Sistem imun merupakan faktor penting dalam mencegah terjadinya infeksi. Ini karena hampir tiap saat tubuh bisa terpapar kuman penyakit. Namun, tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang mampu melindungi tubuh dari infeksi, seperti penyandang diabetes, baikdiabetes tipe 1 maupundiabetes tipe 2.
Kenapa diabetes membuat penderitanya mudah kena infeksi?
Peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol (hiperglikemia) pada penderita diabetes menyebabkan respons sistem imun melambat saat terpapar kuman penyakit.
Jurnal dalam BMC infectious diseases (2018) menjelaskan kondisi hiperglikemia juga cenderung menguntungkan bagi kuman karena kadar glukosa tinggi meningkatkan kemampuan kuman untuk tumbuh dan menyebar lebih cepat.
Hiperglikemia juga meningkatkan peluang infeksi dengan cara menghambat aliran darah ke setiap permukaan tubuh.
Dengan adanya luka terbuka, infeksi lebih mudah terjadi karena distribusi zat gizi yang diperlukan untuk penyembuhan dan melawan kuman menjadi terhambat.
Permukaan kulit yang kekurangan zat gizi akan menjadi mudah kering. Kulit pun lebih mudah menjadi “pintu masuk” bagi kuman untuk masuk ke tubuh.
Jenis infeksi yang rentan dialami penyandang diabetes
Infeksi pada penyandang diabetes memiliki pola yang khas karena hampir hanya ditemukan pada orang yang mempunyai penyakit ini.
Pada dasarnya, infeksi lebih mudah terjadi pada kulit dan rongga hidung dan telinga pada bagian kepala. Namun, infeksi juga mungkin terjadi pada saluran kencing bahkan pada ginjal.
Jenis infeksi yang bisa terjadi pada penyandang diabetes di antaranya sebagai berikut.
1. Otitis eksterna
Infeksi ini sering terjadi pada saluran telinga bagian luar dan dapat menyerang ke bagian dalam telinga, terutama pada bagian tulang rawan dan tulang keras di sekitar telinga.
Jenis infeksi ini juga sering ditandai dengan rasa nyeri pada telinga dan disertai munculnya cairan yang keluar dari dalam rongga telinga.
2. Rhinocerebral mucormycosis
Jenis infeksi langka ini disebabkan oleh beberapa jamur yang dapat ditemukan pada permukaan hidung dan sekitar sinus.
Jamur ini dapat menyebar ke jaringan sekitarnya, terutama pembuluh darah, dengan cara merusak jaringan dan mematikan sel serta menimbulkan erosi pada tulang wajah.
Penyakit ini muncul ketika kadar gula darah penderita tidak terkendali, terutama jika disertai kondisiketoasidosis atau tingginya kadar keton (asam hasil pembakaran lemak menjadi energi) di dalam tubuh.
Gejala utama yang ditimbulkan adalah rasa nyeri sekitar hidung, pembengkakan, dan munculnya darah kehitaman dari area hidung.
3. Infeksi saluran kemih
Selain di telinga dan saluran pernapasan atas, penyandang diabetes juga berisiko mengalami infeksi di sepanjang saluran kemih (ISK).
ISK bisa berawal dari infeksi bakteri pada urine (bakteriuria), terbentuknya nanah dalam urin (pyuria), radang kandung kemih (sistitis), dan infeksi saluran kencing atas.
Penyebab ISK adalah bakteri yang menginfeksi saluran kencing, terutama di sekitar kandung kemih, dan dapat menimbulkan infeksi ginjal (pyelonephritis).
Penyakit infeksi ginjal adalah kondisi yang fatal karena dapat menimbulkangagal ginjal.
4. Infeksi kulit dan jaringan halus
Pada penyandang diabetes, infeksi kulit dapat muncul secara tiba-tiba, terutama jika gula darah tidak terkontrol.
Infeksi bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, tetapi lebih sering terjadi pada bagian kaki.
Saat tingginya gula darah mengganggu aliran darah di jaringan saraf (neruropati diabetik), penyandang diabetes biasanya sudah tidak begitu peka merasakan sensasi di kedua kakinya.
Kondisi ini membuat penyandang diabetes lebih berisiko mengalami infeksi kulit karena tidak menyadari ketika kaki terluka atau sekadar lecet.
Bagaimana cara mencegah infeksi pada penderita diabetes?
Ada beberapa cara untuk mencegah infeksi pada penderita diabetes, di antaranya adalah sebagai berikut.
Salah satu langkah mudah penderita diabetes untuk mencegah infeksi diabetes adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.
Hindari adanya luka terbuka pada bagian tubuh mana pun, terutama pada bagian kaki.
Gunakan alas kaki diabetes yang berukuran pas, tidak terlalu ketat, dan alas yang empuk untuk menghindari terjadinya gesekan atau lecet di kaki.
Jaga kebersihan alat genital dan tidak sering menahan buang air kecil terlalu lama untuk mencegah infeksi saluran kemih.
Penyandang diabetes juga harus mampu memantau munculnya gejala infeksi sejak dini agar dapat mencegah infeksi meluas dan memperparah gejalanya.
Jika muncul gejala infeksi diabetes seperti rasa nyeri yang tidak normal, kemerahan,demam, dan munculnya nanah atau bau tidak sedap dari tubuh, segera lakukan pemeriksaan dan pengobatan dini.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Abu-Ashour, W., Twells, L. K., Valcour, J. E., & Gamble, J. M. (2018). Diabetes and the occurrence of infection in primary care: a matched cohort study. BMC infectious diseases, 18(1), 67. https://doi.org/10.1186/s12879-018-2975-2.
Casqueiro, J., Casqueiro, J., & Alves, C. (2012). Infections in patients with diabetes mellitus: A review of pathogenesis. Indian journal of endocrinology and metabolism, 16 Suppl 1(Suppl1), S27–S36. https://doi.org/10.4103/2230-8210.94253.
Martin, E. T., Kaye, K. S., Knott, C., Nguyen, H., Santarossa, M., Evans, R., Bertran, E., & Jaber, L. (2016). Diabetes and Risk of Surgical Site Infection: A Systematic Review and Meta-analysis. Infection control and hospital epidemiology, 37(1), 88–99. https://doi.org/10.1017/ice.2015.249.
Prevent diabetes problems: Keep your feet and skin healthy. (2008). National Diabetes Information Clearinghouse. Retrieved April 6, 2022 from, https://www.niddk.nih.gov/-/media/Files/Diabetes/LP_PDP5_Feet_Skin_Healthy_T_508.pdf
Versi Terbaru
17/05/2022
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehdr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD