Terapi holistik merupakan istilah yang melingkupi metode penyembuhan yang menggabungkan beberapa jenis terapi. Terapi ini bertujuan untuk memulihkan dan menjaga kesehatan mental. Metode yang dilakukan bisa beragam, mulai dari meditasi, latihan pernapasan, hipnosis, hingga pengobatan alternatif seperti akupunktur.
Apa itu terapi holistik?
Terapi holistik (holistic therapy) adalah jenis terapi menyeluruh yang menggabungkan perawatan tradisional dan non-tradisional untuk meningkatkan kesehatan individu secara keseluruhan.
Terapi yang juga disebut psikoterapi holistik ini dikenal berfokus pada faktor mental, fisik, dan spiritual yang memengaruhi kesejahteraan seseorang.
Salah satu praktisi terapi holistik di Indonesia yang cukup dikenal adalah mendiang Reza Gunawan, suami dari penulis novel Dee Lestari.
Dalam praktiknya, holistic therapy berupaya meningkatkan kesadaran diri sehingga Anda bisa memahami adanya koneksi yang dalam dan kuat antara tubuh, jiwa, dan pikiran.
Refleksi diri bisa membantu Anda menyadari kemampuan diri dan kondisi kesehatan Anda lebih baik. Hal ini bisa meringankan gejala atau keluhan dari masalah kesehatan yang Anda alami, baik fisik maupun mental.
Sejarah terapi holistik
Penggunaan istilah “holistik” sebenarnya sudah ada lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Hippocrates yang dikenal sebagai tokoh penting dalam ilmu kedokteran modern mencetuskan istilah ini pertama kali.
Karena percaya bahwa kesehatan tidak cukup berfokus pada satu aspek semata, Hippocrates menekankan pentingnya membangun keseimbangan dalam diri individu.
Pada abad ke-20, holistic therapy menjadi lebih terfokus secara medis karena dapat mengurangi gejala dari suatu masalah kesehatan.
Baru pada tahun 1970-an ahli kesehatan mulai merasa hanya mengobati satu atau beberapa gejala umum hanya berfungsi untuk mengatasi masalah tertentu.
Hal tersebut tidak selalu berhasil membantu meningkatkan kualitas hidup pasien mereka secara keseluruhan.
Perkembangannya menjadi semakin meluas di tahun 1975 dengan diadakannya beragam bentuk perawatan alternatif baik di bidang kedokteran maupun di kalangan praktisi holistik.
Jenis dan metode terapi holistik
Ada beberapa jenis holistic therapy yang perlu Anda ketahui.
Meski tujuan utamanya sama, setiap jenis terapi ini punya pendekatan yang berbeda. Anda bisa memilih yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Terapi eklektik atau integratif: perawatan dengan pendekatan yang dapat kebutuhan masing-masing pasien.
Terapi pikiran-tubuh: perawatan yang berfokus pada peningkatan fungsi tubuh dan mendorong relaksasi sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan.
Terapi somatik: pendekatan berpusat pada tubuh yang memanfaatkan latihan pernapasan, menari, dan meditasi untuk menyembuhkan trauma, stres, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Terapi spiritual: perawatan yang menggabungkan sistem kepercayaan dan keyakinan spiritual untuk mengeksplorasi masalah yang dihadapi seseorang dalam hidupnya.
Setiap jenis terapi holistik mengombinasikan beberapa metode pemulihan yang berbeda. Berikut bentuk-bentuk metode perawatannya.
Akupunktur: teknik menusukkan jarum ke titik-titik tubuh tertentu.
Latihan pernapasan: latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sistem pernapasan dan mengelola stres.
Hipnoterapi: metode memasuki alam sadar seseorang sehingga ia lebih mudah menerima sugesti positif.
Pijat: teknik memijat area tertentu di tubuh untuk meredakan suatu gejala yang mengganggu, misal sakit kepala atau nyeri otot.
Meditasi: latihan untuk memusatkan dan menjernihkan pikiran.
Penerapan mindfulness: latihan untuk fokus terhadap kondisi sekitar dan emosi yang sedang dirasakan saat itu.
Reiki, tai chi, atau yoga: jenis-jenis olahraga yang mengombinasikan seni bela diri dan kebugaran tubuh.
Guided imagery:teknik relaksasi yang melibatkan visualisasi tempat yang tenang dan damai.
Biofeedback: terapi untuk mengontrol fungsi tubuh, seperti tekanan darah, denyut jantung, atau suhu tubuh.
Selain elemen-elemen ini, terapis menggabungkan pendekatan psikoterapi termasuk terapi perilaku-kognitif (CBT), psikoanalisis, dan terapi yang berpusat pada pasien.
Manfaat terapi holistik untuk kesehatan
Pengobatan alternatif ini secara umum membantu seseorang mengatasi ketegangan, cemas, dan stres serta untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya secara menyeluruh.
Oleh karena itu, terapi ini dapat membantu pengobatan sejumlah kondisi psikologis, seperti kecanduan, depresi, trauma, gangguan kecemasan, dan kesulitan emosional.
Berikut ini berbagai manfaat menjalani holistic therapy.
Memungkinkan individu untuk lebih baik melihat hubungan antara berbagai aspek kehidupan mereka dan pengaruhnya terhadap kesehatan serta kesejahteraan.
Membantu kehidupan sehari-hari ketika pasien menghadapi situasi yang dapat memicu stres, kecemasan, atau perubahan suasana hati.
Membantu mencegah masalah yang dapat membahayakan kesejahteraan emosional, fisik, sosial, atau spiritual seseorang.
Apakah terapi holistik efektif?
Banyaknya teknik dan pendekatan yang digunakan terkadang menyulitkan praktisi dan ahli untuk mengevaluasi kemanjuran terapi holistik.
Namun, penggabungan akupunktur, yoga, dan latihan pernapasan cukup efektif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik seseorang.
Studi tahun 2017 pada journal Healthcaremenyebutkan pendekatan holistik menawarkan manfaat untuk fisik dan mental yang hemat biaya. Di samping itu, kombinasi mindfulness dan meditasi efektif mengurangi kecemasan dan stres.
Seperti jenis terapi lainnya, baiknya lakukan konsultasi lebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui pengaruh terapi ini pada kondisi Anda.
Terapi dapat digunakan sebagai perawatan tambahan untuk mempercepat proses penyembuhan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan, tapi tidak ditujukan sebagai pengobatan utama.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Shafran, R., & Bennett, S. (2017). Interventions to support integrated psychological care and holistic health outcomes in Paediatrics. Healthcare, 5(3), 44. https://doi.org/10.3390/healthcare5030044
Brom, D., Stokar, Y., Lawi, C., Nuriel-Porat, V., Ziv, Y., Lerner, K., & Ross, G. (2017). Somatic experiencing for posttraumatic stress disorder: A randomized controlled outcome study. Journal of Traumatic Stress, 30(3), 304–312. https://doi.org/10.1002/jts.22189
Behan, C. (2020). The benefits of meditation and mindfulness practices during times of crisis such as covid-19. Irish Journal of Psychological Medicine, 37(4), 256–258. https://doi.org/10.1017/ipm.2020.38
Ma, X., Yue, Z.-Q., Gong, Z.-Q., Zhang, H., Duan, N.-Y., Shi, Y.-T., Wei, G.-X., & Li, Y.-F. (2017). The effect of diaphragmatic breathing on attention, negative affect and stress in healthy adults. Frontiers in Psychology, 8. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00874
Treatments & services. Cleveland Clinic. (n.d.). Retrieved 21 May 2023 from https://my.clevelandclinic.org/departments/wellness/integrative/treatments-services
Team, G. E. (2017, November 4). Holistic psychotherapy. GoodTherapy. Retrieved 21 May 2023 from https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/types/holistic-psychotherapy
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Aprinda Puji
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.