Glaukoma menjadi komplikasi diabetes pada mata yang paling umum ditemui. Gangguan mata ini lama-kelamaan bisa menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan dari kondisi ini?
Bagaimana diabetes menyebabkan glaukoma?
Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan saraf optik mata. Kondisi ini dapat terjadi saat adanya penumpukan cairan berlebihan pada bola mata.
Mata akan menghasilkan cairan untuk mengisi bagian di dalamnya. Cairan baru akan masuk, sedangkan cairan lainnya akan meninggalkan mata melalui saluran drainase.
Umumnya, glaukoma akan menyebabkan saluran drainase ini tersumbat dan cairan terperangkap.
Kelebihan cairan di bagian dalam ini dapat meningkatkan tekanan pada mata.
Pada akhirnya, hal ini bisa merusak pembuluh darah dan saraf optik di indra penglihatan Anda.
Salah satu komplikasi diabetes pada mata yakni retinopati diabetik dapat meningkatkan risiko Anda mengalami glaukoma.
Retinopati diabetik menyebabkan pembuluh darah di retina mata lemah dan rusak. Hal ini akan memicu pertumbuhan pembuluh darah abnormal.
Pembuluh darah ini kemungkinan bisa menghalangi saluran drainase alami mata. Alhasil, tekanan di dalam mata meningkat dan menyebabkan terjadinya glaukoma.
Gejala glaukoma pada pasien diabetes
Pada tahapan awal, glaukoma sering kali menimbulkan sedikit gejala sehingga orang dengan diabetes kebanyakan tidak menyadarinya.
Glaukoma akan menyebabkan perubahan bertahap pada penglihatan Anda. Jika tidak segera diobati, kondisi ini mungkin menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.
Selain itu, masing-masing jenis glaukoma juga akan menimbulkan tanda dan gejala yang bervariasi seperti berikut ini.
1. Glaukoma sudut terbuka
Jenis glaukoma yang paling umum ditemui, yang ditandai dengan saluran atau sudut drainase mata yang terbuka.
Meski terbuka, cairan mata tidak mengalir karena adanya sumbatan.
Beberapa gejala dari glaukoma sudut terbuka, antara lain:
- penurunan penglihatan bagian samping mata,
- penglihatan seperti dalam terowongan gelap (tunnel vision),
- sakit kepala parah,
- nyeri pada mata, serta
- mual dan muntah.
2. Glaukoma sudut tertutup
Jenis glaukoma ini terjadi saat bagian iris mata menonjol keluar, yang menyebabkan timbulnya penyumbatan pada sudut antara iris dan kornea.
Orang dengan diabetes umumnya mengalami glaukoma sudut tertutup kronis dan gejalanya terus berkembang dari waktu ke waktu, seperti:
- nyeri mata,
- sakit kepala parah,
- pandangan kabur dan berkabut,
- melihat lingkaran cahaya saat menatap lampu,
- mual dan muntah, serta
- mata merah.
3. Glaukoma neovaskular
Jenis glaukoma ini disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada mata.
Pembuluh darah abnormal akan menghalangi cairan mata masuk ke saluran drainase.
Gejala dari glaukoma neovaskular hampir mirip dengan jenis lainnya, termasuk:
- sakit atau nyeri mata,
- penglihatan kabur, dan
- mata merah.
Diagnosis dan pengobatan glaukoma diabetes
Apabila Anda terkena diabetes dan mengalami sejumlah gejala di atas, lebih baik konsultasikan ke dokter.
Dokter spesialis mata dapat mendiagnosis glaukoma pada pasien diabetes.
Dokter akan melakukan prosedur tes tonometri nonkontak (pneumotonometri) untuk mengukur tekanan di dalam bola mata (intraokular).
Saat menjalani prosedur ini, udara akan diembuskan ke bagian depan mata guna membantu meratakan kornea mata anda.
Setelah itu, mesin akan mengukur ketahanan mata terhadap embusan udara.
Selain tes tonometri, dokter juga dapat menguji bidang penglihatan dan memeriksa saraf optik mata untuk hasil diagnosis yang lebih baik.
Jika Anda memiliki glaukoma, dokter spesialis mata dapat memberikan pengobatan meliputi pemberian obat dan prosedur medis tertentu.
1. Obat tetes mata
Glaukoma pada pasien diabetes umumnya diobati dengan obat tetes untuk meredakan tekanan mata.
Berikut beberapa obat tetes mata khusus yang umum diresepkan dokter.
- Antagonis adrenergik, seperti betaxolol hidroklorida atau timolol.
- Penghambat karbonik anhidrase, seperti brinzolamide atau dorzolamide.
- Golongan analog prostaglandin, seperti latanoprost, bimatoprost atau travoprost.
Dokter akan memberi tahu mengenai obat tetes mata mana yang sesuai dengan kondisi Anda. Terlebih, obat ini mungkin bereaksi dengan pengobatan diabetes.
2. Prosedur laser atau operasi
Jika pemberian obat tetes mata tidak menunjukkan perbaikan gejala, dokter dapat menyarankan prosedur laser, operasi trabekulektomi, atau implan glaukoma.
Laser
Prosedur yang bertujuan membantu menghilangkan kelebihan cairan dari bola mata dengan memperbaiki sudut drainase.
Glaukoma sudut terbuka diobati dengan trabekuloplasti, sedangkan glaukoma sudut tertutup akan menjalani iridotomi.
Trabekulektomi
Tindakan operasi dengan membuat sayatan kecil pada bagian putih mata dan pembuatan kantong yang disebut filtration bleb.
Kelebihan cairan akan mengalir melalui sayatan ke kantong, lalu kembali diserap tubuh.
Implan glaukoma
Perangkat drainase glaukoma berupa tabung kecil akan diletakkan pada mata.
Hal ini membantu mengalirkan kelebihan cairan untuk kembali diserap melalui pembuluh darah.