Hiperventilasi atau napas berlebihan merupakan kondisi yang umum terjadi ketika seseorang mengalami serangan panik. Kondisi ini dapat menyebabkan pusing, tubuh terasa melayang, hingga kehilangan kesadaran. Lantas, bagaimana cara mengatasi hiperventilasi yang efektif?
Cara mengatasi hiperventilasi
Hiperventilasi bukanlah kondisi yang disebabkan oleh penyakit. Meski begitu, kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena dapat mengakibatkan hilang kesadaran.
Berikut cara mengatasi hiperventilasi yang bisa dicoba di rumah.
1. Bernapas dengan mengerucutkan bibir
Hiperventilasi membuat tubuh mengeluarkan banyak karbon dioksida. Ketika jumlah karbon dioksida dalam tubuh terlalu rendah, pembuluh darah yang memasok darah ke otak akan menyempit.
Untuk menyeimbangkan kadar karbon dioksida, Anda bisa mencoba bernapas dengan cara mengerucutkan bibir. Berikut langkah-langkahnya.
- Kerucutkan bibir seperti hendak meniup ulang tahun.
- Tarik napas melalui hidung, bukan mulut.
- Embuskan napas melalui celah kecil di antara bibir.
- Ulangi hingga Anda merasa lebih baik.
2. Bernapas menggunakan kantong kertas
Cara ini juga dapat mengatasi hiperventilasi dengan meningkatkan kadar karbon dioksida dalam tubuh. Untuk melakukannya, Anda hanya perlu menyiapkan sebuah kantong kertas.
Posisikan mulut dan hidung ke ruang kosong dalam kantong, lalu bernapaslah seperti biasa. Nantinya, udara berupa karbon dioksida dalam kantong akan kembali masuk ke dalam tubuh.
Jika tidak memiliki kantong kertas, Anda bisa bernapas menggunakan plastik. Bernapas dengan menangkupkan tangan seperti mangkok pada wajah juga dapat membantu.
3. Melakukan pernapasan dalam
Serangan panik dapat menyebabkan hiperventilasi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Anda bisa mencoba menenangkan diri dengan menerapkan pernapasan dalam.
Cara mengatasi hiperventilasi ini dilakukan dengan menghirup napas dalam-dalam dari hidung. Tahan selama 10–15 detik sebelum kemudian menghembuskannya perlahan lewat mulut.
Pada awalnya, teknik pernapasan ini mungkin akan terasa sulit untuk dilakukan. Maka dari itu, latihan secara rutin diperlukan agar Anda terbiasa.
4. Menjalani terapi akupuntur
Dalam studi berjudul Acupuncture for Anxiety, ditemukan bahwa akupuntur dapat membantu meredakan hiperventilasi. Cara ini dipakai untuk mengatasi hiperventilasi akibat kecemasan.
Akupuntur merupakan pengobatan tradisional yang berasal dari Tiongkok. Cara kerjanya yaitu dengan menusukkan jarum ke sejumlah titik pada tubuh Anda.
Namun, pastikan Anda melakukan akupuntur di fasilitas dengan tenaga ahli yang bersertifikat. Dalam beberapa kasus, terapi ini bisa menyebabkan infeksi jika jarum yang dipakai tidak steril.
5. Mengelola stres
Stres dapat menjadi penyebab napas berlebihan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengelola stres dengan melakukan beberapa aktivitas sederhana.
Tidak hanya meditasi, beberapa aktivitas lain yang bisa Anda coba meliputi:
- berendam air hangat atau mandi air dingin,
- pijat,
- jalan-jalan ke alam bebas,
- menghabiskan waktu dengan orang tersayang, atau
- melakukan aktivitas yang Anda sukai.
Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik, segeralah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Penanganan sedini mungkin membantu mengatasi hiperventilasi dan mencegah kondisi Anda bertambah parah.
6. Rutin berolahraga
Olahraga merangsang pelepasan horrmon endorfin yang bermanfaat untuk meredakan stres. Saat hormon endorfin dilepaskan, rasa senang juga memengaruhi tubuh Anda.
Tidak perlu terlalu berat, Anda bisa mencoba olahraga penghilang stres ringan seperti jogging, berenang, atau jalan santai. Lakukan aktivitas ini setidaknya 30 menit dalam sehari.
7. Konsumsi obat sesuai resep dokter
Beberapa obat resep dapat digunakan untuk mengatasi hiperventilasi, di antaranya:
- alprazolam (Xanax),
- doxepin (Silenor), dan
- paroxetine (Paxil).
Meski begitu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat tertentu. Jangan memulai konsumsi obat tanpa rekomendasi dokter.
Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, Anda bisa berkonsultasi ke dokter. Dengan begitu, pengobatan bisa disesuaikan tingkat keparahan hiperventilasi yang Anda alami.
Kapan harus ke dokter?
Kebanyakan orang memang dapat mengatasi hiperventilasi dengan cara rumahan. Meski begitu, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi-kondisi seperti berikut.
- Baru pertama kali mengalami napas berlebihan.
- Hiperventilasi memicu rasa nyeri atau perdarahan.
- Hiperventilasi yang disertai dengan demam.
- Kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah melakukan perawatan rumahan.
- Hiperventilasi diikuti gejala-gejala lain yang mengarah pada penyakit pernapasan.
Beberapa orang sering kali menyepelekan hiperventilasi. Agar kondisi Anda tidak bertambah parah, jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.
[embed-health-tool-bmi]