backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Meski Berkhasiat, Waspada Juga Bahaya Mengonsumsi Madu Mentah

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Meski Berkhasiat, Waspada Juga Bahaya Mengonsumsi Madu Mentah

    Akhir-akhir ini, madu mentah menjadi sebuah tren di kalangan pecinta kesehatan dan bahan-bahan alami. Madu mentah dipercaya lebih sehat dan bermanfaat bagi tubuh karena masih mengandung berbagai zat asli yang kaya akan nutrisi dan tidak melalui proses kimia berlebihan. Oleh karena itu, banyak orang saat ini mulai beralih ke konsumsi madu mentah. Akan tetapi sebelum mengambil keputusan tersebut, alangkah baiknya jika Anda mempertimbangkan dulu apa saja kelebihan dan kekurangan madu mentah. Karena meskipun produk tersebut menawarkan segudang khasiat, masih ada bahaya madu mentah yang mengintai Anda dan keluarga. Efek samping tertentu bahkan bersifat fatal. Simak informasinya di bawah ini untuk mencari tahu lebih lanjut.

    Apa bedanya madu mentah dengan madu biasa?

    Yang membedakan madu mentah dengan madu biasa (sering juga disebut sebagai madu alami atau madu olahan) adalah proses pengolahannya. Untuk mengekstrak madu, sarang lebah yang sudah berisikan madu akan dipatahkan menjadi bagian-bagian kecil. Setelah itu sarang lebah akan diperas atau disaring agar cairan madunya terpisah. Madu yang dihasilkan inilah yang disebut sebagai madu mentah atau raw honey.

    Sementara itu kebanyakan madu yang dijual di toko-toko umumnya telah melalui berbagai proses tambahan seperti penyaringan, pasteurisasi, atau penambahan perasa seperti sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS). Proses tersebut menyebabkan hilangnya berbagai nutrisi asli yang terkandung dalam madu mentah, misalnya serbuk sari lebah, bakteri baik, dan berbagai jenis fitonutrien. Oleh karena itu, manfaat madu mentah diyakini jauh lebih banyak dan kuat dibanding madu biasa.

    Khasiat madu mentah

    Madu mentah menawarkan khasiat-khasiat tertentu yang mungkin tak akan Anda dapatkan dari konsumsi madu biasa. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda bisa mempertimbangkan untuk beralih mengonsumsi madu mentah.

    Menyediakan asupan mineral

    Madu yang tidak melalui proses pasteurisasi di mana madu akan dipanaskan untuk membunuh berbagai bakteri masih mengandung berbagai jenis mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut antara lain adalah zat besi, kalsium, kalium, dan vitamin B kompleks. Dengan asupan mineral yang cukup, kesehatan tulang pun terjaga dan metabolisme Anda akan semakin lancar. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menyeimbangkan kadar elektrolit dalam tubuh.

    Menyembuhkan luka

    Dibandingkan dengan madu biasa, madu mentah bekerja dengan lebih baik dalam menyembuhkan luka. Tingkat keasamannya yang cukup tinggi dan kandungan antibakteri bernama methylglyoxal mampu meningkatkan pH pada permukaan luka sehingga berbagai bakteri pun akan menjauh. Madu mentah juga lebih efektif daripada madu biasa sebagai antiseptik untuk membersihkan luka dan mencegah infeksi lebih jauh.  

    Mencegah radikal bebas

    Rutin mengonsumsi madu mentah akan memicu produksi antioksidan alami dalam tubuh. Antioksidan sendiri bertanggung jawab untuk mencegah radikal bebas yang datang dari polusi, paparan sinar matahari, dan zat-zat kimia. Radikal bebas sifatnya berbahaya karena mampu merusak dan membunuh sel-sel dalam tubuh serta menyebabkan penuaan dini.

    Mengendalikan tekanan darah dan kolesterol

    Madu mentah mampu membantu Anda mengendalikan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam tubuh. Tak seperti madu biasa, madu mentah bisa merangsang produksi kolesterol baik (HDL) sekaligus menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Tekanan darah dan kolesterol pun jadi lebih stabil dan Anda terhindar dari berbagai penyakit seperti serangan jantung atau stroke.

    Bahaya madu mentah yang mungkin terjadi

    Madu mentah memang memiliki berbagai khasiat dan kegunaan yang mujarab untuk berbagai penyakit yang Anda keluhkan. Akan tetapi, para ahli mengungkapkan bahwa madu yang tidak diolah secara sempurna juga berisiko bagi kesehatan. Berikut adalah berbagai risiko mengonsumsi madu mentah yang harus Anda cermati.

    Botulisme (keracunan bakteri)

    Madu mentah berpotensi mengandung spora bakteri botulisme. Bakteri tersebut berisiko menghasilkan racun dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit botulisme. Botulisme ditandai dengan kram perut, mual, diare, demam, muntah, mulut kering, dan otot melemah. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Para dokter di seluruh dunia tidak menganjurkan bayi dan balita untuk mengonsumsi madu mentah karena risiko botulisme pada anak jauh lebih tinggi. Orang-orang dengan penyakit autoimun, leukimia, AIDS, dan yang sistem kekebalan tubuhnya bermasalah juga tidak disarankan untuk mengonsumsi madu mentah.   

    Alergi

    Karena madu mentah masih memiliki kandungan serbuk sari asli, beberapa orang yang alergi terhadap serbuk sari bisa mengalami reaksi alergi tertentu. Reaksi alergi yang ditimbulkan antara lain sulit bernapas, tekanan darah menurun drastis, pusing, pingsan, gagal jantung, bahkan kematian. Reaksi lain yang dilaporkan oleh orang-orang yang tidak begitu sensitif terhadap alergen tersebut antara lain gatal, muncul ruam, dan pembengkakan.

    Keracunan

    Madu yang dihasilkan oleh lebah sangat dipengaruhi oleh bunga yang nektarnya diambil lebah. Beberapa jenis bunga tertentu dalam kelompok Rhododendron ternyata beracun bagi manusia. Jika lebah memproduksi madu yang berasal dari nektar bunga tersebut, Anda berisiko mengalami keracunan grayanotoxin, zat racun berbahaya dari bunga Rhododendron. Racun tersebut menyerang sistem saraf Anda. Dalam beberapa kasus, racun akan merusak sel-sel saraf otak sehingga menyebabkan hilangnya kendali terhadap berbagai fungsi tubuh yang diatur otak Anda. Grayanotoxin seharusnya ikut mati bersama dengan kuman dan bakteri dalam proses pasteurisasi. Namun, madu mentah tidak melalui proses tersebut sehingga racunnya tidak mati.  

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan