Salah satu tanda gangguan pada rongga mulut adalah munculnya lesi. Kondisi yang bisa terjadi pada jaringan lunak mulut ini dapat menimbulkan gejala yang beragam, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Ketahui beragam jenis lesi mulut dalam pembahasan berikut ini.
Beragam jenis lesi mulut dan penanganannya
Lesi mulut adalah sekumpulan kelainan atau perubahan jaringan yang bisa terjadi pada rongga mulut, termasuk bibir, gusi, lidah, atau pipi bagian dalam.
Kondisi ini akan ditandai dengan kemunculan luka, benjolan, dan bercak putih atau merah yang bisa disebabkan oleh gangguan mulut, mulai dari ringan hingga serius.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai macam-macam lesi pada mulut beserta dengan gejala dan langkah penanganannya.
1. Sariawan
Sariawan atau juga disebut sebagai stomatitis aftosa adalah jenis lesi mulut yang umum terjadi.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, sariawan diduga bisa muncul sebagai respons stres, cedera, perubahan hormonal, hingga kekurangan vitamin B dan zat besi.
Adapun, kemunculan sariawan di mulut dapat diketahui dari berbagai gejala berikut.
- Adanya luka dangkal berwarna putih atau kuning dengan bagian pinggir kemerahan.
- Luka terlihat pada bibir, lidah, atau pipi bagian dalam.
- Luka terasa nyeri, terutama saat berbicara dan makan.
Sariawan bisa hilang sendiri dalam satu atau dua minggu. Untuk mengurangi nyeri, Anda dapat berkumur dengan larutan garam untuk meredakan peradangan.
2. Herpes oral
Infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dapat menimbulkan lesi pada mulut. Kondisi ini dikenal sebagai herpes oral alias canker sore.
Herpes oral biasanya ditandai dengan luka lepuh kecil di sekitar bibir dan mulut. Luka lepuh ini bisa terasa sakit dan akan meninggalkan luka setelah pecah.
Di samping itu, Anda mungkin mendapati tanda dan gejala lain, seperti:
- rasa gatal pada kulit di sekitar mulut,
- bibir tampak bengkak,
- mulut kesemutan, serta
- penyebaran luka hingga gusi dan tenggorokan.
Pengobatan herpes oral melibatkan penggunaan obat antivirus, seperti acyclovir. Obat ini dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko penyebaran virus.
Karena penyakit infeksi ini gampang menular, hindari kontak langsung dengan luka dan berbagi perlengkapan pribadi dengan orang lain.
3. Kandidiasis oral
Kandidiasis oral disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida albicans di dalam mulut.
Kondisi ini rentan dialami oleh orang dengan sistem imun lemah, seperti bayi dan lansia. Orang yang baru saja menjalani pengobatan antibiotik jangka panjang juga berisiko mengalaminya.
Secara umum, infeksi jamur pada mulut dapat menimbulkan tanda dan gejala berupa:
- bercak putih di pipi bagian dalam, langit-langit mulut, hingga amandel,
- muncul rasa sakit dan perdarahan ringan saat bercak digosok,
- sudut bibir memerah dan pecah-pecah,
- mulut mati rasa, serta
- iritasi dan nyeri di bawah gigi palsu.
Untuk mengatasinya, dokter dapat meresepkan obat antibiotik, seperti nystatin dan miconazole. Obat berbentuk gel atau tetes ini digunakan beberapa kali sehari selama 7–14 hari.
4. Leukoplakia
Jenis lesi mulut lainnya adalah leukoplakia. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak putih atau abu-abu pada gusi, lidah, atau pipi bagian dalam.
Berbeda dari bercak akibat infeksi jamur, bercak leukoplakia memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
- bertekstur keras, tebal, dan dengan permukaan yang menonjol,
- ukuran dan bentuk plak yang tidak beraturan, serta
- terkadang permukaan plak terasa seperti berbulu (oral hairy leukoplakia).
Meski bercak tidak terasa sakit, lesi di mulut ini perlu diwaspadai. Dilansir dari Cleveland Clinic, kurang dari 15% kasus leukoplakia bisa berkembang menjadi kanker mulut.
Penanganan utama untuk leukoplakia yakni dengan mengurangi paparan pemicu iritasi, seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Jika bercak tidak kunjung membaik atau bertambah besar, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
5. Lichen planus oral
Lichen planus adalah penyakit kulit akibat peradangan kronis. Kondisi ini juga bisa terjadi pada lapisan mulut yang disebut juga lichen planus oral.
Gejala lichen planus oral umumnya bisa muncul pada pipi bagian dalam, lidah, bibir, serta gusi.
Tanda-tanda lesi mulut yang satu ini adalah:
- munculnya bercak atau garis putih kecil di dalam mulut,
- gusi bengkak dan tampak kemerahan,
- gusi mengelupas, serta
- ada luka yang terasa sakit dan menimbulkan sensasi terbakar.
Pengobatan lichen planus oral melibatkan obat kortikosteroid guna mengendalikan peradangan dan obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.
Selain itu, hindari konsumsi makanan pedas dan asam yang akan memperburuk iritasi di mulut.
6. Torus palatinus
Kebiasaan menggertakkan gigi dan penggunaan gigi palsu berisiko memicu munculnya lesi di mulut yang disebut sebagai torus palatinus.
Selain itu, benjolan di mulut akibat terbentuknya jaringan tulang ini juga dapat terjadi sejak lahir.
Beberapa tanda dan gejala torus palatinus umumnya berupa:
- satu atau lebih pertumbuhan benjolan di langit-langit mulut,
- kesulitan menggunakan kawat gigi atau gigi palsu,
- makanan tersangkut di langit-langit mulut,
- kesulitan berbicara, serta
- kesulitan mengunyah, menelan, atau menutup mulut.
Torus palatinus perlu diangkat melalui prosedur bedah mulut, terutama bila ukurannya lumayan besar sehingga mengganggu proses makan dan berbicara.
7. Kanker mulut
Kanker mulut adalah pertumbuhan sel-sel abnormal dan tidak terkontrol di dalam rongga mulut.
Penyakit kanker ini menyerang jaringan epitel mukosa pada mulut, seperti bibir, gusi, lidah, pipi bagian dalam, dasar mulut, dan langit-langit mulut.
Seiring dengan perkembangan penyakit, kanker mulut bisa menimbulkan gejala, meliputi:
- lesi mulut yang tidak kunjung sembuh dan makin parah seiring waktu,
- sensasi mati rasa pada mulut yang menyebar ke leher dan telinga,
- munculnya perdarahan pada luka di mulut,
- gigi goyang dan mudah lepas,
- kesulitan mengunyah, menelan, hingga berbicara, serta
- merasa mudah lelah dan berat badan turun drastis.
Tergantung lokasi pertumbuhan dan stadium kanker, penanganan kanker mulut bisa melibatkan operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
Lesi mulut kanker harus diobati dengan cepat. Oleh sebab itu, deteksi dini kanker amat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Seberapa umum kasus kanker mulut?
Menurut Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2022, kanker mulut menduduki peringkat ke-14 kasus kanker paling umum di Indonesia. Diketahui, jumlah kasus baru mencapai 6.515 kasus dengan angka kematian 3.546 jiwa. Cara mencegah lesi di rongga mulut
Pencegahan lesi mulut dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan mulut. Menghindari faktor risiko yang memicu terbentuknya lesi juga penting untuk Anda lakukan.
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah lesi di rongga mulut yang perlu diperhatikan.
- Menyikat gigi dua kali sehari serta memakai benang gigi dan obat kumur secara teratur.
- Menghindari kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.
- Menerapkan pola makan yang sehat dan mengandung gizi seimbang.
- Menghindari makanan atau minuman yang terlalu panas, pedas, serta asam yang bisa mengiritasi mulut.
- Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter gigi, minimal setiap enam bulan sekali.
- Mengelola stres dengan sebaik mungkin.
Menjaga kesehatan mulut dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi dapat mencegah terjadinya lesi mulut.
Apabila Anda mengalami lesi mulut yang tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Lesi mulut adalah kelainan atau perubahan jaringan yang dapat terjadi pada bibir, gusi, lidah, atau pipi bagian dalam.
- Beberapa jenis lesi mulut yang umum terjadi, seperti sariawan, herpes oral, kandidiasis oral, leukoplakia, lichen planus oral, torus palatinus, dan kanker mulut.
- Menjaga kebersihan mulut, menghindari faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan rutin dapat membantu mencegah munculnya kondisi tersebut.