backup og meta

Bolehkah Diabetesi Mencoba Diet Intermittent Fasting?

Bolehkah Diabetesi Mencoba Diet Intermittent Fasting?

Intermittent fasting atau puasa berjangka merupakan salah satu jenis diet yang paling sehat. Namun, mengingat puasa dapat berpengaruh pada kadar gula darah, apakah intermittent fasting tergolong sebagai diet yang aman untuk pengidap diabetes?

Manfaat intermittent fasting untuk pengidap diabetes

apa itu intermittent fasting diet puasa

Intermittent fasting (IF) adalah pola makan dengan cara berpuasa selama jangka waktu tertentu, lalu diikuti dengan waktu makan seperti biasa.

Peralihan dari periode puasa ke periode makan bisa bervariasi, durasi puasa bisa berlangsung selama beberapa jam hingga hari.

Berbagai penelitian telah menemukan pengaruh intermittent fasting untuk pengidap diabetes melitus. Berikut sederet potensi manfaat yang telah terungkap sejauh ini.

1.  Mengurangi resistensi insulin

Resistensi insulin terjadi jika sel tubuh tidak merespons hormon insulin dengan baik. Glukosa pun menumpuk dalam darah dan kadar gula darah menjadi tinggi.

Hal tersebut bisa memperparah gejala pada pasien diabetes tipe 2.

Menurut sebuah studi dalam jurnal Hormone and Metabolic Research pada 2021, IF bisa mengurangi resistensi insulin pada pengidap diabetes tipe 2.

Dengan kata lain, IF membantu fungsi hormon insulin dalam mengubah gula darah menjadi energi.

2. Membantu mengelola diabetes

Penyakit diabetes memang tidak bisa disembuhkan, tetapi Anda dapat mengelolanya dengan mengontrol gula darah, menjaga berat badan, dan pola makan yang sehat.

Nah, intermittent fasting bermanfaat untuk pengidap diabetes karena bisa menurunkan kadar gula darah.

Menurut laporan dalam jurnal Clinical Diabetes and Endocrinology, IF bisa menurunkan kadar gula darah puasa, gula darah setelah makan, dan berat badan.

Hanya saja, studi tersebut tidak membahas seperti apa metode IF yang aman untuk diabetesi.

3. Menormalkan kadar gula darah untuk sementara

Sebuah laporan studi pada 2018 menemukan bahwa IF berpotensi membuat pasien diabetes mengalami remisi.

Remisi adalah kondisi ketika gula darah turun ke tingkat yang sehat sehingga pasien bisa lepas dari obat diabetes untuk sementara.

Pada laporan tersebut, pasien diabetes juga mengalami perkembangan dalam lingkar pinggang, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar HbA1C.

Dalam satu bulan, mereka pun tidak lagi perlu menggunakan insulin karena telah mencapai remisi.

Risiko intermittent fasting untuk pengidap diabetes

gejala hipoglikemia

Intermittent fasting mungkin dapat menimbulkan beberapa efek samping pada pengidap diabetes.

Jika asupan makanan Anda tiba-tiba menjadi lebih sedikit dari biasanya, gula rendah Anda bisa turun ke tingkat yang sangat rendah.

Kondisi yang dikenal sebagai hipoglikemia ini dapat menyebabkan:

  • gemetar,
  • menggigil,
  • berkeringat,
  • rasa lapar,
  • mual,
  • rasa kantuk,
  • sakit kepala,
  • jantung berdebar, serta
  • lesu dan tidak berenergi.

Di sisi lain, intermittent fasting juga berisiko untuk pasien diabetes karena bisa memicu hiperglikemia.

Hiperglikemia merupakan kondisi ketika gula darah naik ke tingkat yang berbahaya, misalnya karena Anda makan dalam jumlah banyak setelah periode puasa.

Hiperglikemia dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan hipoglikemia. Efek samping ini juga bisa meningkatkan risiko berbagai komplikasi diabetes.

Tips intermittent fasting yang aman untuk diabetesi

tes gula darah puasa

Intermittent fasting pada dasarnya merupakan diet yang aman bagi orang yang sehat, tapi memang cukup berisiko untuk pengidap diabetes.

Jika Anda tertarik mengikuti diet ini, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

1. Konsultasi ke dokter

Sebelum mulai melakukan IF, pastikan Anda berkonsultasi ke dokter untuk memastikan keamanannya.

Anda harus menjalani pengobatan diabetes sesuai anjuran, mengatur pola makan, dan memahami efek samping yang mungkin muncul.

2. Tentukan jenis IF yang cocok untuk Anda

Ada banyak cara melakukan diet puasa, misalnya dengan periode puasa selama 16 jam dan periode makan selama 8 jam.

Tanyakanlah pada dokter mana metode intermittent fasting yang paling cocok dan aman untuk pengidap diabetes.

3. Makan makanan yang sehat

Perbanyak mengonsumsi makanan yang baik untuk diabetesi, seperti buah, sayuran, karbohidrat kompleks, dan sumber protein.

Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan dan hindarilah makanan olahan.

4. Berhenti jika ada efek samping

Hipoglikemia dan hiperglikemia dapat berbahaya bagi pengidap diabetes.

Maka dari itu, berhentilah berpuasa bila Anda mulai mengalami efek samping seperti sakit kepala, lemas, mual, atau muntah.

Meski memiliki banyak manfaat, intermittent fasting merupakan metode diet yang cukup berisiko untuk pengidap diabetes.

Jika dokter mengizinkan Anda melakukan diet ini, Anda kemungkinan akan diminta untuk melakukannya sedikit demi sedikit.

Anda dapat mengawalinya dengan mengatur porsi makan, berpuasa selama beberapa jam saja, dan melakukan olahraga ringan untuk diabetesi.

Namun, ingatlah untuk berhenti bila Anda mulai mengalami efek samping.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Intermittent fasting: Surprising update – Harvard Health. (2018). Retrieved 28 January 2022, from https://www.health.harvard.edu/blog/intermittent-fasting-surprising-update-2018062914156

Hypoglycemia (Low Blood Glucose) | ADA. (2022). Retrieved 28 January 2022, from https://www.diabetes.org/healthy-living/medication-treatments/blood-glucose-testing-and-control/hypoglycemia

Hyperglycaemia (high blood sugar). (2017). Retrieved 28 January 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/high-blood-sugar-hyperglycaemia/

Rohner, M., Heiz, R., Feldhaus, S., & Bornstein, S. (2021). Hepatic-Metabolite-Based Intermittent Fasting Enables a Sustained Reduction in Insulin Resistance in Type 2 Diabetes and Metabolic Syndrome. Hormone And Metabolic Research, 53(08), 529-540. https://doi.org/10.1055/a-1510-8896

Albosta, M., & Bakke, J. (2021). Intermittent fasting: is there a role in the treatment of diabetes? A review of the literature and guide for primary care physicians. Clinical Diabetes And Endocrinology, 7(1). https://doi.org/10.1186/s40842-020-00116-1

Grajower, M., & Horne, B. (2019). Clinical Management of Intermittent Fasting in Patients with Diabetes Mellitus. Nutrients, 11(4), 873. https://doi.org/10.3390/nu11040873

Furmli, S., Elmasry, R., Ramos, M., & Fung, J. (2018). Therapeutic use of intermittent fasting for people with type 2 diabetes as an alternative to insulin. BMJ Case Reports, bcr-2017-221854. https://doi.org/10.1136/bcr-2017-221854

Versi Terbaru

07/02/2022

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Penyebab Diabetes Paling Umum, dari Faktor Genetik hingga Pola Makan

Pola Makan Diabetes Tipe 1 agar Gula Darah Tetap Terjaga


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/02/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan