backup og meta

Kulit Melepuh karena Diabetes? Ini Penjelasan dan Pengobatannya

Kulit Melepuh karena Diabetes? Ini Penjelasan dan Pengobatannya

Peningkatan kadar gula di dalam aliran darah pada pasien diabetes melitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk kulit melepuh. Apakah kondisi lepuh diabetes ini berbahaya dan bagaimana cara mengobatinya? Simak ulasannya berikut ini. 

Kenapa diabetes menyebabkan kulit melepuh?

luka kulit melepuh lepuhan di tangan

Diabetesi cenderung lebih rentan terkena penyakit kulit akibat diabetes, termasuk lepuh atau lenting. Kondisi ini terbilang jarang, tetapi bisa terjadi secara tiba-tiba.

Lepuh diabetes dalam istilah medis dikenal sebagai bullosis diabeticorum atau bulosa diabetes. Masalah kulit ini bisa terjadi tanpa peradangan (inflamasi). 

Penyakit ini cenderung muncul pada penyakit diabetes yang tidak terkontrol, sudah berlangsung lama, atau terjadi bersamaan dengan komplikasi lain, termasuk neuropati diabetik.

Meskipun begitu, masalah kulit ini juga bisa sebagian orang alami sebagai pertanda awal dari diabetes atau prediabetes.

Kondisi ini terbilang jarang terjadi. Sebuah artikel dalam Clinical Diabetes menyebutkan bulosa diabetes hanya mempengaruhi 0,5 persen orang dengan diabetes tipe 1, terutama pada pria.

Tanda dan gejala lepuh diabetes

Lepuh diabetes umumnya terjadi pada bagian jari dan punggung tangan atau telapak kaki, bahkan mungkin pada lengan dan tungkai.

Masalah kulit ini hampir mirip kulit melepuh akibat luka bakar. Namun, ada sejumlah perbedaan tanda dan gejalanya meliputi:

  • berukuran sampai dengan 15 cm,
  • tidak sakit, memerah, atau bengkak,
  • memiliki bentuk tidak beraturan,
  • berisi cairan bening (lenting), dan
  • jarang muncul lepuhan tunggal dan lebih sering berkelompok.

Kondisi ini umumnya akan hilang sendiri tanpa menimbulkan luka. Sebaiknya, konsultasikan ke dokter apabila timbul kemerahan, gatal, atau bengkak yang bisa menyebabkan luka.

Cara mengatasi lepuh diabetes

Luka perlu diperban

Menurut American Diabetes Association, lepuh dapat sembuh tanpa pengobatan dalam tiga minggu atau lebih. Hal ini umumnya tidak akan meninggalkan luka pada kulit Anda.

Walaupun komplikasi diabetes ini tergolong ringan, Anda perlu mempertimbangkan pengobatan untuk mencegah infeksi yang parah.

Hindari menusuk atau memecahkan lepuhan sendiri. Anda bisa menutupi bagian kulit yang melepuh dengan perban untuk melindunginya dari risiko pecah atau tergores.

Apabila lepuhan menimbulkan gejala, seperti kemerahan dan bengkak, dokter bisa melakukan prosedur untuk mengeringkan lepuh diabetes dengan teknik steril. 

Dokter akan menggunakan jarum kecil untuk mengalirkan cairan, tapi tetap menyisakan bagian kulit terluarnya untuk mengurangi risiko infeksi.

Setelah itu, dokter akan meresepkan salep antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Dokter juga mungkin meresepkan salep kortikosteroid jika Anda merasakan gatal yang parah.

Namun yang terpenting, cara mengobati lepuh diabetes dan komplikasi lainnya adalah dengan mengontrol kadar gula darah sesuai anjuran dokter. 

Cara mencegah kulit melepuh pada pasien diabetes

Pasien diabetes perlu menjaga kadar gula darah tetap terkendali, salah satunya dengan melakukan pengobatan diabetes yang telah dokter resepkan.

Selain itu, diabetesi juga perlu melakukan perubahan pola makan, olahraga, menghindari stres, dan mengecek gula darah secara rutin.

Beberapa tips perawatan kulit diabetes juga perlu Anda lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi seperti berikut ini.

  • Lebih sering mengoleskan pelembab kulit (moisturizer) saat kulit terasa kering dan gatal.
  • Pilih produk sabun mandi dengan bahan lembut dan tidak menimbulkan iritasi kulit.
  • Hindari berendam atau mandi dengan air hangat bersuhu lebih tinggi dari 48 derajat Celcius lebih dari 10–15 menit.
  • Jaga kondisi kulit tetap kering dan bersih, terutama pada bagian lipatan tubuh, seperti sela-sela jari, ketiak, dan bawah payudara.
  • Segera obati luka atau goresan kulit dengan sabun dan air bersih, gunakan salep antibiotik jika telah diresepkan oleh dokter.
  • Perhatikan kondisi kaki setiap hari untuk melihat apakah terdapat lecet, luka, kapalan, atau telapak kaki pecah-pecah. Gunakan sepatu khusus diabetes untuk mencegah kondisi ini.

Langkah-langkah perawatan di atas dapat membantu mencegah timbulnya lepuh, yang bila tidak segera diobati bisa berkembang menjadi luka diabetes (ulkus diabetikum).

Apabila lepuh diabetes terjadi berulang dan tidak mampu mengatasinya sendiri, lebih baik konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi terbaik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Skin Complications. American Diabetes Association. Retrieved 11 October 2021, from https://www.diabetes.org/diabetes/complications/skin-complications

Bullous Disease of Diabetes (Bullosis Diabeticorum): Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Medscape. (2019). Retrieved 11 October 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1062235-overview#showall

Bullous Disease of Diabetes (Bullosis Diabeticorum) Treatment & Management. Medscape. (2019). Retrieved 11 October 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1062235-treatment#showall

Chatterjee, D., Radotra, A., Radotra, B. D., & Handa, S. (2017). Bullous Diabeticorum: A Rare Blistering Manifestation of Diabetes. Indian dermatology online journal, 8(4), 274–275. https://doi.org/10.4103/idoj.IDOJ_340_16

Duff, M., Demidova, O., Blackburn, S., & Shubrook, J. (2015). Cutaneous Manifestations of Diabetes Mellitus. Clinical Diabetes, 33(1), 40-48. https://doi.org/10.2337/diaclin.33.1.40

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

12 Gejala Umum Diabetes yang Bisa Dikenali Sejak Dini

4 Langkah Mudah Mengatasi Kulit Gatal karena Diabetes


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan