backup og meta

10 Manfaat Temu Ireng untuk Atasi Berbagai Penyakit

10 Manfaat Temu Ireng untuk Atasi Berbagai Penyakit

Temu ireng, tanaman yang tumbuh subur di hutan tropis, telah lama digunakan sebagai obat tradisional di Asia, termasuk Indonesia. Ini karena kandungan fitokimianya yang bersifat antioksidan. Artikel ini akan membahas manfaat kesehatan temu ireng berdasarkan temuan dari beberapa penelitian. 

Kandungan temu ireng

Temu ireng yang memiliki nama ilmiah Curcuma aeruginosa ini memiliki rasa yang pahit dan bentuk yang mirip dengan jahe.

Biasanya, temu ireng digunakan sebagai bahan ramuan obat alami alias jamu yang diminum untuk mengobati cacingan, infeksi kulit, peradangan, hingga menjaga imun tubuh.

Selain sebagai obat, tanaman temu ireng ini sering kali digunakan sebagai penambah rasa untuk makanan.

Khasiat temu ireng berasal dari kandungan senyawa fitokimianya, yaitu:

  • flavonoid,
  • phenylpropanoid,
  • terpenoid,
  • alkaloid,
  • tanin, dan
  • kurkumin.

Tanaman herbal ini juga mengandung zat gizi penting lainnya untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti serat, karbohidrat, protein, dan lemak. 

Manfaat temu ireng

Terdapat berbagai manfaat temu ireng untuk kesehatan tubuh, di antaranya sebagai berikut. 

1. Menghambat pertumbuhan rambut ketiak

penyebab kulit ketiak sensitif

Salah satu manfaat tanaman temu ireng adalah untuk membantu menghambat pertumbuhan rambut pada ketiak. 

Studi dalam jurnal  Phytomedicine melakukan penelitian mengenai khasiat tanaman temu ireng untuk menghambat pertumbuhan rambut ketiak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan minyak atsiri dari temu ireng membantu memperlambat pertumbuhan rambut pada ketiak di minggu ke 5 hingga minggu ke 11.

Selain itu, tanaman herbal ini juga mampu mencerahkan kulit ketiak dalam waktu 3 minggu dan bertahan selama 2 minggu setelah perawatan berhenti. 

2. Mencegah infeksi kulit

Manfaat lainnya dari tanaman temu ireng adalah untuk membantu mencegah infeksi kulit.

Salah satu bakteri yang bisa menyebabkan masalah pada kulit adalah Streptococcus aureus. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan bisul, selulitis, atau impetigo, sehingga menimbulkan kemerahan, bengkak, dan nyeri pada kulit

Nah, tanaman temu ireng diketahui dalam penelitian memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu membunuh bakteri Streptococcus aureus dalam tubuh.

Selain itu, tanaman ini memiliki sifat anti-inflamasi yang mampu meredakan peradangan pada kulit.

3. Menjaga sistem imun tubuh

Sistem imun bekerja membangun pertahanan tubuh untuk melawan infeksi virus maupun bakteri penyebab penyakit.

Jika kinerja sistem imun menurun, tubuh akan rentan terkena penyakit.

Temu ireng dapat digunakan sebagai herbal untuk menjaga daya tahan tubuh karena kandungan antioksidan yang tinggi. 

Kandungan antioksidan ini dapat membantu menangkal radikal bebas yang bisa menurunkan kekebalan tubuh. Alhasil, sistem imun tubuh pun tetap terjaga. 

4. Mengobati diabetes

Manfaat temu ireng selanjutnya adalah sebagai obat herbal untuk diabetes. Hal ini karena tanaman herbal ini diketahui mampu mengontrol kadar gula darah. 

Penderita diabetes tipe 2 umumnya kesulitan untuk mengontrol gula darah karena terjadi gangguan pada hormon insulin yang bertugas menyerap glukosa. 

Kandungan senyawa kurkumin di dalam tanaman herbal ini diketahui mampu meningkatkan sensitivitas insulin di dalam tubuh. 

Sensitivitas insulin yang tinggi memungkinkan sel tubuh untuk menyerap glukosa dan menggunakannya sebagai energi, sehingga kadar glukosa dalam darah stabil. 

5. Mengobati rematik

Rematik atau disebut juga rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan persendian.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya peradangan kronis pada sendi dan membuat penderitanya merasakan nyeri, bengkak, dan kaku pada persendian,

Nah, tanaman temu ireng membantu mengobati radang sendi karena kandungan kurkumin di dalamnya. 

Kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu untuk mengurangi peradangan pada penderita radang sendi. 

Tahukah Anda?


Tanaman temu ireng juga dapat membantu mengurangi nyeri persendian pada penderita rematik. Hal ini karena tanaman herbal ini memiliki sifat antinosiseptif yang bekerja dengan menurunkan rangsangan nyeri pada tubuh. 

6. Membantu proses penyembuhan luka

Selain mampu mengobati radang sendi, tanaman herbal satu ini juga dapat dijadikan sebagai obat pertolongan pertama alami untuk mempercepat penyembuhan luka.

Hal ini karena temu ireng memiliki kandungan kurkumin yang dapat bekerja sebagai antiradang untuk meredakan peradangan pada kulit yang terluka. 

Selain itu, kurkumin dapat membantu proses proliferasi pada luka, yakni proses pembentukan jaringan kulit yang baru. 

Kurkumin dapat mendorong pembentukan kolagen untuk memperbaiki jaringan kulit yang rusak dan menutup area kulit yang terluka. 

7. Menjaga kesehatan kulit

Tumbuhan herbal satu ini juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit berkat kandungan antioksidan di dalamnya.

Paparan radikal bebas yang berasal dari polusi udara maupun sinar matahari dapat menimbulkan kerusakan pada sel kulit dan menghilangkan elastisitasnya.

Nah, kandungan antioksidan di dalam tanaman herbal ini dapat melindungi kulit karena kemampuannya dalam menghambat radikal bebas. Dengan begitu, kesehatan kulit tetap terjaga.

8. Mengobati cacingan

Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak, tapi orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Penyakit cacingan pada anak-anak biasanya ditularkan di tempat yang memiliki sanitasi yang buruk dan kualitas air yang buruk 

Studi dalam Health Science Journal of Indonesia mengungkapkan bahwa temu ireng dapat membantu mengobati cacingan pada anak-anak. 

Tanaman herbal ini memiliki cara kerja yang sama dengan golongan obat antelmintik, yakni bekerja dengan membunuh dan melumpuhkan cacing di dalam tubuh. 

9. Mengobati asma

penyebab asma

Asma merupakan gangguan pernapasan yang ditandai dengan menyempitnya saluran pernapasan akibat terjadinya peradangan

Hal ini mengakibat penderitanya mengalami gejala, seperti sesak napas, dada terasa berat, dan batuk.  

Tanaman temu ireng diketahui mampu untuk mengobati asma karena aktivitas spasmolitik yang dapat membantu merelaksasi otot saluran pernapasan.

Tidak hanya itu. tanaman herbal ini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pernapasan. 

10. Mengobati kanker 

Selain mengatasi demam, tanaman herbal satu ini ternyata dapat membantu untuk mengobati kanker 

Tanaman temu ireng memiliki kandungan zat sitotoksik yang bekerja dengan merusak sel kanker dan menghambat perkembangan sel kanker. 

Meskipun begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas tanaman herbal ini sebagai pengobatan kanker.

Hingga saat ini, pemulihan pasien kanker membutuhkan pengobatan medis yang intensif dan strategis tidak hanya mengandalkan obat-obatan herbal.

Efek samping temu ireng

Meskipun tanaman temu ireng memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, Anda tetap harus membatasi konsumsinya.

Pasalnya, bagi sebagian orang obat herbal ini mungkin dapat menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi.

Selain itu, manfaat temu ireng belum banyak terbukti secara medis untuk pemakaian obat dalam.

Ada baiknya sebelum menggunakan tanaman herbal apa pun, konsultasikan lebih dulu ke dokter. Obat herbal tidak bisa menggantikan pengobatan medis dari dokter.

Cara mengonsumsi temu ireng

Untuk mendapatkan manfaat temu ireng sebagai obat herbal, Anda bisa mengonsumsinya dalam bentuk jamu.

Selain membeli jamu temu ireng yang sudah jadi, Anda bisa dengan mudah membuatnya di rumah.

Anda hanya perlu menyiapkan beberapa potong temu ireng. Kemudian, kupas dan cuci dengan air bersih. Campur dengan bahan-bahan lain untuk menetralkan rasa pahit dari temu ireng.

Setelah itu, haluskan tanaman herbal tersebut hingga berbentuk seperti pasta. Masukkan pasta temu ireng tersebut ke dalam gelas dan isi dengan air panas. 

Selanjutnya, saring jamu tersebut dan pastikan untuk menambahkan pemanis alami seperti madu atau gula merah di dalam jamu tersebut. Pasalnya, tanaman ini memiliki rasa yang sangat pahit. 

Penggunaan tanaman obat, termasuk temu ireng, bisa menjadi terapi penunjang dan pencegahan, bukan menggantikan pengobatan medis dari dokter.

Jika ingin menggunakan obat herbal jenis apa pun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Nantinya, dokter bisa mempertimbangkan dosis herbal serta cara pakai yang aman sesuai dengan kondisi Anda. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Siahaan, S. A. S., Handayani, R. S., & Aryastami, N. K. (2017). Improving the use of Curcuma aeruginosa Roxb. as anthelmintic for children in Bogor Regency. Health Science Journal of Indonesia, 8(2), 95-101.

Rajkumari, S., & Sanatombi, K. (2017). Nutritional value, phytochemical composition, and biological activities of edible Curcuma species: A review. International Journal of Food Properties, 20 sup3), S2668-S2687.

Srivilai, J., Phimnuan, P., Jaisabai, J., Luangtoomma, N., Waranuch, N., & Khorana, N. et al. (2017). Curcuma aeruginosa Roxb. essential oil slows hair-growth and lightens skin in axillae; a randomised, double blinded trial. Phytomedicine, 25, 29-38. 

Jose, S., & Thomas, T. (2014). Comparative phytochemical and anti‑bacterial studies of two indigenous medicinal plants Curcuma caesia Roxb. and Curcuma aeruginosa Roxb. International Journal Of Green Pharmacy (IJGP), 8(1). 

Julia Abdul Aziz, Noor Baity Saidi, Raihana Ridzuan, Abdul Karim Sabo Mohammed, Maheran Abdul Aziz, Mihdzar Abdul Kadir, Nur Ashikin Psyquay Abdullah, Sobri Hussein & Hamidah Yusoff (2021) Chemical Profiling of Curcuma aeruginosa Roxb. Essential Oil and their Antimicrobial Activity against Pathogenic Microbes, Journal of Essential Oil Bearing Plants, 24:5, 1059-1071, 

Kou, H., Huang, L., Jin, M., He, Q., Zhang, R., & Ma, J. (2023). Effect of curcumin on rheumatoid arthritis: a systematic review and meta-analysis. Frontiers In Immunology, 14. doi: 10.3389/fimmu.2023.1121655

Kumari A, Raina N, Wahi A, Goh KW, Sharma P, Nagpal R, Jain A, Ming LC, Gupta M. (2022). Wound-Healing Effects of Curcumin and Its Nanoformulations: A Comprehensive Review. Pharmaceutics. Oct 25;14(11):2288. PMID: 36365107; PMCID: PMC9698633.

Karri, V. V. S. R., Gowthamarajan, K., Satish Kumar, M., & Rajkumar, M. (2015). Multiple biological actions of curcumin in the management of diabetic foot ulcer complications: a systematic review. Tropical Medicine Surgery, 3(179), 2.

Rujirachotiwat A, Suttamanatwong S. (2021) Curcumin Promotes Collagen Type I, Keratinocyte Growth Factor-1, and Epidermal Growth Factor Receptor Expressions in the In Vitro Wound Healing Model of Human Gingival Fibroblasts. European Journal Dentristy. Feb;15(1):63-70. doi: 10.1055/s-0040-1715781. Epub 2020 Oct 1. PMID: 33003239; PMCID: PMC7902102.

Barbalho SM, de Sousa Gonzaga HF, de Souza GA, de Alvares Goulart R, de Sousa Gonzaga ML, de Alvarez Rezende B. Dermatological effects of Curcuma species: a systematic review. Clinical and Experimental Dermatology. 2021 Jul;46(5):825-833. doi: 10.1111/ced.14584. Epub 2021 Mar 15. PMID: 33522006.

Paramita, S., Moerad, E. B., Ismail, S., & Marliana, E. (2018). Antiasthmatic effect of Curcuma aeruginosa extract on isolated organ of the trachea. F1000Research, 7, 1799.

Zohmachhuana, A., Malsawmdawngliana, Lalnunmawia, F., Mathipi, V., Lalrinzuali, K., & Kumar, N. (2022). Curcuma aeruginosa Roxb. exhibits cytotoxicity in A-549 and HeLa cells by inducing apoptosis through caspase-dependent pathways. Biomedicine & Pharmacotherapy, 150, 113039. 

 

Versi Terbaru

20/09/2023

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

7 Manfaat Daun Waru untuk Pengobatan Herbal dan Kesehatan

9 Manfaat Menakjubkan Susu Kunyit dari India, Tertarik Mencoba?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 20/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan