backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Kiat untuk Mencegah Gigi Ompong Kala Lansia

Ditulis oleh drg. Melia · Gigi · Erha Derma Center Yogyakarta


Tanggal diperbarui 22/02/2022

    5 Kiat untuk Mencegah Gigi Ompong Kala Lansia

    Gigi ompong merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dialami masyarakat Indonesia, terutama untuk lansia. Namun jangan khawatir. Gigi ompong saat tua bisa dicegah dengan berbagai cara mudah yang bisa Anda lakukan sejak muda.

    Apa yang menyebabkan gigi ompong pada lansia?

    lansia mulai ompong

    Penyebab gigi ompong ada banyak. Misalnya karena gigi yang berlubang sudah sangat rusak atau karena gusi dan jaringan sekitar giginya terinfeksi (penyakit periodontal) sangat parah sehingga harus dicabut. 

    Selain itu, ada beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko gigi tanggal seperti kebersihan gigi yang buruk, memiliki diabetes, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol. Trauma kepala, seperti saat kecelakaan bermotor, juga bisa menyebabkan gigi terlepas.

    Khususnya pada orang yang sudah berusia lanjut, gigi mereka bisa tanggal sendiri tanpa ada pemicunya. Hal ini disebabkan oleh penuaan alami, yang membuat tulang dan jaringan di sekitar gigi mengalami penipisan terus menerus.

    Akibatnya, sokongan tulang tidak cukup kuat lagi sehingga gigi terlepas sendiri atau harus dicabut.

    Umur berapa gigi manula biasanya mulai ompong?

    Gigi tanggal atau copot bisa terjadi di usia berapa saja. Namun, umumnya mulai banyak terjadi di usia 45 – 60 tahun.

    Menurut Riset Kesehatan Dasar pada 2007, 17,6% penduduk Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas sudah tidak memiliki gigi sama sekali.

    Selain gigi ompong, masalah kesehatan mulut dan gigi apalagi yang biasa menyerang lansia?

    Risiko gigi sensitif, sariawan, karang gigi, masalah akar gigi, penyakit periodontal, dan kanker di rongga mulut juga meningkat seiring bertambahnya usia.

    Orang-orang lansia juga rentan mengalami mulut kering karena produksi air liur berkurang secara alami. Hal ini dapat meningkatkan masalah mulut lainnya, seperti bau mulut dan gigi berlubang.

    Beragam risiko ini disebabkan oleh proses penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi organ, sistem imun, serta metabolisme tubuh.

    Selain itu, kemampuan gerak dan fungsi kognitif otak yang juga ikut menurun akan menghambat kemampuan lansia untuk rutin membersihkan gigi. Inilah yang dapat meningkatkan risiko gigi ompong pada lansia.

    Apakah gigi manula yang ompong harus selalu pakai gigi palsu?

    merawat gigi palsu

    Ya. Pemakaian gigi palsu pada lansia sangat direkomendasikan. Ini karena saat tua pun Anda tetap membutuhkan kerja mulut dan gigi untuk beraktivitas, misalnya makan dan minum serta berbicara meski sudah ompong.

    Bahkan sebelum berusia lanjut sekalipun, gigi ompong yang tidak digantikan gigi palsu bisa bikin penampilan estetika tubuh jadi kurang.

    Saat gigi Anda sudah banyak yang tanggal, beban mengunyah dalam mulut jadi tidak seimbang. Ini akan menyebabkan gigi lain yang masih utuh kemudian bergerak pindah ke gusi yang sudah tidak giginya.

    Alhasil, gigi yang berubah posisi tersebut akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit pada persendian rahang.

    Terlebih, gusi bekas gigi yang ompong juga akan kopong dan miring. Ini kemudian berisiko menjadi tempat penumpukan kotoran dan sisa makanan, yang dapat meningkatkan risiko infeksi gusi.

    Maka, pemasangan gigi palsu adalah solusi yang tepat untuk lansia yang sudah ompong, baik sebagian atau sudah seluruhnya. Gigi tiruan yang bagus juga dapat  menjaga kesehatan gusi.

    Jangan lupa untuk lepas gigi tiruan Anda sebelum tidur. Sikat gigi dulu sebelum dan setelah lepas gigi tiruan. Kemudian, bersihkan gigi tiruan dengan sikat gigi berbulu halus tanpa pasta gigi. Setelah bersih, tempatkan gigi palsu dalam wadah steril berisi air bersih. Lebih lanjut soal cara perawatan gigi palsu.

    Apabila gigi tiruan sudah tidak terasa nyaman, segera datang ke dokter gigi untuk diperbaiki.

    Tips merawat gigi yang tersisa saat sudah tua

    perubahan tubuh lansia

    Perawatan gigi lansia umumnya sama saja dengan perawatan gigi orang dewasa dan anak-anak. Kita harus menjaga kebersihan gigi dengan sikat gigi 2 kali dalam sehari dan rutin kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

    Penggunaan benang gigi sangat dianjurkan untuk membersihkan daerah sela-sela gigi untuk mengurangi risiko gigi berlubang dan penumpukan plak.

    Menggunakan obat kumur antiseptik juga sangat disarankan untuk mengurangi risiko radang gusi dan gigi berlubang. Namun, gunakan obat kumur yang bebas alkohol untuk mencegah mulut kering.

    Orang lanjut usia pun tetap harus menjaga pola makan yang baik demi menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Perbanyak makanan berserat dan hindari makanan manis yang dapat merusak gigi.

    Perbanyak juga minum air putih untuk menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan produksi air liur untuk menjaga kesehatan mulut.

    Yang bisa Anda lakukan sejak muda untuk mencegah gigi ompong

    Tidak mau berurusan dengan gigi ompong saat tua nanti? Anda bisa ikuti lima tips di bawah ini.

    1. Selalu menyikat gigi 2 kali sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur.
    2. Rutin periksa gigi 6 bulan sekali untuk mendeteksi penyakit gigi serta membersihkan karang gigi.
    3. Segera tangani masalah gigi dan gusi yang sudah terlanjur terjadi sampai benar-benar sembuh. Membiarkan gigi terus berlubang akan meningkatkan risiko Anda harus cabut gigi. Segera periksakan gigi bermasalah Anda ke dokter.
    4. Rutin periksakan kesehatan tubuh. Gigi goyang dan gigi ompong sering dipengaruhi oleh faktor pemicu lain, seperti diabetes atau hipertensi. Maka, cek kesehatan rutin sejak usia muda sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh serta gigi dan mulut.
    5. Hindari kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi seperti merokok yang berpengaruh buruk ke jaringan gusi dan masalah gigi lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    drg. Melia

    Gigi · Erha Derma Center Yogyakarta


    Tanggal diperbarui 22/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan