Inflammatory Activity of Apigenin. Antioxidants, 8(2). https://doi.org/10.3390/antiox8020035

Franzolin, M. R., Courrol, S., Barreto, S., & Courrol, L. C. (2022). Eugenia uniflora L. Silver and Gold Nanoparticle Synthesis, Characterization, and Evaluation of the Photoreduction Process in Antimicrobial Activities. Microorganisms, 10(5). https://doi.org/10.3390/microorganisms10050999

Schumacher, N. S., Colomeu, T. C., De Figueiredo, D., Carvalho, V. D., Cazarin, C. B., Prado, M. A., Meletti, L. M., & Zollner, R. D. (2015). Identification and Antioxidant Activity of the Extracts of Eugenia uniflora Leaves. Characterization of the  Anti-Inflammatory Properties of Aqueous Extract on Diabetes Expression in an Experimental Model of Spontaneous Type 1 Diabetes (NOD Mice). Antioxidants, 4(4), 662-680. https://doi.org/10.3390/antiox4040662

Tijjani, M. A., Mohammed, G. T., Alkali, Y. T., Adamu, T. B., & Abdurahaman, F. I. (2017). Phytochemical analysis, analgesic and antipyretic properties of ethanolic leaf extract of Vernonia amygdalina Del. Journal of Herbmed Pharmacology, 6(3), 95-99. https://core.ac.uk/download/pdf/143840383.pdf

Zarghi, A., & Arfaei, S. (2011). Selective COX-2 Inhibitors: A Review of Their Structure-Activity Relationships. Iranian Journal of Pharmaceutical Research : IJPR, 10(4), 655-683. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3813081/

Núñez, J. G., Pinheiro, J. dos S., Silveira, G. F., Beckenkamp, A., Buffon, A., & Bruno, A. N. (2018). Antineoplastic potential of the aqueous crude extract of Eugenia uniflora L. in human cervical cancer. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, 54(2). https://doi.org/10.1590/s2175-97902018000217267

Allergies: Symptoms, Reaction, Treatment & Management. (2023). Retrieved 3 April 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8610-allergies#symptoms-and-causes

Anaphylaxis. (2023). Retrieved 3 April 2023, from https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/immune-system/anaphylaxis

Assunção Ferreira, M. R., Daniele-Silva, A., de Almeida, L. F., Felipe dos Santos, E. C., Barbosa Machado, J. C., Macário de Oliveira, A., de Freitas Fernandes Pedrosa, M., Guedes Paiva, P. M., Napoleão, T. H., & Lira Soares, L. A. (2022). Safety evaluation of aqueous extract from Eugenia uniflora leaves: Acute and subacute toxicity and genotoxicity in vivo assays. Journal of Ethnopharmacology, 298, 115668. https://doi.org/10.1016/j.jep.2022.115668

Versi Terbaru

11/04/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Manfaat Teh Jati Cina, Amankah untuk Diet?

Daun Ungu


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 11/04/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan