Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya seputar aktivitas puasa, terutama mengenai apakah puasa bermanfaat bagi kesehatan. Untuk menjawabnya, Anda perlu memahami bagaimana proses metabolisme tubuh saat Anda puasa. Simak selengkapnya berikut ini.
Perubahan metabolisme tubuh saat puasa
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh saat berpuasa akan berbeda-beda, tergantung lamanya Anda berpuasa.
Secara teknis, tubuh baru memasuki fase puasa setelah 8 jam dari makan terakhir, yakni saat usus selesai menyerap zat gizi dari makanan.
Pada kondisi normal, glukosa (gula) dari makanan tersimpan dalam hati dan otot sebagai sumber energi utama.
Setelah glukosa habis, lemaklah yang menjadi sumber energi selanjutnya. Tubuh Anda yang tadinya membakar glukosa kini beralih melakukan metabolisme lemak saat puasa.
Jika lemak habis, tubuh terpaksa memakai protein sebagai sumber energi. Penggunaan protein sebagai sumber energi tidaklah sehat karena protein yang dipecah berasal dari otot.
Pembakaran protein lama-kelamaan bisa membuat otot menjadi kecil dan lemah.
Namun, pada puasa Ramadan, Anda hanya berpuasa selama 13 – 14 jam. Rentang waktu ini merupakan periode tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi setelah kehabisan glukosa.
Jadi, puasa Ramadan tidak menyebabkan pemecahan protein.
Proses metabolisme lemak saat puasa justru bermanfaat bagi tubuh karena membantu penurunan berat badan, mengurangi kadar kolesterol, mengontrol kadar gula darah, dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, kolesterol yang terkontrol dapat menurunkan risiko sindrom metabolik, yakni kumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke, contohnya obesitas serta gula darah yang tinggi.
Efek yang terjadi pada organ-organ tubuh saat puasa
Selain metabolisme energi, fungsi beberapa organ dan proses alami tubuh sedikit berubah saat puasa.
Pasalnya, organ-organ tubuh Anda berusaha menyesuaikan diri dalam kondisi rendah energi. Di bawah ini beberapa perubahan yang terjadi.
1. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah tetap memproduksi air liur untuk mencegah mulut menjadi kering.
Hal ini bermanfaat untuk menghalau bakteri dan sisa makanan yang dapat menyebabkan bau mulut serta gigi berlubang.
2. Lambung
Produksi asam lambung menurun ketika lambung kosong. Hal ini mencegah terkikisnya dinding lambung oleh asam karena tidak adanya makanan yang digiling.
Pengikisan dinding lambung merupakan penyebab utama terbentuknya luka lambung.
3. Hati
Glukosa dari makanan sahur akan diubah glikogen dan disimpan dalam organ hati. Begitu glukosa darah habis, hati kembali mengubah glikogen menjadi glukosa.
Proses metabolisme glukosa akan memberikan energi yang dibutuhkan tubuh saat puasa.