Peningkatan kadar gula di dalam aliran darah pada pasien diabetes melitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk kulit melepuh. Apakah kondisi lepuh diabetes ini berbahaya dan bagaimana cara mengobatinya? Simak ulasannya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Peningkatan kadar gula di dalam aliran darah pada pasien diabetes melitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk kulit melepuh. Apakah kondisi lepuh diabetes ini berbahaya dan bagaimana cara mengobatinya? Simak ulasannya berikut ini.
Diabetesi cenderung lebih rentan terkena penyakit kulit akibat diabetes, termasuk lepuh atau lenting. Kondisi ini terbilang jarang, tetapi bisa terjadi secara tiba-tiba.
Lepuh diabetes dalam istilah medis dikenal sebagai bullosis diabeticorum atau bulosa diabetes. Masalah kulit ini bisa terjadi tanpa peradangan (inflamasi).
Penyakit ini cenderung muncul pada penyakit diabetes yang tidak terkontrol, sudah berlangsung lama, atau terjadi bersamaan dengan komplikasi lain, termasuk neuropati diabetik.
Meskipun begitu, masalah kulit ini juga bisa sebagian orang alami sebagai pertanda awal dari diabetes atau prediabetes.
Kondisi ini terbilang jarang terjadi. Sebuah artikel dalam Clinical Diabetes menyebutkan bulosa diabetes hanya mempengaruhi 0,5 persen orang dengan diabetes tipe 1, terutama pada pria.
Lepuh diabetes umumnya terjadi pada bagian jari dan punggung tangan atau telapak kaki, bahkan mungkin pada lengan dan tungkai.
Masalah kulit ini hampir mirip kulit melepuh akibat luka bakar. Namun, ada sejumlah perbedaan tanda dan gejalanya meliputi:
Kondisi ini umumnya akan hilang sendiri tanpa menimbulkan luka. Sebaiknya, konsultasikan ke dokter apabila timbul kemerahan, gatal, atau bengkak yang bisa menyebabkan luka.
Menurut American Diabetes Association, lepuh dapat sembuh tanpa pengobatan dalam tiga minggu atau lebih. Hal ini umumnya tidak akan meninggalkan luka pada kulit Anda.
Walaupun komplikasi diabetes ini tergolong ringan, Anda perlu mempertimbangkan pengobatan untuk mencegah infeksi yang parah.
Hindari menusuk atau memecahkan lepuhan sendiri. Anda bisa menutupi bagian kulit yang melepuh dengan perban untuk melindunginya dari risiko pecah atau tergores.
Apabila lepuhan menimbulkan gejala, seperti kemerahan dan bengkak, dokter bisa melakukan prosedur untuk mengeringkan lepuh diabetes dengan teknik steril.
Dokter akan menggunakan jarum kecil untuk mengalirkan cairan, tapi tetap menyisakan bagian kulit terluarnya untuk mengurangi risiko infeksi.
Setelah itu, dokter akan meresepkan salep antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Dokter juga mungkin meresepkan salep kortikosteroid jika Anda merasakan gatal yang parah.
Namun yang terpenting, cara mengobati lepuh diabetes dan komplikasi lainnya adalah dengan mengontrol kadar gula darah sesuai anjuran dokter.
Pasien diabetes perlu menjaga kadar gula darah tetap terkendali, salah satunya dengan melakukan pengobatan diabetes yang telah dokter resepkan.
Selain itu, diabetesi juga perlu melakukan perubahan pola makan, olahraga, menghindari stres, dan mengecek gula darah secara rutin.
Beberapa tips perawatan kulit diabetes juga perlu Anda lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi seperti berikut ini.
Langkah-langkah perawatan di atas dapat membantu mencegah timbulnya lepuh, yang bila tidak segera diobati bisa berkembang menjadi luka diabetes (ulkus diabetikum).
Apabila lepuh diabetes terjadi berulang dan tidak mampu mengatasinya sendiri, lebih baik konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi terbaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar